Rektor Amany Lubis: Kajian Gender Perlu Diperkuat
Gedung Rektorat, BERITA UIN Online – Rektor UIN Jakarta Amany Lubis menyampaikan bahwa kajian masalah-masalah gender di kampus harus terus diperkuat. Sebab, gender merupakan pendekatan analisis, bukan suatu ajaran dari agama atau tafsiran satu-satunya dari ayat al-Qur’an dan Hadis.
Rektor mengatakan hal itu pada bedah buku karyanya berjudul Perempuan dan Islam di Indonesia yang digelar secara virtual, Selasa (7/6/2022). Bedah buku diselenggarakan Pusat Perpustakaan dan menghadirkan Kepala Pusat Studi Gender dan Anak (PSGA) UIN Jakarta Guru Besar Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Ulfah Fajarini sebagai pembedah serta Wakil Rektor Bidang Akademik Zulkifi sebagai pembicara utama. Bedah buku dipandu Ala’i Nadjib (dosen Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta).
Amany mengatakan, kajian gender merupakan alat analisis yang oleh kalangan tertentu dimanfaatkan untuk memberdayakan perempuan yang termaginalkan. Untuk itu ia menyerukan agar kajian gender terus dilakukan oleh masyarakat sehingga masyarakat lebih memahami masalah gender demi kebaikan bersama.
“Saya berharap kajian gender ini terus diperkuat dalam kehidupan bermasyarakat,” tandasnya.
Amany Lubis lebih lanjut menjelaskan, buku Perempuan dan Islam di Indonesia memiliki tema yang beragam. Isinya merupakan kumpulan dari makalah dan presentasi yang disampaikan di berbagai forum.
“Saya suka menulis. Karya-karya saya tersebut lalu dijadikan sebuah buku,“ ujarnya.
Rektor Amany menambahkan, isi buku dibagi ke dalam dua bagian bab besar. Bagian bab pertama berisi tentang perempuan dalam Islam, cita-cita, dan faktanya.
Al-Qur’an dan Hadis Nabi Muhammad SAW, menurut wanita kelahiran Mesir itu, memiliki idealisme tertentu tentang perempuan dan cita-cita yang ingin dicapai. Tapi, seiring berjalannya waktu, faktor budaya dan lingkungan, perempuan akhirnya harus terpinggirkan.
Sementara pada bagian bab kedua berisi tentang Islam dan kesetaraan gender. Dalam bagian tersebut Amany di antaranya menyatakan bahwa dirinya merasa prihatin karena masih ada yang mempertanyakan tentang perlunya kajian gender.
”Saya mendengar ada pertanyaan apakah kajian gender itu di Indonesia masih perlu? Jadi, saya sangat prihatin bahwa ternyata masih ada yang mempertanyakan hal itu. Padahal Islam sudah memberikan semua,” ucapnya. (ns/aldy rahman)