Webinar FEB UIN Jakarta Soroti Kebijakan Merger Bank Syariah
Ciputat, BERITA UIN Online— Webinar nasional Program Doktor Perbankan Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Jakarta menyoroti kebijakan merger bank syariah nasional dalam mengakselerasi pertumbuhan industri perbankan nasional. Industri perbankan syariah perlu didorong dalam memaksimalkan kontribusi pada pengembangan ekonomi nasional.
Webinar digelar Senin (9/11/2020) dan dibuka Dekan FEB Prof. Dr. Amilin, SE, Ak, M.Si. Webinar yang dihadiri para akademisi dan praktisi industri perbankan syariah ini dihadiri langsung oleh Rektor Prof. Dr. Amany Lubis yang memberikan sambutan cara. Webinar sendiri bertopik “Merger Bank Syariah: Peluang dan Tantangan Bagi Perekonomian Global dan Kesejahteraan Umat”
Webinar sendiri menghadirkan sejumlah narasumber ahli berlatar akademisi dan praktisi perbankan syariah. Beberapa diantaranya Sekjen Majelis Ulama Indonesia Pusat dan Dosen Pascasarjana FEB UIN Jakarta Dr. Anwar Abbas, Mantan Direktur Utama BMI dan BJBS Dr. (Hc) A. Riawan Amin, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Ahli Ekonomi Islam Dr. Irfan Syauqi Beik, Mantan Dirut Bank BNI Syariah Dr. Rizqullah. Webinar dimoderatori oleh Dr. Rini, Akt, M.Si.
Dalam laporannya, Ketua Panitia sekaligus Ketua Program Doktor FEB UIN Jakarta Prof. Dr. Euis Amalia mengatakan webinar digelar dalam merespon kebijakan pemerintah melalui merger tiga bank syariah nasional, Bank Mandiri Syariah, Bank BNI Syariah, dan Bank BRI Syariah. “Tema yang diangkat pada seminar nasional ini merupakan isu yang sedang hangat seiring dengan digulirkannya kebijakan ini oleh Menteri Negara BUMN Erick Thohir pada bulan Oktober 2020,” jelasnya.
Sebagai salahsatu model industri keuangan dan perbankan, jelasnya, industri keuangan perbankan dan perbankan syariah dalam negeri perlu mendapatkan kajian mendalam secara akademik. Hal tak kurang adalah dukungan pemerintah dalam menopang pengembangan indusrti ini. Diketahui pemerintah melalui Kementerian BUMN menginisiasi merger tiga bank syariah nasional sebagai prime mover industri perbankan syariah nasional.
Dalam telusuran BERITA UIN Online, hasil merger ketiga bank syariah pelat merah ini diproyeksi menghasilkan total aset sebesar Rp 245,87 triliun. Aset itu berasal dari Bank Mandiri Syariah sebesar Rp 114,4 triliun; Bank BNI Syariah Rp 50,78 triliun; dan Bank BRI Syariah Rp 49,6 triliun berdasar total asset masing-masing periode kuartal II 2020. Merger ketiganya dinilai layak dalam memaksimalkan potensi industri perbankan syariah nasional.
Dekan Profesor Amilin dalam sambutannya menilai merger tiga bank syariah ini diharapkan mampu mengakselerasi pertumbuhan industri perbankan syariah. Penilaian yang sama disampaikan Rektor saat memberikan Keynote Speech. Menurut Rektor, kebijakan merger tiga bank syariah ini dapat menimbulkan optimisme untuk mengembangkan industri perbankan syariah di Indonesia.
“Semoga kebijakan ini mampu mengakselerasi pertumbuhan industri perbankan syariah nasional sehingga bisa lebih banyak berkontribusi pada perekonomian nasional,” harapnya. (zm)