Umat Islam Harus Bersatu
Reporter: Jamilah
Auditorium Utama, UINJKT Online – Seminar internasional bertema "Fungsi Agama dalam Dunia Kontemporer" digelar selama satu hari di Auditorium Utama, Kamis (5/2). Seminar dengan menghadirkan 12 pembicara itu terlaksana atas kerjasama UIN Jakarta dengan Kedubes Repulik Islam Iran di Indonesia.
Seminar yang menyedot ratusan peserta ini membahas bagaimana Islam dapat berjalan seiring dengan perkembangan zaman. "Metode untuk dapat mengetahui Islam dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya dengan tafsir al-Qur'an dan hadits, fiqih, filsafat, tasawuf, dan dengan pendekatan ilmu dan sains," ujar Prof Sayyid Yaser Khomeni pembicara dari Iran yang juga cucu Imam Khomeini.
Dengan banyaknya metode pendekatan tadi, tambahnya, menunjukan bahwa agama lebih lengkap dari yang lainnya. "Harapan paling besar dari semua metode itu adalah manusia dapat mencapai tingkat menjadi manusia ilahi. Karena ketika masing-masing individu sudah mencapai tingkat itu maka akan terbentuk kelompok masyarakat ilahi yang akan mampu membentuk sebuah negara yang dalam semua kehidupannya kembali kepada agama dalam semua dimensi, sehingga kedzoliman dapat dihindari," jelas Yaser yang menyampaikan makalah berjudul "Religion Function to Control Order the Contemporary World According to Imam Khomeini's Views".
Sementara itu Mantan Ketua MPR Prof Dr Amien Rais yang juga menjadi pembicara, menyampaikan bahwa negara Islam bisa menjadikan manusia benar-benar bebas dan mandiri. Tokoh penggagas reformasi ini mencontohkan Negara Republik Islam Iran yang sudah mampu menjadi
negara mandiri dengan sistem Islamnya yang dipelopori Imam Khomeini."Imam Khomeini telah melakukan terobosan sejarah," tandasnya. Ia menyayangkan Indonesia yang belum mampu menjadi negara mandiri."Indonesia ini negara dengan kutukan sumberdaya alam dan kutukan utang," ucapnya.
Pesan umum yang mengemuka dari seminar sehari itu adalah ajakan agar umat Islam bersatu. "Mari kita bersatu dalam perbedaan dan bukan menjadikan satu perbedaan itu," ajak cucu Imam Khomeini. [Nif/Ed]
Auditorium Utama, UINJKT Online – Seminar internasional bertema "Fungsi Agama dalam Dunia Kontemporer" digelar selama satu hari di Auditorium Utama, Kamis (5/2). Seminar dengan menghadirkan 12 pembicara itu terlaksana atas kerjasama UIN Jakarta dengan Kedubes Repulik Islam Iran di Indonesia.
Seminar yang menyedot ratusan peserta ini membahas bagaimana Islam dapat berjalan seiring dengan perkembangan zaman. "Metode untuk dapat mengetahui Islam dapat dilakukan dengan berbagai cara, di antaranya dengan tafsir al-Qur'an dan hadits, fiqih, filsafat, tasawuf, dan dengan pendekatan ilmu dan sains," ujar Prof Sayyid Yaser Khomeni pembicara dari Iran yang juga cucu Imam Khomeini.
Dengan banyaknya metode pendekatan tadi, tambahnya, menunjukan bahwa agama lebih lengkap dari yang lainnya. "Harapan paling besar dari semua metode itu adalah manusia dapat mencapai tingkat menjadi manusia ilahi. Karena ketika masing-masing individu sudah mencapai tingkat itu maka akan terbentuk kelompok masyarakat ilahi yang akan mampu membentuk sebuah negara yang dalam semua kehidupannya kembali kepada agama dalam semua dimensi, sehingga kedzoliman dapat dihindari," jelas Yaser yang menyampaikan makalah berjudul "Religion Function to Control Order the Contemporary World According to Imam Khomeini's Views".
Sementara itu Mantan Ketua MPR Prof Dr Amien Rais yang juga menjadi pembicara, menyampaikan bahwa negara Islam bisa menjadikan manusia benar-benar bebas dan mandiri. Tokoh penggagas reformasi ini mencontohkan Negara Republik Islam Iran yang sudah mampu menjadi
negara mandiri dengan sistem Islamnya yang dipelopori Imam Khomeini."Imam Khomeini telah melakukan terobosan sejarah," tandasnya. Ia menyayangkan Indonesia yang belum mampu menjadi negara mandiri."Indonesia ini negara dengan kutukan sumberdaya alam dan kutukan utang," ucapnya.
Pesan umum yang mengemuka dari seminar sehari itu adalah ajakan agar umat Islam bersatu. "Mari kita bersatu dalam perbedaan dan bukan menjadikan satu perbedaan itu," ajak cucu Imam Khomeini. [Nif/Ed]