Umat Muslim Dunia Harus Bersatu
Â
Reporter: Hamzah
Â
Masjid Al Jamiah, UINJKT Online—Tragedi kemanusiaan yang menewaskan hingga seribu orang dan yang luka-luka beserta bangunan yang hancur berantakkan di pihak Palestina, sehingga mereka tidak tahu harus kemana pasca peperangan dengan militer Israel ini. Maka antisipasi yang paling ampuh untuk menumpas kekejaman ini umat muslim dunia harus punyai persatuan dan kebersamaan.
Â
”Dalam hal ini Allah SWT berfirman dalam Al Quran surat Al Imran ayat 103 yang artinya ’Dan berpegang teguhlah kalian pada tali agama Allah dan janganlah kalian bercerai berai”, ujar Prof Dr Sihabuddin saat memberikan tausyah khutbah Jumat kepada sivitas akademika di Masjid Al Jamiah Student Center Jumat (16/1).
Â
Menurutnya, seandainya umat Islam di dunia bersatu untuk membantu warga Palestina yang sedang konflik antara partai gerakan perlawanan Islam Hamas Palestina dengan militer Israel maka tragedi kemanusiaan ini tidak akan samapi warga Palestina tewas seribu lebih, dan menghancurkan bangunan yang begitu parah.
Â
Dalam hal ini, dikarenakan umat Islam di dunia saat ini tidak ada yang berani memimpin umat muslim secara menyeluruh atau kaffah dan yang ada hanya perpecahan, padahal dahulu umat Islam pernah bersatu dan tersebar dimana-mana. Akan tetapi sekarang, umat Islam sudah terpecah-pecah membuat golongan sendiri-sendiri kemudian tidak adanya kebersamaan. Sehingga langkah yang paling baik perlu adanya persatuan dan kesatuan diantar umat Islam dunia.
Â
”Saatnya kita harus bersatu menghimpun kekuatan bersama guna menghentikan kejahatan kemanusiaan Israel atas rakyat Palestina,” ujarnya. Menurut dia, seluruh kekuatan muslim dimanapun berada, harus bersatu menghadang militer Israel dan melawan veto AS dan Inggris atas semua resolusi DK PBB untuk mengakhiri agresi atas Jalur Gaza yang sudah menelan banyak korban sipil sampai pekan ketiga ini.
Ia mengemukakan, serangan Zionis Israel atas Gaza sebagai bagian dari hasil konspirasi global yang tidak menginginkan kekuatan muslim bersatu dan bangkit di beberapa negara. Hal ini terbukti dukungan militer Israel dan dukungan diplomasi AS terhadap kelompok Fatah Palestina untuk bertempur melawan Hamas pada tahun lalu, dan itu merupakan sebagai bagian dari politik adu domba untuk memecah belah bangsa Palestina. []