Pusat Studi Arab-Indonesia Luncurkan Buku Karya Guru Besar FAH

Pusat Studi Arab-Indonesia Luncurkan Buku Karya Guru Besar FAH

 

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online – Pusat Studi Arab-Indonesia Fakultas Adab dan Humaniora (FAH) UIN Jakarta meluncurkan buku karya Guru Besar FAH Sukron Kamil berjudul Pendidikan Antikorupsi: Pendekatan Budaya, Politik, dan Teori Integrasi, Selasa (28/7/2020). Peluncuran buku sekaligus diskusi tersebut dilakukan secara virtual melalui platform Zoom.

Acara peluncuran dan diskusi buku menghadirkan Rektor UIN Jakarta Amany Lubis sebagai pembicara utama. Pembicara lain yang tampil adalah penulis buku Syukron Kamil, Direktur Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Kedeputian Bidang Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi Rommy Iman Sulaiman, Aktivis Transparency International Indonesia Wawan H Suyatmiko, dan Direktur The Australia-Indonesia Centre Kevin Evans. Diskusi dipandu dosen FAH Zakiya Darojat.

Syukron Kamil mengatakan, buku yang ditulisnya merupakan refleksi atas keprihatinnya terhadap budaya korupsi di Indonesia yang masih sulit diberantas. Bahkan lembaga pendidikan tinggi yang seharusnya menjadi penjaga antikorupsi justru malah banyak yang terlibat dalam kegiatan korupsi itu sendiri.

“Kalau menurut Busyro Muqoddas (mantan Ketua KPK, Red), korupsi saat ini telah mengalami kaderisasi dan dinamisasi,” katanya.

Kaderisasi artinya budaya korupsi tersebut telah ditanamkan dari senior kepada yunior, seperti kasus Bupati Kendal, Jawa Tengah, Mirna Annisa, bersama anaknya atau kasus Gubernur Banten Atut Chosiyah bersama adiknya. Kemudian yang dimaksud dinamisasi terjadi adanya perubahan dari yang semula banyak terjadi di lembaga eksekutif kemudian menggejala pula di lembaga legislatif.

Menurut Syukron, buku yang diterbitkan penerbit Erlangga itu juga sudah lama disiapkan, terutama sejak dirinya aktif sebagai peneliti di Center for The Study of Religion and Culture (CSRC) UIN Jakarta. Buku tersebut sempat dijadikan bahan modul pendidikan antikorupsi yang dikembangkan oleh Kemenristek Dikti.

Seperti judulnya, buku yang ditulis Syukon Kamil menguraikan tentang berbagai persoalan penyakit korupsi. Analisisnya dilakukan melalui pendekatan secara multidisiplin, yakni budaya, politik, dan teori integrasi. Ketiga perspektif itu diulas secara mendalam oleh guru besar bidang sastra Arab terebut.

Syukron berharap bukunya kelak dapat dijadikan sebagai bahan ajar pendidikan antikorupsi, khususnya di perguruan tinggi.

“Saya mengajak kepada para dosen dan mahasiswa, mari kita budayakan antikorupsi di kampus,” katanya.

Rektor Amany Lubis mengatakan, budaya korupsi dalam sejarah sudah lama ada, tepatnya sejak abad ke-16. Sekarang sejarah itu tampaknya kembali diulang dengan banyaknya orang yang berbuat korupsi.

“Saya banyak membaca referensi, ternyata contoh korupsi itu cukup banyak, baik yang dilakukan oleh masyarakat, pemerintah,  maupun hakim itu sendiri. Karena korupsi itu isinya bukan semata berjenis uang melainkan juga penyalahgunaan wewenang dan jabatan,” katanya. (ns)