UIN Jakarta – Kepolisian RI Gelar Sosialisasi dan Edukasi Pemilu Damai 2024

UIN Jakarta – Kepolisian RI Gelar Sosialisasi dan Edukasi Pemilu Damai 2024

Diorama, Berita UIN Online- Kepolisian Negara Republik Indonesia melalui Satgas Preemtif bekerjasama dengan UIN Jakarta menggelar sosialisasi dan edukasi dalam rangka pemilu 2024 mendatang. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan di ruang Diorama UIN Jakarta pada Selasa (28/11/2023) dengan mengangkat tema “Pemilu Damai Bersama Kampus dan Mahasiswa.”

Hadir dalam kegiatan ini Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (AAKK), Priyono, Kepala Tim Edukasi Kepolisian Negara Republik Indonesia, Trihadi, Kanisabara Polsek Ciputat Sugiyono, Tim Bagian Kemahasiswaan dan Alumni, serta mahasiswa dari berbagai fakultas UIN Jakarta.

Dalam sambutannya,  Kepala Biro AAKK Priyono mengatakan bahwa mahasiswa sebagai agent of change ikut serta dalam upaya pelaksanaan pemilu mendatang.

"Kegiatan sosialisasi ini bukan merupakan kampanye tetapi sebagai kepedulian Polri kepada masyarakat demi terselenggaranya pemilu yang aman dan tertib. Oleh karena itu sangat relevan sosialisasi diadakan di kampus sebagai lembaga pendidikan yang merupakan wadah para cendekia dan mahasiswa yang nantinya aktif berperan serta untuk pemilu mendatang,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Tim Edukasi Kepolisian Negara Republik Indonesia, Trihadi dalam materi yang disampaikannya menjelaskan beberapa hal penting menjelang pelaksanaan pemilu 2024.

Trihadi mengatakan bahwa Polri datang ke seluruh elemen baik kepada tokoh masyarakat, tokoh pendidikan untuk memberikan sosialisasi terkait pelaksanaan pemilu.

“Satgas preemtif hadir di tengah-tengah masyarakat untuk meyakinkan seluruh elemen masyarakat  bahwa pelaksanaan pemilu akan berjalan tertib dan aman. Polri menjaga keamanan dan kenyamanan dalam pelaksanaan pemilu, tidak ada provokasi dan polarisasi,” ujarnya.

Trihadi lalu menambahkan bahwa dalam menjelang pemilu, jika ada tindakan yang tidak sesuai dengan perundangan maka akan diitindak sesuai peraturan perundangan. Jelasnya kembali, ada tiga jenis pelanggaran antara lain pelanggaran kode etik, pelanggaran administrasi, dan pelanggaran tindak pidana pemilu.

“Kami mohon kepada mahasiswa untuk aktif mengamati dan mengontrol pemerintahan, mengawal proses pemilu untuk terciptanya demokrasi, berpartisipasi  dan menggunakan hak pilih”, tambahnya.

Polri mengajak mahasiswa untuk menjadi pemilih yang cerdas dengan aktif mencari informasi terkait kandidat dalam pemilu seperti visi, misi, dan program yang dicanangkan. Selain itu juga dapat menjadi fasilitator atau penghubung antara kampus dengan masyarakat. Peran kampus sebagai election observer sebagai kontrol, pengawas, penjaga etika dan sistem demokrasi agar tidak tercederai, sebagai edukator dimana dosen dan mahasiswa ikut serta dalam pendidikan politik bagi masyarakat dan pemilih pemula.

Lebih lanjut dipaparkan juga tips untuk menghindari kampanye hitam dengan mencermati beberapa hal antara lain cermati reputasi media penyampai berita, cermati penulisan artikel, selidiki cerita versi lawan, dan tidak menyebar hoaks.

“Tips untuk menghindari berita hoaks terkait pemilu 2024 diantaranya cermati sumber media, memahami maksud penulis dan keseluruhan isi berita di media massa, menimbang argument dari kedua belah pihak, menyaring informasi sebelum menyebarkan informasi tersebut, saat menerima opini negatif tentunya tidak menyebarkan kembali opini tersebut,”jelas Trihadi

Pada sesi akhir, Polri berharap generasi milenial diharapkan mampu memberikan kritik yang objektif kepada pemerintah demi mendukung jalannya pesta demokrasi yang akan berlangsung pada 2024 nanti. Kegiatan seminar ditutup melalui sesi dengar pendapat dari para peserta dan penyerahan plakat. (Lisnawati/FNH)