UIN Jakarta Sosialisasikan Program Akademik Internasional di Kanada
Toronto, Berita UIN Online-- Dua delegasi UIN Jakarta, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) Dr M Arskal Salim GP MA dan Kepala Pusat Layanan Kerjasama Internasional (PLKI) Rachmat Baihaky MA, sosialisasikan program-program akademik internasional UIN Jakarta di beberapa universitas dan institusi di Kanada selama empat hari, dari Senin-Kamis, (21-24/3/2016).
Sosialisasi hari pertama, Senin (21/3/2016) disampaikan di University of Toronto (UoT) Kanada di hadapan Direktur Strategi Internasional dan Kemitraan Vinitha Gengatharan dan Wakil Rektor Pendidikan Pascasarjana dan Peninjauan Program Prof Dr Joshua Barker.
Arskal menyampaikan rencana besar program-program akademik international yang setiap tahunnya ditawarkan UIN Jakarta bagi akademisi-akademisi lokal dan international.
“Program yang kita usung antara lain adalah Visiting Professor terutama di bidang Islamic Studies, Politics, and International Relations and Visiting Lecturer untuk pengajaran Bahasa Indonesia,†ujar Arskal.
Bahkan, mengingat waktu pendaftarannya yang sudah mendesak, Arskal meyakinkan bagi para akademisi dari UoT Kanada untuk turut berpartisipasi dalam program akademik international ini. Menurutnya melalui kerja-kerja kolaborasi ini sesungguhnya adalah upaya kongkrit dalam mewujudkan kerja sama antar-universitas.
“Melaui program-program akademik yang strategis seperti ini, akan dapat membuka banyak peluang kerja sama antar universitas ke depan,†harapnya.
Sementara itu, Vinitha Gengatharan mengakui bahwa masih sedikit jumlah mahasiswa Indonesia yang kuliah di UoT. Menurutnya, sangat dibutuhkan kerja sama antar Indonesia dan Kanada.
“UoT saat ini bekerja sama dengan Pemerintah Asing dan Swasta dalam pemberian beasiswa untuk belajar di UoT,†terang Vinitha.
Senada dengan Vinitha, Joshua Barker mengatakan UoT saat ini memiliki keterbatasan SDM (tenaga pengajar/peneliti) dalam melakukan kajian-kajian di wilayah Asia terutama Indonesia. Namun demikian, beberapa penelitian dari mahasiswa pascasarjana saat ini banyak yang tertarik melakukan kajian-kajian politik dan ekonomi di Indonesia.
Baik Vinitha dan Profesor Joshua yang ditemui di ruang penerimaan tamu asing UoT sangat tertarik dengan program UIN Jakarta yang pada tahun ini telah dibuka.
Pada kesempatan yang sama, Baihaky menjelaskan beberapa skema beasiswa yang ditawarkan oleh UIN Jakarta (beasiswa Rektor) dan Kementerian Agama RI (Beasiswa Biro Hukum dan Kerjasama Luar Negeri/HKLN).
“Kedua beasiswa ini khusus ditujukan untuk mahasiswa asing, terutama pada program-program pascasarjana dengan skema yang berbeda,†terang Baihaky.
Meskipun demikian, Baihaky mengakui untuk saat ini kedua skema beasiswa tersebut banyak dimanfaatkan oleh mahasiswa-mahasiswa undergraduate degree (S1), sementara peminat program pascasarjana dari beasiswa ini masih sedikit.
Dijelaskan Baihaky, untuk beasiswa Rektor, UIN Jakarta hanya membebaskan biaya kuliah, kursus bahasa Indonesia dan biaya asrama. Sementara besiswa Biro HKLN menanggung semua kebutuhan mahasiswa asing sampai mereka lulus kuliah.
“Beasiswa ini menanggung biaya kuliah, kursus Bahasa Indonesia, biaya asrama, tiket pulang pergi, biaya visa izin tinggal, living cost, asuransi, dan biaya ujian-ujian,†papar Baihaky.
Usai pertemuan di UoT, dalam rangkaian agenda kunjungan, delegasi UIN Jakarta juga akan mengadakan pertemuan dengan beberapa pihak, yaitu dengan Chairman of Canadian Centre for Deen Studies sekaligus menggelar Public Lecture, pada hari Rabu (23/3/2016). Di hari yang sama juga diagendakan bertemu dengan Director of Islamic Studies of Waterloo University, Dean of Social Studies, dan Kepala Program Studi Social Worker di universitas yang sama.
Agenda terakhir pada Jumat (25/3/2016), delegasi UIN Jakarta juga diagendakan bertemu dengan perwakilan dari McMaster University dan Sheridan University, masing2 untuk membahas kerja sama di bidang sains teknologi dan keperawatan.
Dalam rangkaian kunjungan kerja sama ini, delegasi UIN Jakarta didampingi Fuad Fanani Dosen UIN Jakarta peserta Program S3 pada Political Science University of Toronto dan Intiar Dekrit Bakhtiar dari Konsulat Jenderal RI Toronto. (mf)