Webinar Nasional Magister Teknologi Informasi UIN Jakarta Soroti Kecerdasan Artificial dalam Integrasi Keilmuan dan Keislaman

Webinar Nasional Magister Teknologi Informasi UIN Jakarta Soroti Kecerdasan Artificial dalam Integrasi Keilmuan dan Keislaman

Jakarta, Berita UIN Online – Terdepan dalam Integrasi keilmuan dan keislaman, UIN Jakarta selalu menghadirkan gagasan-gagasan baru dalam megharmonisasi keduanya. Magister Teknologi Informasi (MTI) Fakultas Sains dan Teknologi (FST) UIN Jakarta mengadakan webinar nasional dengan tema “Kecerdasan Artifisial, Matematika, dan Islam” pada Kamis (20/03/2025). Webinar nasional ini berkolaborasi dengan 13 program studi informasi dan komunikasi (INFOKOM) yang tersebar di seluruh Indonesia.

Webinar ini dihadiri oleh Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Husni Teja Sukmana S.T., M.Sc, Ph.D., Founder TauData Corp, Taufik Edy Sutanto M.Sc.Tech., Ph.D. sebagai pembicara utama, dan dimoderatori oleh Dosen Teknik Informatika FST UIN Jakarta Herlino Nanang, MT., Ph.D.

Dalam sambutannya Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Husni Teja Sukmana Ph.D. mengungkap terimakasih atas kerjasama dari prodi INFOKOM dari berbagai Universitas di Indonesia, kemudian Dekan FST, Husni Teja juga menyambut baik berbagai kerjasama dalam bidang riset dan Pendidikan dalam bidang Transformasi digital, Data Science dan Matematika. AI dan Islam sempat disebutkan oleh Dekan FST sebagai bidang unggulan yang dimiliki Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta.

“Tentu yang tertarik dengan bidang riset, kami punya keistimewaan sebagai kampus integrasi keilmuan dan keislaman. AI dan Islam, transformasi digital dalam konteks keislaman dan masih banyak lagi,” ucap Dekan FST, Husni Teja.

Founder TauData Corp, Taufik Edy Sutanto M.Sc.Tech., Ph.D. yang juga merupakan dosen Fakultas Sains dan Teknologi UIN Jakarta membuka materi dengan mengingatkan kepada seluruh peserta bahwa webinar diselenggarakan untuk mencari hikmah, bukan pengambilan hukum ataupun bermaksud untuk mengataskan akal dari agama.

“Kita disini bermaksud untuk sama sama mencari hikmah dibalik ayat-ayat Allah melalui matematika, kegiatan ini pun bukan untuk mengambil sebuah kesimpulan hukum agama, mengingat dasar keilmuan saya adalah data science,” kata Taufik.

Banyak yang memulai perdebatan manusia dengan AI, mulai dari superioritas manusia dengan akalnya dan kemampuan AI yang begitu memukau dengan big data. Namun Taufik mencoba merefleksikannya dari sudut pandang lain, ia mengatakan pada realitanya kemampuan manusia maupun AI sangat terbatas, terutama dalam memahami numerik angka.

“Manusia dengan akalnya, hanya dapat memahami sebuah sekalar dalam konsep angka. Begitupun dengan AI, dalam coding, komputer pun memiliki keterbatasan,” ujar Taufik.

Menariknya dalam webinar nasional ini, Taufik mencoba mengartikulasikan fenomena-fenomena gaib lewat pendekatan matematis. Taufik menyebutkan bentuk suatu bidang dapat berubah sesuai dengan dimensi bidang tersebut, jika Ia dalam dimensi satu maka disebut persegi, jika dalam dimensi dua maka disebut kubus dan begitupun seterusnya. Taufik mengambil contoh dengan konsep dimensi Euclid Revisited Properties melalui sebuah ilustrasi tabung untuk menyederhanakan hal ini.

“Tabung jika di beri cahaya melalui sudut tembak pada bidang lingkaran maka ia akan membentuk sebuah bayangan lingkaran, dalam perspektif lain jika  diberi cahaya melalui sudut tembak pada bidang yang menyelimuti kubus tersebut maka akan membentuk sebuah bayangan persegi, how something appears is always a matters of perspective,” jelas Taufik.

Sesuatu yang berada dalam dimensi satu tidak mungkin dapat melihat benda pada dimensi dua dan tiga, namun sebaliknya sesuatu yang berada pada dimensi yang lebih tinggi dapat melihat benda yang berada pada dimensi yang lebih rendah. Alam manusia dan alam gaib berada pada dimensi yang berbeda, Allah berfirman;

"Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu diperdaya oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua orang tua kamu dari surga, dan menjadikan keduanya merasakan berbagai kesulitan. Sesungguhnya syaitan itu melihat kamu, sedangkan kamu tidak melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman." (Q.S. Al-A'raf 7:27)

Taufik menyebutkan bahwa hal ini hanya sebagian kecil dari Ilmu Allah yang maha luas, Taufik juga mengajak seluruh hadirin untuk menyelami makna dari ayat-ayat Allah melalui salah satu tanda kebesarannya yaitu “ilmu pengetahuan”. Sebagai penutup Taufik mengingatkan bahwa menambah ilmu dan wawasan termasuk dalam ibadah, karena dengan menambah ilmu makan bertambah pula keimanan kita.

(M. Hanif Al-Fatih/Zaenal M./Fauziah M./Widhi Damar A./Foto: Zoom Meeting)

Tag :