UIN Jakarta Sosialisasi di SMAN 28 Tangerang
Tangerang, BERITA UIN Online – Meski masa penerimaan calon mahasiswa baru masuk perguruan tinggi masih lama, namun para siswa kelas 12 di SMAN 28 Tangerang di Cisauk, Banten, sudah bersiap diri menghadapinya. Hal itu dilakukan di antaranya dengan mengundang UIN Jakarta untuk menggelar sosialisasi di sekolah tersebut, Rabu (10/10/2019).
Acara sosialisasi digelar di aula sekolah dan dihadiri oleh sedikitnya 300 siswa dari kelas IPA dan IPS. Karena kapasitas ruangan yang terbatas, para siswa pun terpaksa duduk bersila dan saling berdesakan. Meski demikian, mereka tetap antusias menerima informasi masuk perguruan tinggi yang disampaikan tim Humas UIN Jakarta, yakni Nanang Syaikhu dan Aditya Wardana.
Guru Bimbingan dan Konseling (BKI) SMAN 28 Tangerang, Ratri Setyo Budiningsih, mengatakan, siswa kelas 12 harus sejak dini mengenali kampus mana yang akan dituju saat akan melanjutkan kuliah nanti. Informasi tersebut penting agar para siswa dapat menentukan pilihan secara tepat perguruan tinggi mana yang diminati, termasuk program studinya.
“Cuma untuk wilayah Cisauk, para siswa rata-rata ingin kuliah di perguruan tinggi yang jaraknya cukup dekat dengan rumah tinggal mereka. UIN Jakarta di antaranya adalah kampus paling terdekat dan mudah pula dari segi transportasi,” katanya.
Menurut Ratri, UIN Jakarta sering menjadi rujukan sekolah dan selalu mendorong siswanya agar melanjutkan ke perguruan tinggi tersebut. Alasannya, selain karena faktor jarak yang relatif dekat, UIN Jakarta juga memiliki banyak program studi pilihan, baik yang bersifat keagamaan maupun umum.
“Karena itu hampir setiap tahun UIN Jakarta selalu diundang untuk memberikan informasi masuk perguruan tinggi,” ujarnya.
Sementara itu, dalam presentasinya Nanang Syaikhu menyampaikan banyak hal terkait informasi kuliah di perguruan tinggi. Tak hanya memberikan informasi, Nanang juga bahkan memotivasi siswa agar bersemangat melanjutkan ke jenjang pendidikan lebih tinggi.
Menurut dia, kuliah di perguruan tinggi harus menjadi cita-cita dan dambaan setiap siswa, bahkan para orang tua. Karena dengan berpendidikan tinggi siswa bukan hanya akan memperoleh nilai tambah atau prestise secara ekonomi melainkan juga status sosial.
“Kuliah di perguruan tinggi jangan menjadi momok takut tidak diterima atau takut berbiaya mahal. Yang penting luruskan dulu niat dan cita-citanya, masalah biaya insya Allah ada solusi,” tandasnya.
Nanang mengatakan saat ini banyak siswa, terutama di daerah perdesaan, harus putus sekolah lantaran diliputi rasa takut tidak ada biaya dan jarak yang jauh ke kota. Namun, hal itu sebaiknya tidak menjadi halangan untuk bercita-cita melanjutkan kuliah. Toh, faktanya tak sedikit anak desa yang sukses menjadi sarjana.
“Jika niatnya ingin mengubah keadaan, maka bermimpi menjadi sarjana bukanlah hal yang dilarang. Tapi hidup memang pilihan, lulus sekolah apa mau lanjut kuliah, bekerja atau menikah. Ya silakan saja,” selorohnya. (ns)