UIN Jakarta Jadi Team Leader Refreshment Calon Penguji UKIN UKMPPG 2021

UIN Jakarta Jadi Team Leader Refreshment Calon Penguji UKIN UKMPPG 2021

Gedung FITK, BERITA UIN Online-– Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta didaulat Panitia Pusat (Panpus) sebagai team leader dalam acara Refreshment Calon Penguji Uji Kinerja (Ukin) Uji Kompetensi Mahasiswa Pendidikan Profesi Guru (UKMPPG) Dalam Jabatan 2021 Pendidikan Agama Islam dan Madrasah.

Acara virtual yang rencananya dilangsungkan selama dua hari, yaitu pada Senin dan Selasa, (12-13/7/2021) itu diikuti sejumlah LPTK penyelenggara PPG Daljab 2021, di antaranya UIN Jakarta sebagai team leader, UIN Ar-Raniry Aceh, UIN Imam Bonjol Padang, UIN Sultan Maulana Hasanuddin Banten, UIN Sunan Gunung Jati Bandung, dan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.

Dilansir dari BERITA FITK Online, jumlah peserta yang mengikuti kegiatan tersebut diprediksi akan membeludak sekira 1000 peserta. Pasalnya, dalam acara ini dilibatkan beberapa LPTK lain sebagai penyelenggara PPG Daljab 2021.

Para penguji yang mengikuti refreshment Ukin tersebut terdiri dari dosen PAI bidang struktur keilmuan PAI, PAI Kontemporer, al-Quran al-Hadis, Akidah Akhlak, Fiqh, Bahasa Arab, PGMI, PIAUD, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang berasal dari LPTK penyelenggara PPG tersebut.

Pada kegiatan refreshment kali ini akan disampaikan sosialisasi, mekanisme dan teknis pelaksanaan Ukin dan Uji Kompetensi Mahasiswa PPG Daljab 2021.

Dalam acara tersebut, FITK akan menghadirkan sejumlah narasumber, yaitu Prof Dr Suyitno MAg, Direktur Pendidikan Tinggi Islam (Diktis) Prof Dr Syawal Gultom, Dr Subanji, Dr Suryanti, dan Dr Heri Ratnawati yang kesemuanya berasal dari Panitia Nasional (Panas).

Dekan FITK Dr Sururin dalam sambutannya menyampaikan bahwa LPTK FITK UIN Jakarta ditunjuk Panitia Nasional sebagai team leader dalam acara kali ini.

“Perlu kami laporkan kepada Rektor UIN Jakarta bahwa kegiatan ini adalah kegiatan yang dilakukan (untuk) memberikan refreshment kepada calon penguji Ukin Uji Kompetensi Mahasiswa PPG 2021 yang terbagi menjadi beberapa batch.

Kebetulan, lanjutnya, UIN Jakarta ditunjuk menjadi team leader atau host di batch I yang diikuti 6 LPTK (termasuk FITK UIN Jakarta). Oleh karena itu, kata Sururin, ini menjadi kesempatan bersama untuk me-refresh kembali dan akan mendapatkan materi-materi serta praktik-praktik karena akan ada perubahan dalam pelaksanaan UKMPPG Daljab tahun 2021.

Sementara itu, Rektor UIN Jakara Prof Dr Hj Amany Lubis MA dalam sambutannya menyampaikan pelaksanaan PPG adalah acara penting dan harus dilakukan dengan penuh tanggung jawab.

“Kita punya tanggung jawab untuk memajukan pendidikan di Indonesia, khususnya penndidikan Islam agar tetap berjalan dengan baik, tidak kurang suatu apapun meski dalam kondisi pandemi covid-19,” ujar Amany.

Dilanjutkannya, pandemi ini sudah berdampak buruk kepada masyarakat, mestinya para pendidik, guru, dosen tetap semangat dan bersama-sama melakukan program-program bermanfaat dan saling memberi semangat.

Di dunia pendidikan, menurut Amany, seyogyanya mimpi-mimpi yang lebih tinggi tetap harus dijaga dan dilanjutkan, jangan sampai terbawa situasi, bahkan dituntut untuk kreatif dan inovatif, sehingga hal-hal yang terbaik, seperti transformasi, inovasi, dan kreativitas tetap dapat dilanjutkan.

“Contohnya adalah PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh) yang merupakan produk dari adaptasi dalam menghadapi pandemi saat ini,” imbuh Amany menutup sambutannya.

Usai sambutan Rektor, acara dilanjutkan dengan sesi panel yang dimoderatori Wakil Dekan Bidang Adminiistrasi Umum FITK Dr Abdul Muin MPd.

Dalam sesi panel tersebut ada dua narasumber yang akan menyampaikan materi terkait dengan kebijakan PPG Dalam Jabatan tahun 2021. Materi pertama akan disampaikan Direktur Diktis Prof Dr Suyitno MAg dan Ketua Pelasana Uji Kompetensi Mahasiswa PPG (UKMPPG) 2021 Prof Dr Syawal Gultom.

Dalam penyampaian materinya, Syawal mencoba memantik peserta refreshment dengan beberapa kutipan-kutipan penyemangat untuk para guru.

“Arsitektur masalah kita sebenarnya (adalah guru) khususnya tentang pendidikan adalah terkait dengan mulai dari hulu sampai hilir,” ujar Syawal memulai pemaparannya.

Di hilirnya itu, lanjutnya, ada kualitas pembelajaran. Tidak ada kemajuan negara melebihi kemajuan pendidikannya. Jadi tidak mungkin negara itu maju jika pendidikannya tidak maju.

“Tidak ada kemajuan pendidikan melebihi kemajuan gurunya. Mustahil juga rasanya kemajuan pendidikan itu hebat tapi gurunya tidak hebat. Bahkan tidak ada kemajuan berfikir satu komunitas masyarakat di suatu negara melebihi majunya berfikr gurunya. Jadi (poinnya) selalu gurunya,” imbuh Syawal.

Oleh karena itu, menurutnya, jika pembelajaran kurang berkualitas, akibatnya mayoritas lulusan untuk semua jenjang dan jalur pendidikan belum mencapai standard kompetensi minimal pada ranah sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Kemudian, acara dilanjutkan dengan diskusi dan sesi-sesi panel berikutnya dengan narasumber yang berbeda. Untuk diketahui, acara ini direncanakan terdiri dari 14 sesi yang akan diselesaikan dalam waktu dua hari ke depan. (mf/MusAm)