Rektor UIN Jakarta: Ukhuwah Islamiyah Terlalu Sempit Dimaknai Satu Kesatuan Politik
Ciputat, BERITA UIN Online-- Persaudaraan Islam atau Ukhuwah Islamiyah tidak boleh dimaknai sempit sebagai kehidupan manusia di bawah satu kesatuan kekuasaan politik tertentu. Sebaliknya persaudaraan Islam harus dimaknai sejalan dengan sikap persaudaraan berdasarkan ikatan persaudaraan kebangsaan atau Ukhuwah Wathaniyah dan ikatan persaudaraan kemanusiaan atau Ukhuwah Insaniyah.
Demikian disampaikan Rektor UIN Jakarta Profesor Amany Lubis saat membuka Webinar ‘Penguatan Ukhuwah Islamiyah Hadapi Beberapa Ideologi Global’ di Jakarta, Sabtu (24/10/2020). Webinar yang dihadiri menghadirkan narasumber dan partisipan dari berbagai kalangan ini digelar Pusat Pengkajian Strategi Nusantara.
Rektor Amany menuturkan, persaudaran berdasarkan ikatan agama Islam sangat dimungkinkan untuk diterapkan di seluruh dunia. Sebab ikatan ini memungkinkan tumbuhnya ikatan kesamaan sesama manusia yang berasal dari berbagai latar belakang etnik, kebudayaan, bahasa, maupun kawasan geografik.
Kendati begitu, persaudaraan ini tidak berarti harus disatukan dalam satu kesatuan ikatan politik. “Persaudaraan sesama umat Islam sangat dimungkinkan untuk diterapkan di seluruh dunia. Tetapi bukan berada di bawah satu naungan kekuasaan politik tertentu,” tandasnya.
Dijelaskannya, dorongan menyatukan ikatan persaudaraan Islam dalam satu kesatuan ikatan politik kontradiktif dengan kehendak Tuhan menciptakan manusia dalam keberbedaan. Manusia, jelasnya, diciptakan berbeda-beda baik dari sisi etnik, kebudayaan, pemikiran, termasuk pilihan politik.
“Maka tidak bisa disatukan secara umum dalam satu kepemimpinan (politik, red.). Yang ada adalah kita, masing-masing mengurusi wilayah kita,” tandasnya lagi.
Daripada menyatukan dalam satu kesatuan politik, sambungnya, hal yang mestinya ditekankan adalah implementasi prinsip-prinsip nilai yang diajarkan Islam seperti keadilan, persaudaraan, kemanusiaan, dan toleransi. Nilai-nilai ini bisa diterapkan dalam konteks kehidupan bernegara dalam bentuk Ukhuwah Wathaniyah maupun kehidupan kemanusiaan melalui ikatan Ukhuwah Insaniyah. (zm)