Rektor Lantik Pejabat Baru
Para pejabat BARU yang dilantik adalah Fadhilah Suralaga MSi sebagai pembantu dekan bidang akademik FPsi. Fadhilah Suralaga sebelumnya menjabat lektor kepala. Ia menggantikan Dra Zahrotun Nihayah MSi yang kini menjabat pembantu dekan bidang kemahasiswaan FPsi. Sebelumnya, jabatan ini dipegang Abdul Rahman MPsi yang kini menjadi lektor pada FPsi.  Sementara Dr Bambang Suryadi menduduki jabatan sama, yakni sebagai pembantu dekan bidang administrasi umum FPsi.
Dr Agus Salim dari sebelumnya lektor di FST, dilantik sebagai pembantu dekan bidang akademik FST. Ia menggantikan Dr Ujang Maman yang kini menjadi lektor FST. Sementara jabatan pembantu dekan bidang administrasi umum FST tetap diduduki Ir Mudatsir Najamuddin MM. Demikian pula jabatan pembantu dekan bidang kemahasiswaan FST tetap diduduki Dr M Tabah Rosyadi.
Pejabat lain yang dilantik adalah Prof Dr Ahmad Rodoni sebagai pembantu dekan bidang akademik FEIS. Ia menggantikan Prof Dr Abdul Hamid yang kini menjabat dekan FEIS. Drs M Arif Bintoro dari sebelumnya lektor FEIS dilantik sebagai pembantu dekan bidang administrasi umum FEIS. Ia menggantikan Dr H Zurinal Z yang kini menjadi lektor kepala di Fakultas Ilmu Tarbiyah Keguruan. Sedangkan Herni Ali HT SE MM dilantik sebagai pembantu dekan bidang kemahasiswaan FEIS. Ia menggantikan Drs Suhenda Wiranata ME yang kini menjadi lektor FEIS.
Dalam sambutannya, rektor mengatakan penggantikan para pejabat di UIN Jakarta merupakan proses alamiah atau hukum alam. Perggantian juga dimaksudkan agar masing-masing bersangkutan tidak terlalu lama menjabat. “Seperti air mengalir, air itu akan sehat bila mengalir. Sebaliknya, air yang menggenang akan menjadi sumber penyakit. Begitu juga jabatan, harus ada proses regenerasi (mengalir) karena kalau tidak akan menggenang dan tidak sehat sehingga banyak menimbulkan nyamuk yang membawa sumber penyakit,†katanya. Jadi, proses estafeta pergantian jabatan ini tak lain sebagai upaya untuk mengikuti sunnatullah, yakni seperti air mengalir.
Pada bagian lain, rektor juga kembali mengingatkan tentang pentingnya menghayati moto UIN Jakarta, yakni knowledge, piety dan integrity. Knowledge berarti ilmu pengetahuan harus dikembangkan karena itu merupakan sumber peradaban. Piety tak lain bagaimana ketulusan, keikhlasan dan kesalehan harus dibangun oleh seluruh warga sivitas akademika dalam menjalankan tugas sehari-hari. “Tapi yang lebih bagus lagi adalah perpaduan antara knowledge dan piety, yakni integrity. Keikhlasan dan ilmu pengetahuan jika dipadukan akan menjadi kepribadian yang unggul,†tandasnya. (ns)