Seminar LDKS FISIP: "Demokrasi di Ujung Tanduk: Mahasiswa Beraksi dan Mengambil Peran!"

Seminar LDKS FISIP: "Demokrasi di Ujung Tanduk: Mahasiswa Beraksi dan Mengambil Peran!"

Aula Madya, Berita UIN OnlinePengurus Lembaga Dakwah Kampus (LDK) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Jakarta berkolaborasi dengan Dewan Eksekutif Mahasiswa (DEMA) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Jakarta menggelar seminar bertema “Demokrasi di Ujung Tanduk: Mahasiswa Beraksi dan Mengambil Peran!” dalam acara Muslim Revitalization Seminar 2024 di Aula Madya FISIP UIN Jakarta pada Selasa (17/09/2024).

Seminar ini menghadirkan Kritikus Filsafat Sosial, Guru Gembul, yang memberikan wawasan mendalam mengenai peran pemuda dalam demokrasi sehingga mampu menarik perhatian mahasiswa FISIP, perwakilan organisasi kampus, dan peserta yang antusias mendiskusikan peran mahasiswa dalam situasi demokrasi saat ini. 

Ketua DEMA FISIP, Ahmad Khusni, mengatakan bahwa seminar ini menjadi bagian dari upaya revitalisasi nilai-nilai Islam dan demokrasi di kalangan mahasiswa, serta sebagai wadah diskusi kritis mengenai kondisi demokrasi Indonesia yang dianggap semakin terancam. Tujuannya ialah untuk membangkitkan kesadaran mahasiswa, khususnya mahasiswa FISIP, dalam menghadapi krisis demokrasi dan peran penting yang dapat mereka ambil dalam menjaga demokrasi Indonesia.

Dalam pemaparannya, Guru Gembul mengungkapkan bahwa kondisi demokrasi saat ini memang terlihat semakin menurun, tetapi ia menekankan pentingnya tetap percaya bahwa pemuda memiliki potensi besar untuk mengubah keadaan. “Mungkin demokrasi semakin turun, tetapi ingat dan percaya bahwa pahlawan selalu datang dari keadaan yang buruk. Maka kalian para pemuda pasti akan jadi orang yang mewujudkan demokrasi yang meritokrasi itu,” jelasnya.

Ia juga menegaskan, bahwa pemuda terutama mahasiswa adalah agen perubahan yang harus berani bersuara dan bergerak. “Mahasiswa harus menjadi ujung tombak perubahan, karena kita adalah bagian dari masyarakat yang paling kritis dan paling berani menghadapi ketidakadilan,” tambahnya.

Ketua pelaksana acara, Yanuar Atha Prabowo, dalam wawancaranya menyampaikan bahwa Muslim Revitalization Seminar ini adalah bentuk ikhtiar untuk menyadarkan dan menyatukan seluruh mahasiswa FISIP agar tidak lagi terpecah menjadi kubu-kubu yang berbeda. “Sejatinya, sebagai seorang muslim, kita harus melihat muslim lainnya seperti tubuh sendiri. Semua pribadi Islam adalah saudara. Kami berikhtiar menyatukan kembali karena lawan kita hanya satu, oligarki yang semakin hari semakin nampak,” tuturnya dengan tegas.

Acara ini diakhiri dengan diskusi interaktif antara peserta dan pembicara, serta diumumkannya rencana tindak lanjut untuk kegiatan serupa di masa mendatang. Muslim Revitalization Seminar 2024 diharapkan menjadi langkah awal untuk menciptakan gerakan mahasiswa yang solid dalam memperjuangkan demokrasi yang berlandaskan meritokrasi dan keadilan sosial.

(Muhammad Sulthan Dhiyaul Haq/Syarifah Nur Kholidah/Foto: Nikmatus Syakdiyah)

Tag :