Pusat Pengembangan Green Campus Gelar Pelatihan Pengelolaan Sampah di Lingkungan UIN Jakarta
Diorama, Berita UIN Online - Pusat Pengembangan Green Campus UIN Jakarta gelar Pelatihan Pengelolaan Sampah dari dalam kampus UIN Jakarta di ruang Diorama pada Kamis (2/10/2025). Acara ini menghadirkan Wakil Rektor UIN Jakarta, Prof. Din Wahid. M.A Ph.D, Kepala Pusat Green Campus, Prof. Dr. Hendrawati. M. Si, Enviranmental Specialis, Ikbal Alexander, Direktur Operasional PT. GPN, Deden Muljaya.
Enviranmental Specialis, Ikbal Alexander mengungkapkan bahwa sampah plastik diubah menjadi solar, dari solar di kondensasi lagi menjadi bensin.
“Dari sampah plastik kami ubah menjadi solar, dari solar kami kondensasi lagi menjadi bensin. Jadi dari 1 kilo sampah plastik yang sudah terbilang bensin, kami bisa membuat 1 liter solar, dari solar kami ubah lagi ke bensin, ada kemungkinan sekitar 20% karena menguap sebagian” ungkapnya.
Selain itu, Ia juga menambahkan produk daur ulang harus bisa berfungsi selayaknya produk konvensional, dan menjadikan fungsionalitas nomor satu dengan membandingkan dengan produk pada umumnya.
“Produk daur ulang harus berfungsi selayaknya produk konvensional, jadi fungsionalitas nomor satu, dengan membandingkan umumnya.” tambahnya.
Kepala Pusat Green Campus, Prof. Dr. Hendrawati. M. Si menjelaskan bahwa pelatihan ini sudah rutin dilakukan, pengolahan sampah dari dalam kampus tapi dengan metode yang berbeda-beda, tapi memiliki tujuan yang sama, seperti bagaimana menginformasikan, mensosialisasikan dan mengingatkan kembali bahwa kita bisa mengolah sampah dari dalam kampus secara mandiri.
“Pelatihan ini sebenarnya sudah rutin dilakukan, pengelolaan sampah dari dalam kampus, tapi dengan metode yang berbeda-beda, tapi tujuannya sama, bagaimana menginformasikan, mensosialisasikan dan mungkin mengingatkan kembali, sebenarnya kita bisa mengolah sampah dari dalam kampus secara mandiri,” jelasnya.
Selain itu, Ia juga menyampaikan bahwa diperlukannya komitmen, konsisten, dan konsekuen, sehingga untuk sampah-sampah harus dipilah terlebih dahulu, organik dan non-organik karena pengolahannya akan berbeda-beda.
“Diperlukan komitmen, konsisten dan konsekuen. Jadi, untuk sampah-sampah harus dipilah dulu, organik dan non-organik karena pengolahannya akan berbeda-beda,” ujarnya.
Diakhir, Ia mengungkapkan harapannya terhadap diadakan pelatihan pengolahan sampah dari kampus ini, nantinya mahasiswa dan civitas akademika bisa berusaha berperilaku dengan memilah sampah dan menginformasikan atau mengajak kepada yang lain untuk memilah sampah.
“Harapan dari pelatihan pengelolaan sampah dari kampus ini ke semua yang mengikuti, ke peserta, sivitas akademika dan yang mewakili. Tentu saja nanti mahasiswa misalnya kembali ke kelasnya masing-masing, kembali ke komunitasnya, berusaha berperilaku seperti yang sudah disampaikan, memilah sampah dan menginformasikan serta mengajak teman-teman mahasiswa yang mungkin tidak ikut tapi disosialisasikan supaya paling tidak bisa memilah sampah,” ungkapnya.
(Nosa Idea L./Zaenal M./Fauziah M./Nazwa Adawiyah S./Foto: Tiara Abdhie)