Rektor UIN Jakarta Tegaskan Guru Besar Punya Tanggung Jawab Besar

Rektor UIN Jakarta Tegaskan Guru Besar Punya Tanggung Jawab Besar

Auditorium Harun Nasution, Berita UIN Online– UIN Jakarta kukuhkan tujuh guru besar Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) pada Rabu (8/5/2024). Acara yang bertempat di Auditorium Harun berlangsung dengan meriah dan dihadiri oleh ketua senat, rektor, wakil rektor, para dekan, tamu undangan serta keluarga guru besar. 

Pembukaan sidang senat dipimpin oleh Ketua Senat UIN Jakarta Prof. Dr. Dede Rosyada M.A. Ia berharap dengan bertambahnya guru besar bisa meningkatkan karya akademik, penemuan teori serta teknologi baru yang dikembangkan oleh UIN Jakarta. 

Dirinya juga menyatakan bahwa dengan adanya penambahan guru besar akan menjadi momentum UIN Jakarta untuk meningkatkan produktivitas akademik. Selain itu, bisa menghasilkan teori baru dan undang-undang yang memiliki spirit hukum Islam. 

“Sehingga cita-cita membawa Islam dalam berbagai aspek kehidupan akan terasa nyata,” jelasnya. 

Rektor UIN Jakarta, Prof. Asep Saepudin Jahar, M.A., Ph.D mengungkapkan, bertambahnya pengukuhan guru besar saat ini menjadikan UIN Jakarta sebagai PTKIN yang memiliki jumlah guru besar terbanyak. Jumlah guru besar di UIN Jakarta saat ini berjumlah 138 orang. 

Lanjut, ia menjelaskan, adanya pengukuhan guru besar menjadi bagian penting dalam pengembangan perguruan tinggi. Bagaimana inti dari sebuah reputasi perguruan tinggi ada di dalam tanggung jawab para guru besar. 

Rektor Asep Saepudin Jahar mengapresiasi perjuangan para guru besar atas pencapaian akademik di bidang ilmunya masing-masing. Namun, dibalik itu, ada tanggung jawab yang besar yang harus diemban oleh mereka. 

Menurutnya, guru besar adalah guru sejati, berarti mengajarkan dan menjadi pembimbing. Bukan berarti setelah menjadi guru besar malah menjauh dari mahasiswanya atau bahkan susah dihubungi oleh mahasiswa. 

“Ini adalah ironi yang tidak mungkin dan tidak boleh terjadi di dalam perguruan tinggi,” ungkapnya. 

Selain itu, dirinya memaparkan bahwa guru besar adalah sebuah pencapaian paripurna baik di Indonesia maupun luar negeri. Seorang guru besar harus selalu menyatu dengan kampus dan selalu mendampingi mahasiswa. 

“Inilah yang saya harapkan kepada para guru besar untuk menjalankan dan mengemban tugas seperti itu,” harapnya. 

Kembali ia tegaskan, tanggung jawab guru besar adalah untuk mempertahankan dan menjalankan reputasi, terutama hasil-hasil riset dan publikasi internasional. Apabila guru besar tidak memublikasi lagi atau tidak melahirkan karya maka namanya sebagai guru besar diragukan. 

Tak hanya itu, ia juga menceritakan jerih payahnya sebagai rektor. Ia telah melakukan upaya-upaya untuk memperbesar jaringan dan melakukan kerjasama ke eropa, timur tengah dan australia. Tujuannya untuk melakukan student of change dan student mobility dalam rangka meningkatkan reputasi UIN Jakarta. 

“Alhamdulillah UIN jakarta di dalam subjek keilmuan, teologi, definity and religion mendapatkan ranking 101 dunia,” jelasnya.

Rektor Asep juga mengajak para akademisi untuk membuat sebuah distingsing yang bisa tampil berbeda. Menurutnya, karena UIN Jakarta tidak mungkin bisa menjangkau seluruh keilmuan tapi masih bisa bersaing dan mendapatkan reputasi. UIN Jakarta atau akademisinya sudah diakui oleh dunia dan bisa duduk sejajar dengan berbagai perguruan tinggi dunia. 

“Mari bersama-sama untuk terus mengembangkan UIN jakarta sehingga tetap memiliki reputasi. Apa yang akan kita lakukan ke depan untuk penguatan administrasi, manajemen, jaringan selalu kita lakukan bersama,” pungkasnya di akhir pidato. 

Sidang senat pengukuhan guru besar juga ditayangkan melalui sambungan live streaming Youtube UIN Jakarta. (https://www.youtube.com/live/S-HYYY1k39o?si=exOnP7OhOGL_SWwp

(Muhammad Naufal W/Zaenal M/Noeni Indah)