Penelitian di Masa Pandemi Harus Berdampak pada Kebijakan Perubahan Ekonomi

Penelitian di Masa Pandemi Harus Berdampak pada Kebijakan Perubahan Ekonomi

 

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online – Rektor UIN Jakarta Amany Lubis mengharapkan hasil-hasil penelitian yang dilakukan oleh para peneliti di masa pandemi Covid-19 sedapat mungkin banyak berorientasi pada pemecahan masalah di bidang ekonomi dan sosial. Selain itu hasil penelitian juga harus berdampak pada kebijakan dan memperoleh hak paten atau memiliki Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).

Rektor Amany Lubis mengatakan hal itu saat membuka Webinar Internasional bertajuk “Peluang dan Tantangan Penelitian di Masa Covid-19” yang digelar Pusat Penelitian dan Penerbitan (Puslipen) Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LP2M) UIN Jakarta, Selasa (23/6/2020).

Webinar diikuti oleh kalangan akademisi dan peneliti dari berbagai negara. Sementara narasumber berasal dari kalangan peneliti senior, yaitu Steven Eric Krauss (Universitas Putra Malaysia), Nur Surayyah Madhubala Abdullah (Universitas Putra Malaysia), dan Maila Rahiem (Puslitpen LP2M UIN Jakarta). Hadir pada pembukaan Kepala LP2M Jajang Jahroni dan Ketua Puslitpen Imam Subchi.

Rektor Amany Lubis sekali lagi menekankan bahwa penelitian yang berorientasi pada kebijakan akan memberikan kontribusi positif bagi pemerintah dan bagi masyarakat. Apalagi di masa pandemi hal itu sangat dibutuhkan karena banyak masyarakat yang terdampak dan mengalami kesusahan.

“Bidang ekonomi adalah yang paling terpukul di masa pandemi saat ini. Oleh karena itu bagaimana para peneliti di bidang ekonomi ini dapat berkontribusi pada pengembangan ekonomi nasional pascapandemi nanti,” katanya.

Rektor berharap para peneliti jangan memilik pandangan maupun peikiran yang sempit. Apalagi meneliti secara asal-asalan dengan jumlah halaman banyak namun cuma disimpan di rak.

"Kebijakan pengembangan penelitian di UIN Jakarta output-nya pada dua hal tadi, yakni berdampak pada kebijakan dan diarahkan agar memperoleh hak paten," jelasnya.

Menurut Rektor, masa pandemi merupakan peringatan dari Allah. Tujuannya agar semua dapat melakukan transformasi di berbagai bidang, baik di bidang pemikiran, budaya, dan akademik. Transformasi itu di antaranya dilakukan guna mendukung penguatan ekonomi kerakyatan, mikro dan makro, bagi masyarakat yang terdampak secara ekonomi.

Bahkan saat ini para peneliti dunia juga didorong untuk melakukan penelitian yang mampu menguatkan ekonomi masyarakat terdampak Covid-19. Demikian pula di bidang sosial, perlu ada transformasi yang mengubah perilaku dan pemahaman terhadap pandemi korona atau penyakit lainnya.

“Jadi, ilmu-ilmu sosial juga harus dikembangkan dan harus menjad fokus pembahasan dalam bidang penelitian tersebut,” ujarnya.

D bidang pendidikan, menurut Rektor, di masa pandemi juga perlu ada perubahan. Di UIN Jakarta misalnya, sistem belajar yang dterapkan saat ini sudah menggunakan model e-learning atau pembelajaran jarak jauh melalui daring. Penggunaan e-learning kemungkinan juga masih akan diterapkan pada pembelajaran di semester mendatang.

Namun, sistem pembelajaran bisa saja dilakukan dengan model keduanya, yakni antara e-learning dan tatap muka langsung, terutama untuk pembelajaran praktikum.

“Kebijakan kurikulum di masa pandemi juga harus berubah. Hal itu pula yang dilakukan oleh Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam kebijakannya menangani pembelajaran di masa pandemi,” katanya. (ns)