Seminar Mahasiswa Teknik Pertambangan FST UIN Jakarta Soroti Prospek Pertambangan Berkelanjutan di Indonesia
Auditorium Harun Nasution, Berita UIN Online– Program Studi Teknik Pertambangan, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Seminar Nasional bertema Prospek Pertambangan Berkelanjutan di Indonesia, Kamis (24/10/2024). Acara ini dihadiri oleh pakar pertambangan nasional, mahasiswa, dan para pemangku kepentingan, serta menampilkan beberapa narasumber ahli yang membahas berbagai aspek penting terkait keberlanjutan industri tambang. Seminar ini berlangsung di Auditorium Harun Nasution dan mendapat antusiasme tinggi dari peserta.
Ketua acara, Najwa Salsabiila, menjelaskan bahwa seminar ini juga menyoroti wilayah Papua. Menurutnya, tema Papua diangkat karena saat ini belum ada mahasiswa asal Papua di Program Studi Teknik Pertambangan. “Harapannya, seminar ini dapat membuka peluang baru bagi talenta muda Papua di bidang pertambangan, sekaligus mendukung keberagaman," kata Najwa.
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Alumni, Prof. Ali Munhanif, M.A., Ph.D., dalam sambutannya menekankan pentingnya seminar ini dalam memajukan riset dan pengembangan pertambangan yang selaras dengan prinsip keberlanjutan lingkungan. “Seminar ini penting untuk mempromosikan riset tambang yang memperhatikan aspek kelestarian lingkungan. Ke depan, industri tambang harus mampu beradaptasi dengan tuntutan global menuju keberlanjutan,” ungkap Prof. Ali.
Hadir pula Ketua Program Studi Teknik Pertambangan, Andrew Fiade, M. Kom., serta Dekan Fakultas Sains dan Teknologi, Husni Teja Sukmana, ST., M.Sc., Ph.D. Keduanya turut mendukung penyelenggaraan seminar ini sebagai langkah penting untuk memperluas wawasan mahasiswa tentang industri tambang di era transformasi hijau.
Seminar sendiri menghadirkan tiga materi kunci yang fokus pada keberlanjutan pertambangan. Materi pertama adalah Strategi Perusahaan Tambang Batubara Menuju Net Zero Emission Tahun 2060, yang disampaikan oleh Ir. Priyadi Sutarso, Direktur Utama PT Adaro Indonesia. Dalam presentasinya, Priyadi menekankan bahwa PT Adaro berkomitmen untuk mencapai target emisi nol bersih dengan mengembangkan teknologi energi terbarukan dan mengoptimalkan efisiensi operasional. "Kami percaya bahwa pertambangan batubara dapat berkontribusi terhadap transisi energi yang lebih bersih melalui inovasi," ujarnya.
Materi kedua mengenai Strategi Mine Financing untuk Tambang dibawakan oleh Rizal Kasli, ST., IPU., ASEAN Eng. Rizal menjelaskan tantangan dalam pendanaan industri tambang di tengah transformasi digital, serta solusi pendanaan inovatif yang dapat mendukung pertumbuhan dan keberlanjutan industri ini. "Pembiayaan tambang di era digital memerlukan pendekatan yang fleksibel dan adaptif agar dapat menjaga daya saing global," kata Rizal.
Materi ketiga, Penerapan Teknologi Modern dalam Pengelolaan untuk Meningkatkan Efisiensi dan Efektivitas Proses Hilirisasi, disampaikan oleh Ir. Wisnu Salman, ST., IPM., ASEAN Eng., C.EIA. Wisnu memaparkan bagaimana teknologi modern seperti otomatisasi, digitalisasi, dan kecerdasan buatan dapat digunakan untuk meningkatkan efisiensi produksi, mengurangi biaya operasional, serta meminimalkan dampak negatif terhadap lingkungan. "Dengan pemanfaatan teknologi ini, kita bisa mempercepat hilirisasi, yang pada akhirnya mendukung nilai tambah bagi industri tambang nasional," jelas Wisnu.
Prospek Ekonomi Pertambangan di Indonesia
Dalam riset Berita UIN Online, Indonesia merupakan salah satu negara penghasil sumber daya alam terbesar di dunia, khususnya di sektor pertambangan. Komoditas tambang seperti batu bara, nikel, tembaga, dan emas menjadi andalan ekspor negara ini, menyumbang signifikan terhadap Pendapatan Domestik Bruto (PDB). Namun, di tengah meningkatnya tuntutan keberlanjutan dan tekanan untuk mengurangi emisi karbon, sektor ini menghadapi tantangan besar.
Kebijakan pemerintah Indonesia yang mendorong hilirisasi tambang dan transisi energi bersih semakin mendesak perusahaan tambang untuk berinovasi. Rencana besar pemerintah untuk mencapai Net Zero Emission pada tahun 2060 menjadi kerangka kerja bagi perusahaan tambang untuk mulai menerapkan langkah-langkah keberlanjutan. Industri ini juga diharapkan dapat beradaptasi dengan teknologi baru yang ramah lingkungan serta mengembangkan solusi pendanaan yang mendukung keberlanjutan.
Dengan potensi sumber daya alam yang melimpah, serta fokus pada pengembangan teknologi dan kebijakan yang tepat, Indonesia memiliki prospek besar untuk menjadi pemain utama dalam industri tambang yang berkelanjutan di tingkat global.
Seminar ini diharapkan dapat memperkuat pemahaman para peserta, khususnya mahasiswa, mengenai tantangan dan peluang industri pertambangan di Indonesia di masa depan. Dengan pendekatan yang berkelanjutan, seminar ini berperan sebagai langkah awal untuk membangun sektor tambang yang lebih ramah lingkungan, kompetitif, dan berdaya saing global.
Dokumentasi Kegiatan:
(Aidha Adha S./Caroline O/Fahri/Adib/Hermanuddin/ZM)