Rektor: Integrasi Jadi Fondasi Kemajuan Bangsa
Gedung FITK, BERITA UIN Online-- Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Hj. Amany Lubis MA menegaskan integrasi keilmuan dan keislaman sebagai hal yang diperlukan dalam mendorong kemajuan Indonesia. Melaluinya Indonesia bisa tumbuh sebagai negara maju dari sisi keilmuan, keislaman, maupun kemanusiaan di masa depan.
Demikian disampaikan Rektor Amany saat menjadi pembicara kunci dalam Seminar Nasional FITK 2022 di Jakarta, Rabu (25/5/2022). Seminar yang berlangsung secara daring ini mengambil topik 'Integrasi Keilmuan dan Keislaman Melalui Literasi Digital Menuju Indonesia Emas 2045'.
Menurut Rektor, pentingnya meletakkan integrasi ilmu sebagai fondasi kemajuan Indonesia dapat diposisikan signifikansinya pada ekspektasi seperti Visi Indonesia 2045 maupun kepemimpinan Indonesia di Forum G20. Berbagai hal ini, sebutnya, meniscayakan perlunya penguasaan ilmu pengetahuan maupun tumbuhnya penghormatan terhadap nilai-nilai kemanusiaan sekaligus.
Upaya pemulihan dari situasi pandemi juga makin meniscayakan perlunya integrasi keilmuan dan keislaman. Begitu juga berbagai situasi sosial yang meniscayakan pendekatan ilmu dan nilai keislaman dalam mengatasinya. "Maka dengan demikian ini integrasi ilmu dan Islam selalu diperlukan," tandasnya.
Rektor menambahkan, spirit integrasi bisa dilakukan dengan terus menggali pesan-pesan ilmiah yang terkandung di dalam al-Quran. "Sebab al-Quran merupakan petunjuk manusia sepanjang masa dan dimanapun, di dalamnya terdapat isyarat-isyarat ilmiah, sehingga kita bisa mengambil pelajaran," tuturnya.
Merujuk pada sejarah panjang peradaban Islam, tuturnya, kemajuan Islam di era keemasannya ditopang oleh kehadiran ulama-ulama yang mengusung semangat integrasi. Para ulama ini mempelajari Islam dan berbagai keilmuan lainnya tanpa melakukan pengkotak-kotakkan bidang ilmu dengan dilandasi keimanan.
UIN Jakarta sendiri, sambungnya, telah menyadari pentingnya integrasi atas keilmuan dan keislaman sejak era 1970-an atau di masa kepemimpinan Prof. Dr. Harun Nasution. Kesadaran ini terus dipertegas dalam kerja akademik lembaga sehingga kampus ini transformasi dari IAIN menjadi UIN tahun 2002 lalu.
Sedang pola integrasi di UIN Jakarta dilakukan dari dua arah, berangkat dari pembacaan ayat al-Quran untuk kemudian melalukan riset ilmiah atau dari pembacaan fenomena untuk kemudian merujuknya pada pesan-pesan al-Quran. Selain itu, semangat integrasi juga dilandasi keterbukaan pada ilmu yang berkembang dari Barat maupun Timur. (zm)