Sejumlah Tokoh Agama Nilai LHS Layak Dapat Gelar Doktor Kehormatan

Sejumlah Tokoh Agama Nilai LHS Layak Dapat Gelar Doktor Kehormatan

Gedung Auditorium, BERITA UIN Online – Menteri Agama periode periode 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin mendapat gelar Doktor Honouris Causa (Dr HC) atau Doktor Kehormatan di bidang Pengkajian Islam Peminatan Moderasi Beragama dari UIN Jakarta. Acara penganugerahan dilakukan dalam Sidang Senat Terbuka di Gedung Auditorium Harun Nasution, Selasa (31/5/2022).

Kalangan tokoh agama menilai pemberian gelar Dr HC kepada LHS dinilai layak. Hal itu mereka ungkapkan dalam testimoninya secara virtual saat penganugerahan berlangsung.

Pakar Tafsir al-Qur’an yang juga Rektor UIN Jakarta periode 1992-1998 HM Quraish Shihab, misalnya, mengatakan, gelar Dr HC sangat wajar dianugerahkan kepada LHS. Bukan saja karena kedalaman pengetahuannya, khususnya menyangkut toleransi, serta pengalaman kesehariannya tentang toleransi tersebut, melainkan juga karena LHS sebagai sosok yang menggaungkan kembali  perlunya toleransi dalam kehidupan dewasa ini.

“Itu antara lain dengan menjadikan toleransi sebagai salah satu objek perhatian yang diberikan oleh Kementerian Agama ketika beliau menjadi Menteri,” katanya.

Hal yang sama juga diungkapkan Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir. Ia menilai LHS adalah tokoh Islam dan tokoh bangsa di bidang moderasi beragama. LHS dikenal sebagai sosok yang pemikiran dan langkah-langkahnya moderat.

“Moderasi beragama lahir dalam masa kepemimpinan beliau memimpin Kementerian Agama 2014-2019. Karena itu kami selain mengucapkan selamat juga memberikan apresiasi tinggi atas penganugerahan gelar Dr HC ini,” ucapnya.

Kepala Sangha Theravada Indonesia Bhante Sri Pannyavaro Mahathera mengatakan, LHS adalah pribadi yang sangat rendah. Kerendahan itu laksana pintu yang terbuka lebar bagi pengetahuan yang sangat luas.

Kerendahan LHS tercermin pada kerendahatian dilengkapi dan disempurnakan juga dengan ketajaman wawasan dan kearifan.

“Saya atas nama para Bhikku serta segenap umat Budha Indonesia, izinkan menyampaikan selamat kepada Dr Lukman Hakim Saifuddin beserta keluarga,” ujarnya.

Uskup Agung Jakarta Kardinal Ignatius Suharyo Hardjoatmodjo menyebut penganugerahan gelar kehormatan bagi LHS menjadi pendorong untuk terus mencari jalan-jalan baru mengalirkan semangat moderasi beragama.

Sementara Ketua Umum Persekutuan Gereja-gereja Indonesia Pdt Gomar Gultom menyebut gelar HC kepada LHS sangat tepat diberikan oleh UIN Jakarta. Dia juga mengapresiasi usaha LHS yang tidak kenal Lelah mengajak semua umat untuk menjalani kehidupan beragama secara subtansial. Tanpa disadari, katanya, kebanyakan umat beragama telah terjebak pada formalisme beragama dengan mengedepankan simbol dan atribut keagamaan.

“Sebagai akibatnya, sikap hidup kita banyak diprovokasi oleh dogma dan tradisi yang tidak jarang malah menjauhkan kita dari substansi kehidupan umat beragama tersebut,” ungkapnya.

“Pak Lukman Hakim berjuang mengajak kita menanggalkan jebakan tersebut. Salah satunya melalui moderasi beragama,” imbuhnya lagi.

Hal serupa diungkapkan Ketua Umum Majelis Tinggi Agama Konghucu Indonesia (Matakin) Xs Budi S Tanuwibowo yang menyebut bahwa LHS adalah tokoh yang tepat mendapat anugerah di bidang moderasi beragama.

“Beliau tidak saja telah menggali kearifan nilai-nilai moderasi dari seluruh agama, namun juga secara konsisten menerapkan dan melaksanakannya,” ujarnya.

Sukidi Mulyadi, Intelektual Muslim, menyebut LHS sebagai figur yang teduh. Keteduhan itu terefleksikan pada tutur kata yang santun dan sikap yang arif dan bijak. Persahabatannya sangat inklusif, menembus sekat NU dan Muhammadiyah.

"Mas Lukman tampil sebagai figur pemersatu umat, bukan saja antara NU dan Muhammadiyah, melainkan juga umat dari berbagai tradisi dan agama yang berbeda, Sebenarnya Mas Lukman layak sebagai Profesor dalam bidang Moderasi Beragama," jelasnya. (ns)