STF UIN Jakarta Luncurkan Buku Narasi Ekonomi Perempuan Perdesaan

STF UIN Jakarta Luncurkan Buku Narasi Ekonomi Perempuan Perdesaan

Gedung FEB, BERITA UIN Online— Lembaga sosial kemanusiaan Social Trust Fund (STF) UIN Jakarta meluncurkan buku 'Enablers for Muslim Women Economic Empowerment' di Gedung Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UIN Jakarta, Senin (5/9/2022). Buku yang diterbitkan Palgrave Macmillan (2022) ini bertutur peran ekonomi perempuan di kawasan perdesaan Indonesia.

Peluncuran buku dihadiri dan dibuka langsung Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany Lubis. Selain itu, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga juga berkenan hadir dan menyampaikan presentasinya.

Peluncuran buku yang disertai seminar tentang pemberdayaan ekonomi perempuan dihadiri tiga pembicara, Profesor Azyumardi Azra CBE, Profesor Euis Amalia, dan Profesor Asep Saepudin Jahar. Ketiganya mempresentasikan pandangan tentang peran ganda perempuan berdasar perspektif keilmuan masing-masing.

Dalam paparannya, Profesor Amelia mengungkapkan, buku ini berangkat dari riset aksi para penulis dalam melakukan pemberdayaan perempuan di Jawa Barat, Sulawesi Selatan, dan Nusa Tenggara Barat. Dalam jangka waktu 2018-2021, 110 responden berperan aktif dalam kegiatan riset aksi melalui observasi, wawancara, piloting project, pelatihan, dan pendampingan.

Sebagai informasi, buku ini ditulis oleh sejumlah peneliti yang terlibat. Diantaranya Direktur STF UIN Jakarta Profesor Amelia Fauzia, Peneliti UNSW Canberra Australia Profesor Minako Sakai dan Profesor Felix Tan.

Buku sendiri, sambung Guru Besar Sejarah ini, menjawab tiga pertanyaan penelitian. Ketiganya, bagaimana potensi toleransi di kalangan perempuan pelaku UMKM dapat dikembangkan? Bagaimana negosiasi untuk menyeimbangkan kewajiban rumah tangga dan bisnis? Dan, bagaimana dampak kemampuan digital terhadap usaha dan dampak sosial lainnya?

Hasil riset aksi sendiri mencatat sejumlah temuan penting. Terkait potensi toleransi misalnya, sebut Amelia, perempuan yang terlibat dalam aktivitas ekonomi memiliki potensi besar dalam membangun toleransi. "Kami melihat adanya hidden potential dari perempuan dalam konteks ini," katanya.

Melalui aktivitas ekonomi yang mereka lakukan, perempuan bisa membangun kepercayaan diri dan mendorong toleransi. Ini terlihat ketika mereka menjalankan aktivitas ekonominya berlandaskan pada etika ekonomi Islam seperti keharusan melakukan amal shalih, siddiq dan amanah, haq dan 'adl, dan ihsan dalam aktivitas ekonomi mereka.

"Etika Islam selanjutnya juga mendorong perempuan untuk meyakini pentingnya proses dibandingkan hasil semata," tambahnya.

 

 

Apresiasi Menteri Bintang Puspayoga

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Menteri PPPA) Bintang Puspayoga yang hadir secara virtual menyampaikan apresiasinya atas riset aksi dan publikasi buku tersebut.  "Terima kasih kepada STF UIN Jakarta yang telah melaksanakan aksi-aksi pemberdayaan perempuan, termasuk melalui riset kerja sama UNSW Australia ini," apresiasinya.

Menteri Bintang menuturkan, riset aksi pemberdayaan terhadap kelompok perempuan sebagai aktor ekonomi keluarga ini penting dan sejalan dengan upaya yang dilakukan pemerintah dalam mengakselerasi kebangkitan ekonomi masyarakat. "Tujuan pemerintah Indonesia bagaimana kita pulih dan bangkit lebih cepat," katanya.

Pemerintah, sambungnya, sangat mengapresiasi riset aksi yang dilakukan dengan kerangka metodologi ketat sehingga diterbitkan menjadi buku. Sebab ini akan menjadi basis data bagi pemerintah dalam merumuskan satu kebijakan publik.

"Tentunya, berbagai keputusan pemerintah tidak bisa dilakukan tanpa hasil penelitian yang kredibel," katanya.

Negara, sambungnya lagi, sangat berkomitmen mendorong persamaan derajat laki-laki dan perempuan. Ini dilakukan dengan mendorong partisipasi yang setara dalam mengontribusikan peran masing-masing.

Diantara prioritas pemberdayaan perempuan adalah pemberdayaan perempuan dalam kewirausahaan berperspektif gender. Mayoritas perempuan Indonesia sendiri menjadi ujung tombak kewirausahaan bangsa dimana 64% pemilik dan pengelola UMKM adalah perempuan dengan sektor terbanyak di fashion, kriya, dan kuliner. (zm)