Survei PPIM UIN Jakarta: Mayoritas Muslim Indonesia Percaya Perubahan Iklim

Survei PPIM UIN Jakarta: Mayoritas Muslim Indonesia Percaya Perubahan Iklim

Hotel Ashley Wahid Hasyim Jakarta, Berita UIN Online—Pusat Pengkajian Islam dan Masyarakat (PPIM) UIN Jakarta telah merilis hasil survei nasional REACT (Religious Environmentalism Actions) yang mengkaji pengetahuan, sikap, dan perilaku Muslim Indonesia terhadap lingkungan dan perubahan iklim di Hotel Ashley Wahid Hasyim Jakarta pada Rabu, (24/7/2024). 

Survei ini melibatkan 3,397 responden berusia 15 tahun ke atas dari seluruh provinsi di Indonesia dengan tingkat respons mencapai 97.06%. Metode yang digunakan adalah probability sampling dengan multistage random sampling, memastikan representasi yang akurat dari populasi Indonesia.

Survei tersebut menunjukkan bahwa 70,43% Muslim Indonesia mengetahui tentang perubahan iklim, dengan 76,82% yakin dan 19,1% sangat yakin bahwa perubahan iklim sedang terjadi. Namun, hanya 50,4% yang khawatir tentang kerusakan lingkungan, sementara 58,35% lebih mengkhawatirkan kriminalitas. 

Dari data tersebut, 46,07% responden percaya bahwa manusia adalah penyebab utama kerusakan lingkungan dan perubahan iklim. Sedangkan 37,72% menyatakan bahwa penyebabnya adalah kombinasi antara aktivitas manusia dan faktor alami, dan 16,21% menyebut penyebabnya alami.

Acara peluncuran hasil survei ini dihadiri oleh tamu undangan dari berbagai kedutaan seperti Belanda, Singapura, dan Amerika, serta lembaga lingkungan hidup seperti Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK), Greenpeace, dan organisasi terkait lainnya.

Direktur Eksekutif PPIM UIN Jakarta, Didin Syafruddin, Ph.D., membuka acara dengan menyampaikan terima kasih kepada Kedutaan Kerajaan Belanda atas dukungannya dalam penelitian ini. Sambutan berikutnya disampaikan oleh Head of Political Affairs, Embassy of the Kingdom of the Netherlands Jakarta, Maresa Oosterman.

Koordinator Survei Nasional REACT, Prof. Iim Halimatusa’diyah, Ph.D., memaparkan hasil survei yang menunjukkan bahwa mayoritas Muslim Indonesia (46.07%) berpandangan bahwa perubahan iklim sebagian besar disebabkan oleh tindakan manusia. Hampir 70% Muslim Indonesia setuju bahwa perubahan iklim disebabkan oleh kegiatan ekonomi seperti perkebunan sawit dan pertambangan. 

"Islam yang konservatif cenderung kurang ramah lingkungan, sedangkan Muslim dengan komitmen kuat lebih pro-lingkungan," tuturnya.

Direktur Pendidikan tinggi dan IPTEK, Bappenas, Andri N.R Mardiah, ST, M.Bus, Ph.D., menekankan pentingnya pendidikan untuk meningkatkan kualitas manusia dalam literasi lingkungan. "Pendidikan itu sepanjang hayat dan harus mencakup hard dan soft skills untuk mendukung pembangunan berkelanjutan," ujarnya.

Ketua PB Nahdlatul Ulama, KH. Ulil Abshar Abdalla, memberikan pandangan bahwa green Islam harus membedakan antara isu lingkungan pada level small habitat (kerusakan lingkungan) dan big habitat (perubahan iklim). "Isu dekarbonisasi masih memerlukan banyak perhatian dan belum sepenuhnya terselesaikan," tambahnya.

Direktur Eksekutif Muhammadiyah Climate Center, Dr. Agus S. Djamil, menyatakan bahwa survei ini memberikan baseline studies yang berharga bagi akademisi, pembuat kebijakan, dan organisasi masyarakat sipil berbasis agama. "Hasil survei ini adalah potret kondisi kesadaran lingkungan bangsa kita hari ini," ucapnya.

Aktivis lingkungan, Hening Parlan, M.M., mengungkapkan temuan bahwa 40% masalah lingkungan di Indonesia adalah sampah, diikuti oleh banjir (20%), sungai tersendat (11%), pemanasan global (10%), pencemaran udara (6%), kerusakan ekosistem laut (4%), sulitnya air bersih (3%), kerusakan hutan (2%), abrasi (2%), dan pencemaran tanah (2%). "Muslim di Indonesia memiliki porsi yang sangat tinggi dalam mengabaikan perubahan iklim meskipun dampaknya sudah sangat terasa," jelasnya.

Acara diakhiri dengan sesi tanya jawab dan polling peserta yang menerima souvenir. Bagi publik yang ingin menyaksikan acara ini, dapat mengaksesnya melalui live streaming di YouTube PPIM UIN Jakarta pada tautan berikut:

https://www.youtube.com/live/mE_AbkKd8Mw?si=IfF8ZJz2CQ66G_DK 

(Ken Devina/ Fauziah Muslimah/ Noeni Indah Sulistiyani/ Foto: Adib Taufiqur'Rachman)