Rayakan Milad RI dan UIN Jakarta, Rektor Ingatkan Paradigma Taalluf

Rayakan Milad RI dan UIN Jakarta, Rektor Ingatkan Paradigma Taalluf

Gedung NICT, BERITA UIN Online— Rektor Prof. Dr. Hj. Amany Lubis MA mengingatkan pentingnya paradigma taalluf bagi seluruh sivitas akademika UIN Jakarta, baik sebagai warga negara maupun bagian dari keluarga kampus. Paradigma taalluf dibutuhkan agar kinerja profesional sivitas akademik tak semata dimaknai kerja rutin, melainkan pengabdian diri dalam membangun kehidupan kemanusiaan-kebangsaan yang lebih baik.

Demikian benang merah sambutan Rektor pada Webinar dan Ceramah Kebangsaan dalam rangka perayaan Kemerdekaan RI ke-75 dan Milad ADIA/IAIN/UIN Jakarta ke-63 di Gedung NICT, Selasa (18/8/2020). Paradigma taalluf, sebut Rektor, disebutkan dalam al-Quran surat Quraisy ayat pertama merujuk salahsatu karakter suku Quraisy yang terbiasa bersama-sama dalam menyelesaikan persoalan sosialnya.

Secara bahasa, jelasnya, istilah taalluf sendiri berasal dari kata bahasa Arab yang merujuk pada makna kebersamaan, kepedulian, keterkaitan, kesepadanan, harmoni, dan kerukunan. “Ta’alluf, dalam al-Quran, Surat Quraisy, disebutkan Liilafi Quraisy. Di sini kita bisa belajar dari suku Quraisy bahwa mereka mengembangkan sikap-sikap illaf, menggabungkan diri, menghimpun, mengayomi, tenggang rasa, gotong royong, dan saling peduli,” paparnya.

Sikap-sikap demikian, sebutnya, perlu diimplementasikan kembali seiring kemerdekaan RI ke-75 tahun dan Milad ADIA/IAIN/UIN Jakarta ke-63 tahun. Signifikansinya, momen pertambahan usia negara dan kampus dilakukan di tengah-tengah situasi masyarakat yang tengah berjuang menghadapi pandemi Covid 19 beserta dampak ikutannya.

Selain resiko kesehatan yang cukup serius, jelasnya, Covid 19 menjadikan masyarakat berhadapan pada resiko kesulitan ekonomi, pendidikan, dan lainnya. “Di situlah kita harus saling menjaga masyarakat, menghindarkan mereka dari takut dan lapar. Maka kewajiban kita, berdasar surat itu, menjaga masyarakat dari takut dan lapar. Min khaufin wa juu’in. Illaf dalam kondisi pandemi ini sangat penting. Saling menjaga perasaan, saling bertoleransi, dan menjaga diri dan lainnya,” paparnya.

Riset bagi Masyarakat dan Peneguhan Kebangsaan

Pemaknaan taalluf sendiri, sambungnya, bisa dimaknai dalam dua konteks, baik sebagai sivitas akademik maupun warga negara. Sebagai bagian dari sivitas akademik, para dosen-peneliti yang berada di garda depan pengembangan riset-ilmu pengetahuan diharap terus memaksimalkan kontribusi keilmuan mereka atas berbagai persoalan sosial seperti penanganan pandemi Covid 19.

“Di perguruan tinggi kita saling memperkuat pengajaran, pengabdian pada masyarakat, juga penelitian. Di masa pandemic, maka telitilah soal ini (Covid 19, red.). Itu adalah fokus penelitian kita di masa-masa sekarang ini dilihat dari segala segi (latar belakang keilmuan, red.)” paparnya.

Sebagai perguruan tinggi dengan 12 fakultas dan 78 prodi, jelasnya, UIN Jakarta memiliki modal keilmuan untuk turut mengakselerasi penanganan Covid 19 beserta dampak ikutannya. Laboratorium Fakultas Kedokteran UIN Jakarta sendiri diakui sebagai salahsatu laboratorium penanganan Covid 19 nasional.

“Kita bisa lakukan banyak pendekatan mengenai Covid 19 ini. Saya juga mendorong agar kita bisa mengambil peran secara nasional. Jangan merasa di Ciputat, tidak bisa kontribusi cari solusi pengobatan. Vaksin untuk Covid 19 misalnya. Kita bisa sama-sama,” dorongnya.

Rektor mengingatkan, penanganan Covid 19 bukan hanya tugas akademisi dan praktisi kedokteran dan kesehatan. Covid 19 yang berdampak pada berbagai dimensi sosial seperti pemahaman keagamaan, pendidikan, dan lainnya membutuhkan perhatian seluruh akademisi. “Di segala bidang, ilmu-ilmu di UIN Jakarta juga sudah sangat mumpuni,” tandasnya.

Searah peringatan Kemerdekaan RI ke-75 tahun, Rektor juga mengingatkan pentingnya implementasi paradigm taalluf dengan mengokohkan UIN Jakarta sebagai basis pengembangan kehidupan kebangsaan-keindonesiaan lebih baik. Proses pendidikan di lingkungan UIN Jakarta, jelasnya, harus turut jadi bagian penumbuhan sikap cinta tanah air, toleran, dan penghargaan terhadap perbedaan. “Ini merupakan bagian utama proses pendidikan,” jelasnya.

Lainnya, proses pendidikan di UIN Jakarta juga harus mendorong penghormatan atas hak-hal sipil dan berjalannya amanat konstitusi nasional. UIN Jakarta juga harus aktif dalam peneguhan Pancasila sebagai falsafah hidup bangsa Indonesia yang sudah final. “Lebih utama lagi kita memperkuat dan melaksanakan nilai-nilai Pancasila,” pungkasnya. (zm)