UIN Jakarta Kembali Raih Peringkat Pertama Penilaian Dashboard e-SMS PTKIN se-Indonesia
Gedung Rektorat, BERITA UIN – Untuk kesekian kalinya, UIN Jakarta berhasil meraih peringkat pertama dalam pengisian aplikasi Dashboard Elektronik Sistem Manajemen Strategis (e-SMS) di tingkat UIN se-Indonesia. Dari 24 UIN se-Indonesia, UIN Jakarta memperoleh predikat Sangat Baik dengan nilai total sebesar 8.896,08 poin.
Demikian siaran pers Humas UIN Jakarta yang diterima BERITA UIN, Jumat (15/9/2022). Menurut siaran pers, peringkat pertama e-SMS UIN Jakarta diperoleh dari hasil pengumuman resmi Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama (Ditjen Pendis Kemenag) pada 20 Juli 2022 lalu.
Ditjen Pendis Kemenag, demikian siaran pers, telah melakukan penilaian hasil pengisian Dashboard e-SMS terhadap 58 perguruan tinggi keagamaan Islam negeri (PTKIN) se-Indonesia dalam program peningkatan daya saing PTKIN untuk pengisian tahun 2021.
Unsur-unsur yang dinilai meliputi empat kriteria, yaitu Good University Governance (GUG), University’s Performance Improvement (UPI), Competitive Advantages University (CAU), dan Global Recognition University (GRU).
Penilaian pengisian Dashboard e-SMS dilakukan pada 29 Maret hingga 10 Juni 2022. Dashboard e-SMS PTKIN yang dinilai adalah Universitas Islam Negeri (UIN), Institut Agama Islam Negeri (IAIN), dan Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN).
Berdasarkan rilis yang disampaikan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Nomor B-1830/DJ.I/HM.01/07/2022 tanggal 27 April 2020 disebutkan bahwa dari 24 UIN se-Indonesia, UIN Jakarta memperoleh peringkat pertama dengan total skor 8.896,08 poin. Jelasnnya, dari empat unsur yang dinilai, GUG memperoleh skor sebesar 3,962,86 poin, UPI (2,455,59 poin), CAU (1,876,95 poin), dan GRU (600,68 poin).
Sementara peringkat kedua dan ketiga masig-masing diraih UIN Bandung dan UIN Semarang. UIN Bandung perolehan skor total sebesar 8.354,51 poin. Rinciannya, GUG (3,880,74 poin), UPI (2,323,18 poin), CAU (1,590,14 poin), dan GRU (560,46 poin).
Sedangkan UIN Semarang memperoleh total skor sebesar 7.510,51 poin. Rinciannya, GUG (3,711,19 poin), UPI (2,036,28 poin), CAU (1,367,84 poin), dan GRU (395,21).
Selain memperoleh peringkat pertama di tingkat UIN se-Indonesia, UIN Jakarta juga memperoleh peringkat pertama untuk tingkat PTKIN se-Indonesia.
Adapun untuk tingkat IAIN, dari 29 IAIN se-Indonesia, IAIN Batusangkar, Sumatera Barat, memperoleh peringkat pertama dengan total skor 8.400,70 poin. Sedangkan tingkat STAIN, dari 5 STAIN se-Indonesia, STAIN Mandailing Natal, Sumatera Utara, memperoleh peringkat pertama dengan total skor 6.368,22 poin.
Pemeringkatan e-SMS merupakan inisiatif Ditjen Pendis Kemenag. Hal itu digelar dalam rangka merumuskan Tahap Pengembangan PTKIN dari tahun 2015-2034. Tujuannya tak lain untuk mengukur kualitas tata kelola PTKIN di Indonesia.
Sementara itu, e-SMS sendiri menjadi sistem informasi manajemen yang mengukur kualitas tata kelola PTKIN berdasarkan empat tahap pengembangan. Pertama, Tahapan GUG, yakni PTKIN telah memenuhi sebagian besar syarat-syarat untuk menjadikan perguruan tinggi memiliki tata kelola dan pondasi dengan telah terpenuhinya seluruh unsur serta perangkat kebutuhan kelembagaan, terbentuknya sistem kepemimpinan andal, transparan, dan keteraturan dalam siklus kegiatan yang selalu dimulai dengan penetapan visi, misi, tujuan strategis, perencanaan program secara terintegrasi, cara pengelolaan program, dan evaluasi.
Kedua, Tahapan UPI, yakni PTKIN berada dalam fase peningkatan kinerja dan produktivitas perguruan tinggi yang difokuskan pada kinerja berkelanjutan, baik di level individu, unit maupun institusi berdasarkan capaian Renstra PTKI pada aspek penelitian dan pengabdian masyarakat, pengajaran, kualitas layanan maupun produktivitas dosen tenaga kependidikan, dan kinerja keuangan.
Ketiga, Tahapan CAU, yakni PTKIN memfokuskan diri pada penyelenggaraan jaminan mutu pendidikan dan terpenuhinya indikator standar Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) dan Asean University Network-Quality Assurance (AUN-QA), serta kurikulum berbasis internasional pada pengelolaan program studi. Pada tahapan ini keberhasilan ditandai dengan daya saing di tingkat Asia Tenggara.
Keempat, Tahapan GRU, yakni eksistensi perguruan tinggi ditandai dengan keunggulan di seluruh aspek dengan indikator world class university (WCU) dan mendapatkan pengakuan di tingkat internasional. (ns)