UIN Jakarta dan PUSPENMA Kemenag Sosialisasikan Program Pendanaan Riset MoRA The AIR Funds 2025
Ruang Diorama, Berita UIN Online - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta bersama Pusat Pembiayaan Pendidikan Agama dan Pendidikan Keagamaan (PUSPENMA) gelar kegiatan Sosialisasi Program Pendanaan Riset Indonesia Bangkit Kementerian Agama RI (MoRA The AIR Funds 2025) di Ruang Diorama, Kampus I UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Kamis, (16/10/2025).
Kegiatan yang bertujuan memperkuat kualitas penelitian yang relevan dengan kebutuhan nasional sebagai kontribusi menuju Indonesia Emas 2045 ini, diikuti oleh ratusan peserta yang terdiri atas dosen, peneliti, dan tenaga kependidikan dari berbagai fakultas di lingkungan UIN Jakarta. Dengan para Narasumber dari PUSPENMA dan Penerima MoRA The AIR Funds 2024 Kementerian Agama RI yang hadir langsung dalam kegiatan tersebut.
Diantaranya, Kepala PUSPENMA Kemenag RI Dr. Ruchman Basuri, M.Ag; Ketua Tim Investasi Pendidikan Kerjasama dan Riset PUSPENMA Kemenag RI Hendro Dwi Antoro, S.H. C.MED; Rektor UIN Jakarta Prof. Asep Saepudin Jahar, P.hD; Ketua LP2M UIN Jakarta Prof. Amelia Fauzia, P.hD; Penerima MoRA The AIR Funds 2025 Prof. dr. Flori Ratna Sari, P.hD
Rektor UIN Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar, secara langsung membuka forum pertemuan tersebut. Ia menegaskan komitmen universitas untuk terus mendukung dan memfasilitasi agenda riset dosen, sehingga anggaran penelitian akan ditingkatkan seiring dengan kejelasan program dan arah pengembangannya. “Kunci inovasi dan keunggulan ada di riset,” tegasnya.
Lebih lanjut, Rektor menjelaskan bahwa kolaborasi antar fakultas menjadi kunci bagi kemajuan penelitian di lingkungan UIN Jakarta. “Dalam konteks keilmuan, tidak ada bidang yang bisa berdiri sendiri. Semua harus berdialog dan bersinergi dengan ilmu lain, Seperti mungkin Fakultas Tarbiyah dapat berkolaborasi untuk mengembangkan alat pembelajaran berbasis kecerdasan buatan (AI) yang bermanfaat bagi pendidikan bahasa, sains, dan bidang lainnya,” jelasnya.
Sementara itu, Ketua PUSPENMA Kemenag RI, Dr. Ruchman Basuri, menjelaskan bahwa PUSPENMA merupakan lembaga di bawah Sekretariat Jenderal Kemenag yang bertugas mengelola pembiayaan pendidikan strategis dan pengembangan SDM keagamaan.
“Kami fokus pada tiga hal, yaitu beasiswa pendidikan, pendanaan pendidikan dasar dan menengah keagamaan, serta investasi pendidikan termasuk dana riset,” terangnya.
Melalui program MoRA The AIR Funds 2025, pemerintah menyediakan pendanaan riset hingga 500 juta untuk bidang sosial-humaniora, kebijakan, dan pendidikan, serta hingga 2 miliar untuk bidang sains dan teknologi. “UIN Jakarta kami dorong menjadi salah satu penerima terbesar, minimal 10 kelompok riset tahun depan,” tambahnya.
Acara dilanjut dengan sesi berbagi pengalaman yang dibawakan oleh Penerima Program MoRA The AIR Funds 2024 Prof. dr. Flori Ratna Sari, Ia menekankan bahwa langkah pertama dalam menyusun proposal penelitian adalah menemukan ide yang kuat, inovatif, dan memiliki nilai kebaruan.
“Bapak dan Ibu mungkin sampai tanggal 23 belum bisa mendaftar di ERIS pro, itu yang pertama dilakukan adalah mungkin mencari ide ya. Nah, ide ini harus sangat matang sekali karena nanti kekuatan proposal Bapak dan Ibu yang dinilai oleh reviewer jadi harus ada nilai inovasi, nilai novelty dan Bapak Ibu ini bisa memberikan solusi bagi permasalahan bangsa, negara maupun kementerian dalam bentuk produk,” ujarnya.
Untuk itu, Prof. dr. Floria Ratna menjelaskan pentingnya kepatuhan terhadap petunjuk teknis. “Salah satu Kunci utama dalam penyusunan proposal adalah kepatuhan terhadap juknis yang telah disediakan. Meski tampak rumit, formatnya sebenarnya sudah lengkap dan terstruktur, mulai dari proposal hingga RBA Excel yang otomatis menghitung anggaran berdasarkan output penelitian,” jelasnya.
Sebagai contoh, timnya berhasil mengembangkan alat deteksi halal portabel yang praktis dan mudah digunakan di berbagai situasi, bahkan oleh pedagang bakso sekalipun. Alat ini dirancang agar dapat membantu masyarakat secara langsung dalam memastikan kehalalan bahan makanan tanpa harus bergantung pada laboratorium atau lembaga penguji.
“Alat recycler yang kami kembangkan berukuran kecil, seukuran tumbler, sehingga mudah dibawa ke mana pun. Harapannya, alat ini dapat digunakan secara mandiri oleh masyarakat, misalnya oleh pedagang makanan, untuk memeriksa kehalalan produk yang dijual. Dengan demikian, upaya penilaian kehalalan (self-assessment halal) tidak lagi terbatas pada lembaga atau laboratorium, tetapi dapat diakses dan dimanfaatkan oleh semua kalangan,” ungkapnya.
Di akhir, Ketua LP2M UIN Jakarta Prof. Amelia Fauzia, berharap bahwa pendanaan riset tahun ini dapat meningkat, karena sejalan dengan kualitas riset UIN Jakarta yang dinilai semakin unggul.
“Kami berharap tahun ini jumlah penerima pendanaan riset dapat meningkat, seiring dengan semakin meningkatnya kualitas riset di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Saat ini UIN Jakarta memiliki berbagai riset unggulan, baik di tingkat universitas, fakultas, maupun program studi. Rektor juga telah memberikan perhatian dan dukungan luar biasa agar riset unggulan tersebut benar-benar menjadi unggul.”
(Fathan Rangga I./ Fauziah M./ Zaenal M./ Nabila Azzahra S./Foto: Tiara Adhie)