Ratusan ASN Tendik UIN Jakarta Suntik Vaksin Tahap 2
Gedung FK, BERITA UIN Online – Menyusul vaksinasi tahap kedua bagi dosen, sebanyak 493 aparatur sipil negara (ASN) tenaga kependidikan UIN Jakarta menjalani vaksinasi Covid-19 tahap kedua. Kegiatan vaksinasi digelar di gedung Fakultas Kedokteran kampus 3 pada 30-31 Maret 2021.
ASN tendik yang divaksin berasal dari berbagai unit kerja di UIN Jakarta. Vaksinasi tahap kedua berjalan dengan lancar.
Berdasarkan pantauan BERITA UIN Online, pelaksanaan vaksinasi tahap kedua tak jauh berbeda dengan vaksinasi tahap pertama. Sebelum divaksin, peserta terlebih dahulu mengisi formulir screening terkait riwayat penyakit yang diderita, termasuk bagi riwayat Covid-19.
Proses screening bertujuan agar peserta vaksin aman untuk disuntik dan tidak berdampak pada kondisi fisik. Oleh karena itu jika ada peserta yang mengalami gangguan, penyuntikan vaksin dapat ditunda.
“Jika sudah dinyatakan aman, peserta dapat melanjutkan untuk divaksin,” ujar salah satu panitia yang enggan disebut namanya.
Tahap berikutnya peserta harus menjalani tes suhu dan tes tensi darah. Jika dinyatakan aman, tahap selanjutnya langsung dilakukan penyuntikkan.
Seusai divaksin, peserta diminta untuk terlebi dahulu berada di ruang isolasi atau karantina selama sekitar 30 menit. Proses karantina selain untuk memastikan tidak ada keluhan, juga akan diberikan surat tanda sudah divaksin tahap kedua.
Samsudin, Kepala Humas UIN Jakarta, mengaku tak mengalami gejala apa pun seusai divaksin. Bahkan ia juga tak merasa kesakitan saat divaksin dengan jarum suntik di lengannya.
“Alhamdulillah, saya normal-nornal saja. Rasanya cuma sedikit pegal di tangan,” ujarnya.
Hal yang sama juga juga dirasakan staf Humas, Hermanuddin. Ia menyatakan setelah divaksin justru merasakan adanya kenyamanan. Bahkan ia lebih yakin bahwa proses vaksin aman dan nyaman dilakukan.
Proses vaksinasi di UIN Jakarta bagi tenaga dosen dan tenaga kependidikan dilakukan atas kerja sama antara Fakultas Kedokteran/Fakultas Ilmu Kesehatan dan RSUD Provinsi Banten. Kegiatan tersebut melibatkan sedikitnya 20 tenaga medis dan non medis ditambah sejumlah tenaga lain dari bagian umum dan kepegawaian. (ns)