Pusat Kajian Taklim Al-Qur’an Gelar Khotmul Qur’an

Pusat Kajian Taklim Al-Qur’an Gelar Khotmul Qur’an

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online – Pusat Kajian Taklim Al-Qur’an bekerja sama dengan Dharma Wanita Persatuan (DWP) UIN Jakarta menggelar acara Khotmul Qur’an dan Menyambut Hari Ibu pada 22 Desember 2021 secara virtual, Kamis (16/12/2021).

Khotmul Qur’an dihadiri Rektor UIN Jakarta Amany Lubis, Ketua Pusat Kajian Taklim Al-Qur’an Faizah Ali Sybromalisi, Ketua DWP Fauziah Ahmad Rodoni, para wakil rektor, para kepala biro, para dekan, para ketua lembaga, serta para mahasiswa.

Acara Khotmul Qur’an diawali dengan pembacaan Kalam Ilahi oleh Tien Rahmatin (dosen Fakultas Ushuluddin). Kemudian pembacaan dan doa Khotmul Qur’an dipimpin Afidah Wahyuni (dosen Fakultas Syariah dan Hukum) serta ditutup dengan ceramah agama oleh Guru Besar Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta Sri Mulyati berjudul Peran Ibu dalam Menanamkan Nilai-nilai Akhlaq Qur'ani. Acara dipandu Nurul Hidayati dari Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

Rektor UIN Jakarta Amany Lubis dalam sambutannya mengatakan, al-Qur’an merupakan pedoman bagi manusia yang harus dipelajari dan dikaji serta dikritisi makna serta penafsirannya sesuai perkembangan zaman. Membahas tentang al-Qur’an mengenai fenomena kehidupan, menurutnya, tak akan pernah habis. Ia akan berlangsung sepanjang zaman.

Karena itu pengkajian dan Khotmul Qur’an sangat dianjurkan untuk menguasai ilmu-ilmu al-Qur’an. Al-Qur’an juga tidak cukup hanya dibaca dan dipahami maknanya saja, tetapi harus menjadi tuntutan hidup sepanjang masa, mulai dari muda hingga tua.

“Kita harus perkuat kehidupan dengan al-Qur’an. Karena banyak nilai dan informasi ilmiah serta spiritual yang dapat diperoleh dari al-Qur’an. Karena itu mari kita perbaiki niat dan pasrahan kepada Allah dalam membaca dan mengkaji al-Qur’an,” katanya.

Menyinggung Hari Ibu, Rektor Amany menyatakan bahwa kedudukan ibu sangat mulia. Nabi Muhammad SAW bahkan menyebut kata “ibu” sebanyak tiga kali sebagai orang yang harus dihormati. Setelah itu baru kata “ayah” sebagai orang kedua yang harus dihormati.

Penghormatan berlebihan kepada ibu, kata Rektor, bukan berarti kedudukan ayah tidak penting. Karena ibulah orang yang melahirkan dan menyusui sehingga wajar kalau harus ditambah penghormatannya.

Dalam kesempatan itu juga, Rektor Amany Lubis mengajak kepada yang hadir, terutama di kalangan anak muda, agar menjadikan Hari Ibu sebagai momentum untuk kembali mengingat sosok ibu,

“Ibu itu ibarat rangkaian bunga indah, mencerinkan hatinya yang selalu berbunga dan memberikan kebahagiaan bagi seluruh anggota keluarganya. Karena itu sudah selayaknya jika bunga tersebut dihadiahkan kepada ibu yang kita cintai,” ujar wanita yang lahir pada 22 Desember itu.

Ketua Pusat Kajian Taklim Al-Qur’an Faizah Ali Sybromalisi dalam pengantar sebelumnya mengatakan, perayaan Hari Ibu dinilai sebagai penghormatan negara kepada kaum perempuan Indonesia. Peran ibu bukan semata mengandung, melahirkan, dan menyusui, tetap juga orang pertama yang membesarkan, mendidik, dan membentuk karakternya.

Ibu juga dikatakan sebagai sumber tempat yang nyaman dan kasih sayang bagi anak-anaknya. Karena itu sudah selayaknya jika agama menempatkan ibu sebagai orang paling berhak untuk mendapat penghormatan yang layak dari anak-anaknya.

Faizah menambahkan, di era globasliasi dan teknologi informasi saat ini, peran ibu menjadi lebih penting lagi dalam pembentukan akhlaqul karimah generasi muda, terutama generasi milenial yang lahir antara tahun 1980-1996 dengan jumlah populasi sebanyak 25 persen dari total penduduk Indonesa. Sedangkan generasi kedua disebut generasi Z, yaitu anak-anak yang lahir antara tahun 1997-2012 dengan jumlah mencapai 25 persen dari total penduduk Indonesia. Jadi, lebih dari 50 persen generasi muda Indonesia saat ini lebih piawai menguasai dalam memanfaatkan teknologi.

Namun, menurut Faizah, mereka sangat membutuhkan arahan dan petunjuk dari agamanya, sehingga mereka tidak hanya cerdas dalam bidang teknologi tetapi juga memiliki pemahaman yang benar terhadap ajaran agamanya.

“Melalui pemahaman ajaran agama yang benar akan membuat mereka menjadi generasi muda yang ber-akhlaqul karimah,” katanya.

Fakta ini, jelas Faizah, menjadi tantangan bagi para ibu untuk mengisi dan membentuk karakter anak-anaknya dengan nilai-nilai al-Qur’an yang berisi keadilan, kedamaian, dan toleransi.

Sementara itu, Ketua DWP Fauziah Ahmad Rodoni menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung acara Khotmul Qur’an di UIN Jakarta. Acara terselenggara berkat kerja sama Pusat Kajian Taklim Al-Qur’an dan DWP UIN Jakarta.

Ia berharap kegiatan tersebut dapat memberikan pencerahan dalam meningkatkan kualitas sebagai orang tua atau seorang ibu dalam menanamkan nilai-niai akhlaqul karimah kepada anak-anak. Sebagaimana disebut dalam al-Qur’an bahwa sosok ibu adalah pendidik bagi anak-anaknya, menanamkan ajaran tauhid, akhlaqul karimah, dan berbuat baik kepada orang tuanya (birrul walidain).

“Semoga kita dapat mengamalkan ajaran al-Qur’an dan menyempurnakan peranan kita sebagai seorang ibu sesuai ajaran al-Qur’an,” ujarnya. (ns)