UIN Jakarta Pertahankan Tiga Bintang QS Stars
Gedung Rektorat, BERITA UIN Online— UIN Jakarta berhasil mempertahankan penilaian tiga bintang QS Stars menyusul peningkatan di sejumlah aspek penilaian. Rektor UIN Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D., mengungkapkan komitmen universitas dalam meningkatkan sejumlah aspek yang direkomendasikan.
Ketua Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) UIN Jakarta, Muhammad Zuhdi, M.Ed., Ph.D., kepada BERITA UIN Online, Rabu (8/3/2023), mengungkapkan keberhasilan UIN Jakarta dalam mempertahankan perolehan tiga bintang pada QS Stars pada asesmen terkini. “Hasil asesmen QS Stars kita (UIN Jakarta, red.), Alhamdulillah mendapatkan tiga bintang," ujarnya.
Perolehan ini, tuturnya, memperpanjang perolehan tiga bintang UIN Jakarta dengan berhasil meningkatkan penilaian di sejumlah aspek yang dinilai. “Ini memperpanjang karena penilaian sebelumnya berakhir 2021,” katanya.
Dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta ini menuturkan, terdapat sejumlah aspek yang alami kenaikan penilaian sehingga memungkinkan UIN Jakarta mampu mempertahankan perolehan tiga bintang QS Stars. “Diantaranya aspek teaching and learning, employability, inclusiveness, dan juga medicine (program strength, red.)," tuturnya.
Di saat yang sama, imbuhnya, QS Stars juga merekomendasikan UIN Jakarta untuk terus meningkatkan di sejumlah aspek lainnya. Diantaranya aspek internasionalisasi, fasilitas, penelitian, dan tanggungjawab sosial. “Nah itu beberapa hal yang perlu menjadi pembenahan, perlu jadi prioritas,” katanya.
Data QS Stars yang diakses BERITA UIN Online mencatatkan perolehan tiga bintang UIN Jakarta didasarkan penilaian terhadap delapan aspek penilaian. Dari kedelapan aspek, UIN Jakarta berhasil meraih penilaian lima bintang pada aspek pengajaran (teaching and learning), keterserapan lulusan oleh dunia kerja (employability), dan sisi inklusif universitas (inclusiveness).
Selanjutnya, aspek kedokteran (medicine) sebagai kekuatan program studi universitas mendapat empat bintang. Lalu, internasionalisasi (internationalisation) dan fasilitas (facility) mendapat tiga bintang. Selanjutnya, aspek penelitian (research) dan tanggungjawab sosial (social responsibility) masing-masing mendapat dua dan satu bintang.
Aspek pengajaran terutama ditunjang oleh kepuasan mahasiswa dan kepuasan atas seluruh proses pembelajaran. Lalu, aspek keterserapan lulusan pada dunia kerja didukung penilaian atas prosentase employer reputation dan career service.Sedang Lalu, aspek inklusif universitas didukung keterbukaan universitas terhadap mahasiswa dengan beragam latar belakang dan kepedulian universitas pada mahasiswa kurang mampu dan berkebutuhan khusus.
Di aspek kekuatan program studi, UIN Jakarta berhasil mencatatkan perolehan penilaian dengan Program Studi Kedokteran sebagai kekuatan UIN Jakarta. Aspek ini ditopang oleh skor kepuasan mahasiswa, akreditasi, dan keterserapan lulusan dalam dunia kerja.
Sebelumnya, UIN Jakarta menjadi perguruan tinggi keagamaan Islam negeri pertama yang mencatatkan perolehan tiga bintang QS Stars hasil dari penilaian terhadap tujuh aspek. Aspek dengan nilai tertinggi Inclusiveness yaitu lima bintang, disusul Teaching dan Employability masing-masing empat bintang.
Selanjutnya, Facilities dan Social Responsibility masing-masing tiga bintang. Terakhir, Internationalization dan Program Strength (Islamic Studies) masing-masing dua bintang.
Menanggapi perolehan tersebut, Rektor Asep menyampaikan apresiasi atas keberhasilan mempertahankan tiga bintang QS Stars melalui peningkatan nilai pada sejumlah aspek pendukungnya. Berkaca pada perolehan tersebut, Rektor menilai perlunya pengembangan lebih kuat sehingga perolehan bintang QS Stars bisa lebih tinggi lagi.
“Melihat ini (perolehan tiga bintang, red.), Alhamdulillah ada pencapaian. Tapi tentunya ada beberapa hal yang harus kita kembangkan ke depan,” ujarnya.
Selain mempertahankan penilaian aspek yang sudah tinggi seperti aspek pengajaran, keterserapan dalam dunia kerja, dan sikap inklusif universitas, lanjutnya, ke depan perlu meningkatkan penilaian pada beberapa aspek lainnya. Pada internasionalisasi misalnya perlu improvisasi peningkatan jumlah mahasiswa asing. Begitu juga riset, fasilitas, dan tanggungjawab sosial.
"Untuk secara formal, kita ikuti rekomendasi dari penilaian QS Stars ini. Tapi secara substansial, kita harus upgrade untuk lebih tinggi lagi," tandasnya. (mf/zm)