Survei BPS Catat 88,20% Tingkat Kepuasan Jamaah Haji, Pimpinan UIN Jakarta Dorong Terus Inovasi Layanan
Gedung Rektorat, Berita UIN Online— Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat mengumumkan tingkat kepuasaan jamaah haji Indonesia yang cukup tinggi atas layanan haji 2024 dengan skor 88.20 dalam rilis hasil survei indeks kepuasan Jemaah haji Indonesia (IKJHI) tahun 2024. Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A. Ph.D. turut mengapresiasi keberhasilan setiap bentuk keberhasilan layanan dan berharap agar inovasi serta terobosan-terobosan dalam pelayanan haji terus dilakukan.
Direktur Sistem Informasi Statistik BPS, Joko Parmiyanto, di Jakarta, Jumat (20/9/2024) mengungkapkan, tingkat kepuasan jamaah haji Indonesia atas layanan haji pada musim haji 2024 cukup tinggi. “Indeks Kepuasan Jemaah Haji Indonesia tahun 2024 mencapai 88,20. Secara umum, Jemaah haji Indonesia telah menerima semua pelayanan yang diberikan oleh pemerintah secara sangat memuaskan,” katanya.
Joko menuturkan, Nilai IKJHI 2024 mengalami kenaikan dibandingkan indeks tahun 2023 yakni 85,83. Tingkat kepuasan jemaah haji Indonesia tertinggi didapat dari daerah kerja atau satuan operasi Bandara dengan nilai indeks 90,83. Sementara jenis layanan dengan nilai IKJHI tertinggi adalah layanan transportasi bus shalawat, dengan nilai indeks sebesar 91,61.
Survei kepuasan haji BPS, sebutnya, dilakukan dengan metode pengumpulan data melalui kuisioner secara mandiri (self enumeration) dimana pada kuisioner ini para jamaah menilai berdasarkan persepsi mereka atas kualitas berbagai pelayanan. Selain itu, kuisioner dilakukan juga wawancara dan observasi untuk mengumpulkan data kualitatif yang akan memperkaya informasi. Wawancara juga dimaksudkan untuk mengamati fasilitas dan proses pelayanan yang diterima Jemaah.
Survei sendiri dilaksanakan dengan menggunakan sampel 14.400 Jemaah yang terbagi dalam dua gelombang, gelombang pertama 6.400 Jemaah dan gelombang kedua 8.000 Jemaah. Pengambilan sampel dilaksanakan di 7 titik pengamatan yakni Bandara Madinah kedatangan, Bandara Jedah kedatangan, Madinah Gelombang 1, Makkah Pra Armuzna, Armuzna, Makkah pasca Armuzna dan Madinah gelombang 2.
Sementara itu, jenis pelayanan yang disurvei cukup beragama, mulai dari pelayanan petugas haji, pelayanan ibadah, pelayanan transportasi, akomodasi, pelayanan konsumsi dan pelayanan lainnya. Unsur survei kepuasan antara lain kemampuan petugas, pembinaan, informasi dan komunikasi, jaminan dan keamanan, bukti nyata, kesiapan atau cepat tanggap dan tepat waktu, perlindungan, akses, kemudahan memperoleh pelayanan dan dapat dipercaya, serta sikap keramahan dan kepedulian.
Joko sendiri memastikan jika survei BPS ini independent dan tidak ada intervensi dari pihak eksternal, termasuk Kementerian Agama. BPS, kata dia, tidak ada tendensi apapun dengan survei indeks kepuasan Jemaah haji Indonesia 2024. “Kami melakukan metode khusus yang bisa di-challenge. Bagaimana sebelum pengumpulan sampel, sebelum tim ke lapangan kami minta data ke Siskohat (Sistem komputerisasi Haji Terpadu),” ujarnya.
Terpisah, Rektor Asep Jahar menilai, hasil survei BPS yang menunjukkan indeks kepuasan jemaah haji Indonesia tahun 2024 sebesar 88,20 menunjukan capaian yang patut diapresiasi. Menurutnya, skor ini menjadi salah satu argumen penting atas hadirnya upaya dan kerja keras pemerintah melalui Kementerian Agama RI dalam meningkatkan kualitas layanan kepada para jamaah.
“Peningkatan dari tahun sebelumnya (2023, red.) juga ikut menunjukkan jika evaluasi dan perbaikan berkelanjutan terus dilakukan stakeholder terkait guna meningkatkan kenyamanan dan kepuasan jemaah haji,” sebutnya.
Lebih jauh, Rektor Asep Jahar mendukung terus berbagai inovasi kreatif dalam meningkatkan kualitas pelayanan haji. “Semoga penyelenggaraan haji ke depan terus membawa perbaikan yang signifikan demi kemaslahatan umat,” harapnya.
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag Hilman Latief mengemukakan, meski masih terdapat beberapa kekurangan dalam penyelenggaraan haji 2024, tetapi ia mengapresiasi hasil survei BPS yang menyatakan penyelenggaraan haji di tahun 2024 secara umum sangat memuaskan.
“Alhamdulillah upaya kita untuk melakukan perbaikan-perbaikan di tahun 2024 ini juga membuahkan hasil yang baik menurut hasil BPS, dan kami juga merasakan seperti itu. Memang masih ada beberapa catatan penting, seperti akomodasi yang perlu mendapatkan perbaikan signifikan di masa yang akan datang, khususnya pada puncak haji, itu akan menjadi perhatian kami,” ujar Hilman.
Selain itu, ia menyampaikan terkait tenda bagi jemaah haji juga akan terus diperbaiki untuk penyelenggaraan haji ke depan agar bisa mengakomodasi seluruh jemaah. Selain itu, lanjut Hilman, skema tanazul juga menjadi salah satu alternatif yang akan ditawarkan untuk mengurai kepadatan di Mina.
“Berdasarkan survei tadi bahwa memang mengenai tenda, masalah kepadatan perlu perbaikan. Mungkin proyeksinya, tanazul yang kita siapkan tahun lalu, akan diambil dan bisa diterapkan untuk tahun yang akan datang,” katanya.
"Saya kira itu salah satu rekomendasinya yang saya tangkap dari hasil survei," imbuhnya.
Hilman menjelaskan, yang dimaksud dengan tanazul adalah jemaah yang memilih tinggal di hotel terdekat Jamarat bukan di tenda Mina. “Nanti kita siapkan kategori-kategori khusus karena bagaimana pun tanazul itu sudah ada, tapi sifatnya voluntary, belum by design,” kata Hilman lagi. (Rilis Kemenag/PIH)