Rektor UIN Jakarta: Kebudayaan Betawi Perlu Terus Dirawat

Rektor UIN Jakarta: Kebudayaan Betawi Perlu Terus Dirawat

Syahida Inn, BERITA UIN Online— Tradisi dan kebudayaan Betawi diharapkan bisa terus dirawat sebagai bagian dari kekayaan budaya Indonesia. UIN Jakarta sendiri berkomitmen untuk turut serta dalam merawat kebudayaan Betawi sebagai entitas budaya yang dekat di lingkungan kampus.

Demikian disampaikan Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany Lubis saat memberikan sambutan atas diluncurkannya buku 'Milir' karya Dr. H. Syamsul Yakin MA di Ciputat, Selasa (21/3/2022). Peluncuran buku sendiri dilakukan Pusat Studi Betawi (PSB) UIN Jakarta dengan dukungan tokoh agama, keagamaan, dan Asosiasi Pengusaha Betawi (Apebe).

Rektor yang bersuamikan H Husni Kamal Lc keturunan Betawi Mampang ini menuturkan, persentuhannya dengan masyarakat dan kebudayaan Betawi memberinya wawasan tentang kaya dan khasnya kebudayaan etnik ini. Salah satunya, ungkapnya, masyarakat Betawi cenderung bersikap cukup terbuka dan mengayomi para pendatang.

"Masyarakatnya juga terbuka dan mengayomi para pendatang," ujarnya yang juga menceritakan pertemuannya dengan sang suami ketika masih bersama-sama kuliah di al-Azhar Kairo Mesir.

Sikap demikian, sambung Amany, dinilai sesuai dengan kawasan tinggal dan budaya masyarakat Betawi yang dipilih menjadi ibu kota negara. Layaknya ibukota negara, kawasan Jakarta dan sekitarnya menjadi pusat pemerintahan dan ekonomi yang memungkinkan masyarakat dari berbagai latar budaya datang dan tinggal di tengah-tengah masyarakat Betawi.

Ditambahkannya, di antara karakteristik terbuka masyarakat Betawi adalah 'goblek' atau 'ceplas ceplos' berupa sikap terus terang yang disampaikan dalam nuansa lucu.

"Orang Betawi juga dikenal asal goblek dan ceplas ceplos, sehingga ketika digunakan saat pada waktunya akan memberikan nuansa (lucu) kegembiraan,” imbuhnya.

Tidak hanya itu, lanjutnya, Betawi juga menampilkan banyak sisi kebudayaan positif mulai dari tradisi milir, sisi religius, kejawaraan, dan lainnya.

"Karena itu UIN Jakarta siap mendukung kegiatan-kegiatan lain khususnya yang bertemakan kebudayaan dengan ciri khas Betawi," katanya lagi.

Salah satu bentuk perhatian kampus terhadap kebudayaan Betawi, lanjutnya, adalah keberadaan PSB UIN Jakarta sendiri. Pusat ini diharapkan menjadi perpanjangan kontribusi UIN Jakarta dalam merawat kebudayaan Betawi.

Menanggapi itu, Ketua PSB UIN Jakarta Ahmad Yani MA mengapresiasi atas dukungan UIN Jakarta dan banyak pihak dalam merawat kebudayaan Betawi. Ia juga berharap PSB UIN Jakarta bisa terus bergerak dalam ikhtiar tersebut.

“PSB lahir dari niat kuat akademisi untuk kontribusi kebetawian, kesenian, budaya dan keagamaan. Ke depan selain bedah buku, kami juga berharap bisa menggelar seminar, bahkan penelitian dan survey,” pungkasnya.

Sementara itu, buku 'Milir' yang diluncurkan pada kegiatan tersebut, ditulis Syamsul dalam bentuk kisah perjalanan hidupnya yang lahir dan tumbuh di lingkungan keluarga dan masyarakat kebudayaan Betawi.

Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Jakarta ini menggunakan pengalaman masa kecilnya yang berdagang ketupat kulit di tengah Kota Jakarta era 1980-an untuk memotret kehidupan masyarakat Betawi di tengah-tengah Ibu Kota Negara.

Kata 'Milir' yang menjadi judul buku merupakan kata kunci Syamsul dalam melukiskan aktivitas masyarakat Betawi untuk pergi ke kota dengan tujuan berdagang ke pusat kota.

“Milir merupakan upaya transformatif penduduk Jakarta, dapat juga dikatakan pemberontakan untuk perubahan yang baik,” ujar dia.

Berkesempatan menjadi pembahas dalam kegiatan ini Prof Dr Murodi salah seorang Guru Besar Sejarah Kebudayaan Islam Fakultas Adab dan Humaniora UIN Jakarta.

Putra Betawi asli kelahiran Lebak Bulus Jakarta Selatan ini menyampaikan bahwa Betawi saat ini bukan lagi berdasarkan teritorial, tetapi berdasarkan budaya masyarakat.

Pada kesempatan yang sama, Yahya Andi Saputra yang menjadi pembahas selanjutnya sangat mendukung banyaknya lahir penulis dari Betawi dan mengisahkan bagaimana pola kehidupan orang betawi sehari-hari.

Diketahui, acara bedah buku yang dimoderatori Dr Kamarusdiana MH putra Betawi asal Pondok Cabe yang juga Kepala Pusat Pengabdian Masyarakat UIN Jakarta ini dihadiri sejumlah dosen, mahasiswa, dan karyawan.

Turut hadir seniman Betawi Bang Haji Madit, Prof Dr Ahmad Rodoni Wakil Rektor Bidang Administrasi Umum, dan sejumlah pengusaha asal Betawi yang tergabung dalam Apebe. (rk/zm/mf)