Wisuda Akbar ke-137, UIN Jakarta Bergema Serukan Keadilan dan Ikrar Kebangsaan

Wisuda Akbar ke-137, UIN Jakarta Bergema Serukan Keadilan dan Ikrar Kebangsaan

Auditorium Harun Nasution, Berita UIN Online - Di Tengah suasana wisuda UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, podium kehormatan tidak hanya menjadi saksi perayaan kelulusan, tetapi juga panggung seruan kebangkitan. Wisuda Akbar ke-137 kali ini bukan sekedar bukti keberhasilan pendidikan mahasiswa, namun sekaligus menjadi momentum untuk menggugah nurani. Ketika rakyat, dan mahasiswa turun ke jalan untuk menuntut keadilan, para sarjana baru dituntut untuk memilih apakah hanya berdiam dengan gelar di atas kertas, atau berdiri tegas menjadi pembela kebenaran.

Dari podium itu, lantang dikumandangkan ikrar keberpihakan pada rakyat, seruan hidup untuk demokrasi, dan doa agar negeri ini terhindar dari kezaliman. Wisuda pun berubah menjadi orasi perlawanan, menyerukan bahwa ilmu bukan hanya untuk diri sendiri, melainkan untuk bangsa dan keadilan.

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar prosesi wisuda yang tidak hanya menjadi momentum perayaan kelulusan, tetapi juga ajang refleksi kebangsaan. Dalam orasi yang menggugah, para wisudawan diajak untuk tidak hanya berbangga dengan gelar akademik, melainkan turut mengambil peran sebagai saksi sejarah dan agen perubahan di tengah kegelisahan bangsa. Melalui ikrar dan doa bersama, wisuda ini mengobarkan semangat keberpihakan pada rakyat, penegakan keadilan, serta pengabdian ilmu demi persatuan dan kemajuan Indonesia.

Berikut lampiran teks orasi Seruan Keadilan dan Ikrar Kebangsaan wisudawan/wati ke-137 UIN Jakarta:

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Yang kami hormati, para pendidik bangsa, orang tua, hadirin, serta para wisudawan UIN Jakarta dan putra-putri terbaik bangsa Indonesia.

Hari ini, kita berdiri tegak di podium kehormatan wisuda. Hari ini kita merayakan kelulusan. Namun, di luar gedung ini, rakyat berteriak di jalanan. Suara mahasiswa menggema di depan gedung-gedung kekuasaan. Ada kegelisahan yang tidak bisa kita abaikan.

Saudara-saudaraku,
Bangsa ini sedang diuji!
Ujian itu bukan hanya soal ekonomi yang sulit, bukan hanya soal lapangan kerja yang sempit.
Tapi ujian tentang apakah keadilan benar-benar ditegakkan di negeri ini!

 

Ketika rakyat berteriak karena harga kebutuhan pokok melambung tinggi,
Ketika mahasiswa turun ke jalan membawa aspirasi rakyat kecil,
Ketika demokrasi dipertaruhkan,
Maka kita harus bertanya:
Apakah kita masih hidup dalam cita-cita 1945?
Atau kita sedang diseret kembali pada penjajahan oleh ketidakadilan?

 

Para wisudawan,
Kita bukan hanya sarjana. Kita adalah saksi sejarah. Hari ini, bangsa ini butuh anak-anak mudanya untuk berani berdiri, berani bersuara, berani melawan ketidakadilan.

 

Apakah kita rela gelar sarjana ini hanya jadi simbol di atas kertas, sementara bangsa kita terpuruk dalam ketidakadilan sosial?

Apakah kita rela rakyat terus menjerit, sementara segelintir orang hidup mewah dengan mengkhianati keadilan?

Jika mahasiswa di jalan berteriak:
“Hidup rakyat!”

 

Maka kita pun di podium ini harus lantang menyerukan: “Hidup mahasiswa!, Hidup perempuan yang melawan!, Hidup Rakyat Indonesia!, Hidup demokrasi!, Hidup Keadilan!”

 

Para wisudawan UIN Jakarta, mari kita berikrar 

  • Kami Wisudawan/Wisudawati dan Sivitas UIN Jakarta berikrar menjunjung tinggi kejujuran, ilmu, dan nurani di tengah maraknya ketidakadilan dan hilangnya kepercayaan pada lembaga kebenaran.
  • Kami Wisudawan/Wisudawati dan Sivitas UIN Jakarta berjanji berpihak pada rakyat, menyuarakan yang dibungkam, dan menggunakan ilmu untuk membebaskan, memajukan, serta mempersatukan bangsa.
  • Kami Wisudawan/Wisudawati dan Sivitas UIN Jakarta bertekad menjaga api pengetahuan, mengabdi pada negeri, dan melawan segala bentuk ketidakadilan.

Saudara-saudaraku, sebelum kita menutup orasi ini, mari kita panjatkan doa untuk negeri tercinta:

Ya Allah,
Engkau yang Maha Mengetahui isi hati dan kegelisahan hamba-Mu.
Kami memohon, ya Allah, lindungilah bangsa Indonesia dari segala bentuk ketidakadilan, kezaliman, dan penyalahgunaan kekuasaan.
Jauhkan negeri ini dari perpecahan, dari kebencian, dan dari tangan-tangan yang khianat kepada rakyat.

 

Ya Allah, karuniakan kepada para pemimpin kami hati yang jujur, amanah, dan takut kepada-Mu.
Bimbinglah mereka untuk menegakkan keadilan, menyejahterakan rakyat, dan menjaga amanat kemerdekaan.

 

Ya Allah, berkahilah para wisudawan dan wisudawati UIN Jakarta hari ini.
Jadikanlah kami generasi yang membawa cahaya ilmu, menegakkan kebenaran, dan menjadi pelita harapan bagi bangsa ini.

 

Ya Allah, berkahilah para wisudawan dan wisudawati UIN Jakarta hari ini. Jadikanlah kami generasi yang membawa cahaya ilmu, menegakkan kebenaran, dan menjadi pelita harapan bagi bangsa ini.

Ya Allah, jadikanlah negeri ini baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur, negeri yang damai, sejahtera, adil, dan penuh ampunan-Mu.

آمِيْن يَا رَبَّ الْعَالَمِيْنَ

 

Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Jakarta, 31 Agustus 2025
Atas Nama,
Wisudawan/wati UIN Jakarta ke-137

 

(Meisa Aqilah N.H./Fauziah M./Zaenal M./Nabila Azzahra S./Foto: M. Ghifari Rahman, Tiara Abdhie, Aqilah Qurrotulaini)

Tag :