Said Nursi Miliki Peran Penting bagi Dunia Islam
Â
Reporter: Irma Wahyuni
Ruang Teater FITK, UINJKT Online – Penulis, Cendekiawan dan aktifis muslim Malaysia, Dr Mohammad Zaidin mengatakan, Badi’uzzaman Said Nursi memilki peranan penting bagi dunia dalam membangun keharmonisan sosial dalam keberagaman budaya.
“Ide-ide Nursi cukup penting untuk diaplikasikan terutama dalam hal pembinaan keharmonisan umat beragama karena ketokohannya telah dikenal oleh bangsa-bangsa di Timur dan Barat,†ujar Mohammad Zaidin pada sesi kedua dalam Simposium International bertajuk “Peace in Islam; Said Nursi’s Thought on Social Harmony, Education and Science†yang digelar di Ruang Teater Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FTIK) UIN Jakarta, Jum’at (24/7).
Menurutnya, Nursi memilki pendekatan tersendiri dalam setiap hal yang dilakukannya. “Setiap tindakan yang Said Nursi lakukan berdasarkan azas yang dia yakini,†katanya.
Mohammad Zaidin lebih jelas memaparkan, dalam pemikiran Said Nursi, setiap manusia memiliki kewajiban sosial yang bertujuan untuk merealisasikan kebahagiaan ummat melalui keamanan dan keharmonisan.
Dalam melakukan peranannya dalam konteks sosial tersebut, lanjutnya, diperlukan komitmen dari segala pihak karena manusia adalah mahluk sosial yang diciptakan bersuku-suku, berbangsa-bangsa dan saling membutuhkan.
Ia melanjutkan, kewajiban-kewajiban sosial dalam pemikiran Said Nursi yang perlu diaplikasikan tersebut adalah memberi makna terhadap kehidupan, merawat penyakit sosial, membentuk persaudaraan sejagat, mewujudkan keadilan sejagat dan membangun jiwa masyarakat.
Begitu pula dalam menyikapi keragaman umat beragama, tandasnya, dalam al-Qur’an pun sudah jelas bahwa keragaman itu pasti ada, dan merupakan bagian dari sunnatullah.
Seperti halnya pandangan Nursi terhadap barat. “Menurut Said Nursi, tidak semua yang datang dari barat itu buruk, harus kita akui mereka memiliki nilai-nilai positif dalam hal kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi,†ujar Mohammad Zaidin.
Ia menegaskan, kemajuan IPTEK merupakan kelebihan Barat yang harus diapresiasi dan umat islam perlu berterima kasih atas hal itu. “Kita juga harus mengakui bahwa kemajuan teknologi yang berasal dari barat turut berperan dalam syiar islam,†tandasnya.
Adapun kebudayaan-kebudayaan mereka yang kontradiktif dengan ajaran islam, lanjutnya, tentu saja tidak perlu diambil, apalagi jika bertentangan dengan nilai-nilai aqidah.