Rektor UIN Jakarta Ikuti Konferensi Kedokteran Islam Global

Rektor UIN Jakarta Ikuti Konferensi Kedokteran Islam Global

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online—  Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany Lubis MA turut menghadiri konferensi internasional organisasi-organisasi medis Islam. Dalam acara ini, Rektor Amany menekankan pentingnya peran ormas Islam perempuan dalam pencegahan penyimpangan penyakit seksual.

Rektor Amany turut menghadiri konferensi secara daring pada Senin (16/1/2023 dari jadwal konferensi yang berlangsung sepanjang hari Ahad-Selasa 15-17 Januari 2022. Konferensi internasional sendiri dilangsungkan Kuwait dan diselenggarakan oleh asosiasi praktisi dan lembaga medis Islam Kuwait.

Sesuai bidang medis sebagai latar belakang penyelenggaranya, panitia kegiatan ini adalah Organisasi Islam untuk Ilmu Kedokteran. Sejumlah tokoh yang mewakili sejumlah bidang ilmu hadir dan menjadi pembicara pada kegiatan dimaksud.

"Jadi organisasi riset bidang medis kedokteran di Kuwait, mereka minta pandangan ahli agama dan aktivis dalam penanganan masalah penyakit seksual.  Saya terima karena ini sama sejalan dengan visi misi UIN Jakarta untuk integrasi ilmu," ujar Rektor Amany menjelaskan kehahdirannya pada konferensi dimaksud.

Dalam presentasinya, Rektor Amany menyampaikan makalah berjudul The Role of Socio-Religiuous Organizations in Dealing with Sexual Deseases in Indonesia. "Jadi saya menyampaikan peran organisasi kemasyarakatan di Indonesia dalam penanganan masalah penyimpangan dan penyakit seksual," paparnya menjelaskan keikutsertaan dalam acara tersebut.

Rektor menambahkan, panitia konferensi mengundangnya karena organisasi riset bidang medis kedokteran di Kuwait  ini mereka minta pandangan ahli agama dan aktivis dalam penanganan masalah penyakit seksual.  "Saya terima (undangan presentasi, red.) karena ini ini karena ini sama sejalan dengan visi misi UIN Jakarta untuk integrasi ilmu," imbuhnya.

Dalam makalahnya, Rektor Amany menyoroti peran signifikan berbagai organisasi perempuan Islam di Indonesia. Organisasi ini telah bergerak cukup penting dalam berbagai program penting baik bidang sosial, pendidikan, kultural, kesehatan, advokasi hak perempuan anak. Dalam hal ini, Rektor mengamatinya dari pengalaman berbagai organisasi perempuan Musli di Indonesia seperti  Muslimat NU, Muslimat al-Washliyah, Aisyiah Muhammadiyah, Wanita Hidayatullah, dan Wanita Islam Syarikat Islam.

Di masa pandemi Covid 19 yang lalu, jelasnya, sayap perempuan ini menjadi aktor penting dalam penumbuhan sikap hidup sehat, pencegahan penyakit Covid 19, vaksinasi, dan lainnya. Setelah pandemi usai, mereka juga bekerja tetap dalam pendidikan ketahanan keluarga, pelatihan keterampilan, dan pemberdayaan perempuan.

Lebih jauh, paparan Rektor Amany juga menekankan pentingnya revitalisasi akhlak. Menurutnya, ini diperlukan sebagai instrumen utama dalam mencegah berbagai bentuk penyimpangan sosial seperti kekerasan seksual maupun konsumsi obat-obatan terlarang.

"Bahwa dengan akhlak, penyakit bisa bisa terhindar. Pengobatannya secara psikis, agamais, dan secara sosial sehingga bisa ditangani dengan baik," pungkasnya. (zm)