Webinar PSGA UIN Jakarta: Beban Perempuan di Masa Pandemi Bertambah
Gedung Rektorat, BERITA UIN Online—Beban perempuan di masa pandemi Corona atau Covid 19 makin bertambah. Selain kehilangan pekerjaan sebagai sumber pendapatan atau tetap bekerja di rumah, mereka juga harus berbagi tenaga untuk mengerjakan tugas-tugas rutin rumah tangga dan menggantikan peran pendidik bagi anak-anak menyusul kebijakan belajar di rumah.
Demikian benang merah webinar Pusat Studi Gender dan Anak atau PSGA UIN Jakarta, Kamis (23/7/2020). Webinar yang dibuka Rektor Prof. Dr. Hj. Amany Lubis MA dan menghadirkan narasumber Menteri Ketenagakerjaan (Menaker) Dr. Hj. Ida Fauziyah ini diikuti para akademisi-profesional dari berbagai institusi.
Dalam paparannya, Menaker mengungkapkan, penyebaran virus Corona tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan. Massifnya sebaran juga berdampak pada sektor-sektor lain, terutama sektor pendidikan dan ekonomi.
Dampak sektor ekonomi, jelasnya, berpengaruh besar pada serapan angkatan kerja nasional. “Turbulensi ekonomi berdampak pada sektor ketenagakerjaan. Ada sekitar 1 juta pekerja (terdampak, red.). Dari jumlah tersebut, ada 571 ribu pekerja perempuan terdampak pandemi,” paparnya.
Kondisi ketenagekerjaan demikian, lanjutnya, ikut mempengaruhi beban perempuan di rumah masing-masing. Setelah pandemi, mereka diharuskan mengalokasikan waktu dan tenaga lebih banyak dalam mengerjakan pekerjaan rumah tangga sekaligus menggantikan tugas guru dalam mengajar anak-anak.
Menyikapi kondisi demikian, sambung Menaker, perempuan didorong untuk lebih mengoptimalkan pekerjaan paruh waktu berbasis digital seperti e-commerce. Dengan begitu, perempuan memiliki sumber pendapatan jika memilih pekerjaan dengan waktu lebih fleksibel.
Lainnya, perempuan juga perlu memanfaatkan jaminan sosial sebagai perlindungan diri sewaktu-waktu terdampak pekerjaan dan kesehatannya. “Peningkatan kompetensi juga perlu dilakukan agar lebih mandiri,” paparnya.
Pemerintah melalui Kementerian Ketenagakerjaan, sambungnya, juga menawarkan berbagai program pemberdayaan yang bisa diikuti para perempuan. Program-program ini diberikan dalam bentuk pelatihan berbasis kompetensi, kewirausahaan, dan pelatihan online melalui skema Kartu Prakerja pada platform Sisnaker.
Sementara itu, Rektor Amany mengingatkan pentingnya peran perempuan sebagai agen tanggungjawab sosial dalam meminimalkan dampak resiko pandemi bagi masyarakat. Dalam hal ini, para perempuan bisa mendorong sikap saling membantu keluarga yang terdampak.
“Saya yakin, banyak keluarga di Indonesia hidup dengan tabungan. Akibat pandemi, tidak ada lagi pemasukan.Tingkat ekonomi menurun, di sinilah para perempuan bisa saling bekerjasama (meminimalkan resiko, red.),” paparnya. (zm)