Tipikal Orang yang Tidak Bisa Jadi Sahabat
Oleh Masri Mansoer
Pertama sekali mari kita menyampaikan puji dan syukur kepada Allah Tuhan Yang Maha Pencipta segala sesuatu dengan sebaik-baiknya. Semoga kita selalu lindungan dan keberkahan.
Kita hidup ini pasti memerlukan dan diperlukan oleh orang lain, betapa pun kecilnya peran kita. Karena itulah manusia suka berinteraksi, berteman dan bersahabat makanya manusia dikenal zoonpolitikon (makhluk suka berinteraksi dengan orang lain/bermasyarakat). Untuk itu harus kita ketahui tipikal orang yang akan dijadikan teman atau sahabat, agar tidak salah berteman/bersahabat. Maka topik kita hari ini adalah Tipikal Orang yang Tidak Bisa Jadi Sahabat, antara lain, pertama, orang yang sombong dan takabur, yaitu mereka yang menghargai diri sendiri secara berlebihan, congkak, angkuh dan pongah sehingga menganggap rendah, remeh dan melecehkan orang lain. Inilah karakter Iblis yang dilaknat oleh Allah dan Allah sangat benci dengan orang yang sombong bahkan akan menempatkan mereka nanti di jahanam, seperti Firman Allah: “Dan (ingatlah) ketika Kami (Allah) berfirman kepada para malaikat: "Sujudlah kamu kepada Adam," maka sujudlah mereka kecuali Iblis, ia enggan dan sombong/takabur” (QS al-Baqarah: 34).
Di ayat lainnya Allah berfirman, “Dikatakan (kepada mereka ahli Jahanam): "Masukilah melalui pintu-pintu neraka Jahannam itu, kamu kekal di dalamnya" Maka neraka Jahannam itulah seburuk-buruk tempat bagi orang-orang yang menyombongkan diri (QS al-Zumar: 72). Kemudian, pada ayat yang lain lagi, Allah berfirman: "Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku (Allah) menyuruhmu?" Menjawab iblis "Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah" (QS al-`Araf: 12).
Kedua, tipe orang pendengki atau hasad (iri), adalah suatu watak seseorang yang tidak memiliki keunggulan—baik prestasi, kekuasaan, materi dan lainnya, tetapi menginginkan yang tidak dimiliki itu diperolehnya, atau mengharapkan orang lain yang memilikinya agar kehilangan dan jatuh kepadanya atau kepada yang lain. Karena kalau kita bersahabat dengan orang seperti ini mereka akan selalu berusaha menghancurkan dan menjatuhkan kita supaya apa yang kita miliki menjadi lenyap. Hasad ini akan memakan amal ibadah kita layaknya api memakan kayu yang kering. Karakter ini juga menyamai watak Iblis yang harus kita jauhi, seperti firman Allah:
.“Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain” (QS al-Nisa`: 32) dan “Iblis menjawab: "Karena Engkau (Allah) telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar/pasti akan (menghalang-halangi/menghancurkan) mereka manusia dari jalan Engkau yang lurus (QS al-`Araf: 16).
Firman-Nya lagi, “Dan Kami (Allah) berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula seperti di surge” (QS al-Baqarah: 35-36).
Ketiga, orang yang suka merendahkan, memandang sebelah mata dan menilai bodoh orang lain, walaupun sebenarnya mereka belum tentu juga lebih segalanya. Padahal Allah melarang kita berbuat yang demikian itu, seperti Firman-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekelompok laki-laki merendahkan/melecehkan kelompok laki-laki lain, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik mereka” (QS al-Hujarat: 11).
Keempat, orang yang suka mencurigai, pembuka aib dan mencari-cari kesalahan orang lain. Tipe orang seperti ini akan membuat kita serba salah. Kita berbuat baik, dia selalu curiga dan mencari kekurangan kita, kita berbuat kurang baik dia tidak terima dan menjadikan kekurangan itu bukti kecurigaannya. Padahal kalau mau transparan dan jernih, belum tentu dia berbuat baik dan ikhlas, boleh jadi sebagai tameng, kedok dan pamer. Karakter ini bagaikan orang yang sedang menunjuk satu jari terarah kepada orang lain dan jari-jari lainnya mengarah pada dirinya sendiri. Allah melarang kita curiga, mencari-cari kesalahan orang lain dan fitnah, sebagaimana firman-Nya:
“Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan purba-sangka (kecurigaan), karena sebagian dari purba-sangka itu dosa. Dan janganlah suka mencari-cari keburukan/kesalahan orang dan janganlah menggunjingkan satu sama lain” (QS al-Hujarat: 12).
Kelima, Mereka yang suka meledek dan mengolok-olok agama dan keyakinan kita baik agama atau beda agama dengan kita, seperti Firman Allah:
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil jadi sahabat/teman baik, orang-orang yang membuat agamamu jadi buah ejekan dan permainan, (yaitu) di antara orang-orang yang telah diberi kitab sebelummu, dan orang-orang yang kafir (orang-orang musyrik) (QS al-Maidah: 57).
Semoga kita dilindungi dari sifat-sifat yang demikian dan dijauhkan dari tipikal sahabat yang berwatak tidak baik itu. Amin. (ns)
* Penulis adalah Guru Besar Fakultas Ushuluudin dan Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta