Teguhkan Peran Budaya, UIN Jakarta Bangun Tradisi Apresiasi Sastra lewat Pementasan Pestarama#10

Teguhkan Peran Budaya, UIN Jakarta Bangun Tradisi Apresiasi Sastra lewat Pementasan Pestarama#10

Jakarta, Berita UIN Online - UIN Syarif Hidayatullah Jakarta kembali membuktikan diri sebagai institusi pendidikan tinggi yang bukan hanya menekankan pencapaian akademik, tetapi juga memberi ruang tumbuh yang luas bagi kreativitas dan ekspresi seni mahasiswa. Hal ini tercermin dalam gelaran Pekan Apresiasi Sastra dan Drama (Pestarama) #10 yang diselenggarakan oleh Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), bertempat di Bulungan Theater Building, Jakarta Selatan, Selasa (20/05/2025).

Selama tiga hari, Pestarama menjadi panggung apresiasi yang bukan hanya menampilkan kemampuan para mahasiswa dalam berteater, tetapi juga menghidupkan kembali karya-karya penting dalam khasanah sastra Indonesia. Mengangkat tema “Relung Langkah Budayawan Muslim Indonesia #2”, acara ini menjadi bentuk penghormatan terhadap kontribusi para budayawan muslim yang telah mewarnai dunia sastra Indonesia dengan karya-karya yang sarat nilai spiritualitas, kritik sosial, dan budaya.

Pementasan tahun ini menampilkan tiga karya besar dari sastrawan Indonesia: “Masyitoh” karya Ajip Rosidi, “Tikungan Iblis” karya Emha Ainun Nadjib (Cak Nun), dan “Iblis” karya Mohammad Diponegoro. Ketiganya dibawakan secara mendalam dan penuh penghayatan oleh para mahasiswa semester enam yang telah melalui proses kreatif dan latihan panjang. “Masyitoh” membuka pertunjukan dengan kisah tentang keteguhan iman seorang perempuan menghadapi tirani Fir’aun, menggugah emosi penonton lewat nuansa spiritual yang kuat.

Dan “Tikungan Iblis” karya Emha Ainun Najib yang hadir dengan gaya satir yang menyentil realitas sosial-politik Indonesia, menyuguhkan refleksi tajam tentang manusia, godaan, dan kemunafikan dalam sistem kekuasaan. Sementara itu, “Iblis” menutup rangkaian dengan menyentuh kisah keimanan Nabi Ibrahim dan keluarganya, menekankan pentingnya keteguhan hati dalam menghadapi ujian hidup.

Ketiga pementasan tersebut berhasil memikat lebih dari 800 penonton dari kalangan dosen, mahasiswa, alumni, hingga masyarakat umum. Respons positif pun bermunculan, tidak hanya karena kualitas pementasan yang tinggi, tetapi juga karena keberanian mengangkat naskah-naskah yang penuh makna dan bernilai sastra tinggi.

Sebagai bagian dari rangkaian acara, Pestarama juga menghadirkan pameran karya tulis dan dokumentasi proses kreatif yang dilakukan mahasiswa selama mempersiapkan pementasan. Pameran ini menjadi ruang refleksi yang memperlihatkan bagaimana proses produksi drama juga merupakan bagian dari pendidikan karakter dan intelektual.

Pestarama #10 bukan sekadar agenda rutin tahunan, melainkan sebuah representasi nyata dari misi UIN Jakarta dalam membentuk mahasiswa yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga kaya akan nilai-nilai budaya, spiritualitas, dan kemanusiaan. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terus menunjukkan bahwa kampus bukan hanya tempat belajar, tetapi juga laboratorium kehidupan, tempat mahasiswa ditempa menjadi pribadi yang utuh dalam berilmu, berkesenian, dan berbudaya.

Dengan terus menghidupkan karya-karya para sastrawan besar Indonesia, UIN Jakarta menjadi jembatan antara generasi masa kini dan nilai-nilai luhur yang diwariskan melalui sastra. Kampus ini tidak hanya mengajarkan sastra, tetapi juga merawatnya, menghidupkannya, dan memperkenalkannya kembali kepada dunia, melalui tangan-tangan kreatif para mahasiswanya.

(M. Hanif Al-Fatih/Zaenal M./Widhi Damar A./Foto: Panitia Pelaksana Pestarama#10)