Tiba di Tanah Air, Tokoh Nasional Hingga Mahasiswa Sambut Jenazah Profesor Azra

Tiba di Tanah Air, Tokoh Nasional Hingga Mahasiswa Sambut Jenazah Profesor Azra

Ciputat, BERITA UIN Online— Jenazah Guru Besar sekaligus Rektor UIN Jakarta periode 1998-2006, Prof. Dr. Azyumardi M.Phil, MA, CBE akhirnya tiba di tanah air melalui Bandara Soekarno-Hatta, sekira pukul 22.40 WIB hari Senin (19/9/2022). Kedatangan jenazahnya langsung disambut oleh tokoh, kolega, mahasiswa, dan hingga publik yang tergerak menyambut kedatangan sekaligus mengantarkan jenazahnya ke rumah duka di Ciputat, Tangerang Selatan.

Jenazah almarhum Profesor Azra sendiri diterbangkan langsung dari Malaysia hari ini sekitar pukul 20.45 waktu setempat menggunakan maskapai Batik Air dengan nomor penerbangan ID 6019 CGK-KUL. Beberapa saat setelah tiba di Bandar Soekarno-Hatta, jenazah langsung diserahterimakan oleh Duta Besar RI untuk Malaysia Hermono kepada representasi Kementerian Luar Negeri RI yang diwakili Dirjen Informasi Teuku Faizasyah.

Pantauan kontributor BERITA UIN Online di lapangan, jenazah almarhum disambut sejumlah tokoh nasional, kolega, mahasiswa hingga publik yang ingin menjemput langsung di bandara.  Mantan Wakil Presiden (Wapres) RI HM Jusuf Kalla, Menkominfo Johni G. Plate, Mensesneg Praktikno, Rektor UIN Jakarta 2006-2015 Prof. Dr. Komaruddin Hidayat dan lainnya tampak menyambut langsung jenazah almarhum.

Dalam kesempatan yang sama, Mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) menyampaikan rasa belasungkawanya atas meninggalnya almarhum saat hendak menjadi narasumber konferensi akademik internasional di Malaysia. “Saya ucapkan belasungkawa sedalam-dalamnya atas meninggalnya almarhum Profesor Azyumardi Azra,” katanya.

Menurut JK, Profesor Azra  merupakan akademisi dan pemimpin handal yang meninggalkan banyak karya dan pengaruh mendalam. selain berkiprah dalam memimpin UIN Jakarta, almarhum juga sedikit dari akademisi yang produktif menuliskan karya berisi pemikiran Islam di Indonesia.

“Beliau begitu banyak menulis buku, saya kira dari banyaknya akademisi dalam menuangkan pemikiran-pemikiran Islam paling banyak,” ucapnya.

Lebih dari itu, sambungnya, Profesor Azra merupakan sosok cendekiawan yang memiliki kepedulian besar terhadap kehidupan masuarakat Indonesia. Perhatiannya ini banyak disampaikan dalam berbagai forum dan tulisan. “Sehingga pemikirannya sangat berpengaruh dalam kehidupan sosial kita,” tambahnya.

Usai serah terima di bandara, jenazah Profesor Azra langsung dibawa pulang menuju di rumah duka hingga tiba sekira pukul 23: 53 WIB. Ratusan pelayat yang terdiri dari tokoh nasional, kolega, dosen, mahasiswa, dan publik yang  sedari awal menunggu kedatangannya di rumah duka langsung menyambut peti jenazah almarhum yang ditutupi bendera merah putih.

Terlihat Menteri Agama RI periode 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin menjadi salah satu dari ratusan pelayat yang menyambut jenazah almarhum di rumah duka. Dengan sigap Lukman turut membopong peti jenazah almarhum untuk dibawa masuk dalam ruangan persemayaman.

Pantauan kontributor BERITA UIN Online, kedatangan jenazah almarhum di rumah duka berlangsung haru dan khidmat. Isak tangis dari anggota keluarga dan untaian kalimat tahlil menggema menyambut kedatangan jenazahnya.

Diketahui, Profesor Azyumardi Azra wafat di Malaysia, hari Ahad (18/9/2022). Almarhum wafat dalam perawatan para dokter RS Serdang Malaysia pasca dinyatakan sakit dalam perjalanannya memenuhi undangan Angkatan Belia Islam Malaysia (ABIM).

Wafatnya Profesor Azra sendiri merupakan kehilangan besar bagi sivitas akademik UIN Jakarta. Sepanjang masa kepemimpinannya sebagai Rektor UIN Jakarta, Profesor Azra telah melakukan sejumlah pengembangan universitas dengan ide-ide konstruktif dan penuh dedikasi.

Salah satu kiprah Profesor Azra adalah mendorong perubahan kualitas pendidikan yang ditawarkan perguruan tinggi keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Perubahan ini didasari mimpinya agar PTKIN bisa lebih kompetitif dan memberikan peluang luas bagi lulusan madrasah, pesantren, maupun sekolah lainnya dalam meraih cita-cita mereka.

Perubahan ini diimplementasikannya dengan mendorong transformasi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Upaya ini berhasil dengan terbitnya Surat Keputusan Presiden RI Nomor 031 Tanggal 20 Mei 2002 yang melandasi perubahan IAIN Jakarta menjadi UIN Jakarta. UIN Jakarta sendiri menjadi UIN pertama di Indonesia.

Dengan transformasi ini, UIN Jakarta bisa mengembangkan banyak fakultas dan program studi berbasis integrasi ilmu. Sejumlah fakultas seperti Fakultas Psikologi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Sains dan Teknologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Kesehatan, dan Fakultas Kedokteran lahir di era UIN.

Perubahan menjadi UIN Jakarta sendiri pada akhirnya menginspirasi sejumlah PTKIN lain untuk berubah status dari STAIN atau IAIN menjadi UIN. Total kini terdapat 29 PTKIN dengan status UIN dengan bertambahnya lima UIN di tahun 2022, yaitu UIN Mahmud Yunus Batusangkar, UIN Sjech M. Djamil Djambek Bukittinggi, UIN K.H. Abdurrahman Wahid Pekalongan, UIN Syekh Ali Hasan Ahmad Addary Padangsidimpuan, dan UIN Salatiga. (mf/zm)