UIN Jakarta Gelar Pembinaan dan Pengajian Moderasi Beragama Bagi Pegawai
Ruang Diorama, BERITA UIN Online-- UIN Jakarta menggelar pembinaan pegawai dan pengajian moderasi beragama bertajuk “Pengarusutamaan Moderasi Beragama Melalui Pendekatan Legal Humanis di UIN Jakarta” di Ruang Diorama UIN Jakarta, Selasa (22/11/2022).
Kegiatan yang bertujuan untuk menguatkan sikap moderasi beragama bagi tenaga kependidikan (tendik) itu dibuka Kepala Biro Administrasi Umum dan Kepegawaian Drs H Juanda Naim MH.
Kegiatan diawali dengan pembacaan surat Yasin dan tahlil dipandu pegawai Sub Bagian Rumah Tangga Ustaz Dadi, kemudian dilanjutkan dengan pre test peserta pengajian untuk menguji pengetahuan mengenai moderasi beragama.
Juanda dalam sambutannya mengatakan di setiap kehidupan pasti diatur oleh norma agama.
“Saya mengajak hadirin untuk mengembalikan rutinitas kehidupan dilandasi dengan niat ibadah, begitu pun tugas pokok kita harus berkaitan dengan agama, misal bertegur sapa jika dilandaskan dengan agama akan terasa nikmat,” tuturnya.
Juanda menambahkan, tugas yang dilandasi dengan agama akan memperoleh pahala. Dia berharap, nantinya semangat moderasi beragama terus dibangun dan diterapkan dalam aktivitas masing-masing, sehingga bisa jadi barometer perguruan tinggi lainnya.
“Pelaksanaan, pemahaman, dan implementasi moderasi beragama nantinya akan kita lakukan di semua jajaran,” tambah dia.
Pada kesempatan yang sama, Dr Muhammad Zen sebagai penceramah menjelaskan, bicara moderasi beragama itu menghargai teman saat bekerja, tidak mudah iri dengki, menghargai pendapat, dan tidak berlebihan.
Lebih lanjut Zen menjelaskan, moderasi beragama merupakan sikap mengurangi kekerasan atau menghindari keekstreman dalam cara pandang, sikap, dan praktik beragama.
Ditambahkan Zen yang merupakan Dosen Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi, perbedaan pemahaman itu biasa, asal saling menghargai termasuk dalam bekerja.
“Moderasi itu menjadi jalan tengah yang menengahi tidak memihak pada salah satu, seperti wasit yang dalam posisi adil tidak memihak ke salah satu pihak tidak curang,” ungkap Zen.
Dia menegaskan, moderasi beragama bukan hanya menghormati sesama muslim, namun juga antar umat beragama, misal menghargai tetangga yang non muslim.
Contoh beragama yang berlebihan, dikatakan Zen, yaitu tokoh agama mengkafirkan sesama pemeluk agama. Dia mengatakan, jangan hanya karena berbeda dalam pandangan beragama sampai terputus tali silaturahmi karena hanya Allah yang mengetahui seseorang kafir atau tidaknya.
“Sedangkan, terdapat empat indikator moderasi beragama, antara lain komitmen kebangsaan, anti kekerasan, toleransi, dan akomodatif terhadap kebudayaan lokal,” sebut Zen.
Acara yang diikuti sekira 155 tendik dan sejumlah pejabat itu ditutup dengan penyerahan cenderamata kepada penceramah dan post test para peserta yang hadir. (falah aliya)