Puji Taklim Al-Qur’an Peringati Tahun Baru Islam 1443 H

Puji Taklim Al-Qur’an Peringati Tahun Baru Islam 1443 H

Gedung Rektorat, BERITA UIN Online – Pusat Kajian Taklim Al-Qur’an (Puji Taklim Al-Qur’an) UIN Jakarta menggelar Khatmul Qur’an dan Peringatan Tahun Baru Islam 1 Muharram 1443 H secara virtual, Kamis (12/8/2021). Acara bertajuk “Konstektualisasi Hijrah Nabi Muhammad SAW di Masa Pandemi dalam Perspektif al-Qur’an” itu dibuka Rektor UIN Jakarta Amany Lubis serta diisi ceramah agama oleh Guru Besar Fakultas Ushuluddin Hamdani Anwar. Sementara Khatmul Qur’an dan doa dipimpin Miftahuddin dengan membaca ayat al-Qur’an surat Al-Ashr hingga an-Nas.

Ketua Puji Taklim Al-Qur’an Faizah Ali Syibromalisi dalam pengantarnya mengatakan, acara Khatmul Qur’an dan Peringatan Tahun Baru Islam bertujuan selain untuk bersilaturahmi antarsivitas akademika dan memupuk kembali budaya membaca al-Qur’an, juga guna memeringati hijrahnya Nabi Muhammad SAW yang kemudian menjadi tonggak sejarah dimulainya kalender Islam.

“Momentum ini juga diharapkan dapat membawa perubahan baru, semangat baru, dan keberkahan baru. Kita juga berdoa semoga Allah SWT segera mengangkat pandemi Covid-19 dari permukaan bumi ini,” katanya.

Rektor UIN Jakarta Amany Lubis dalam sambutannya mengungkapkan, UIN Jakarta selalu mementingkan hari-hari besar Islam dan merayakannya, tak terkecuali peringatan 1 Muharram atau tahun baru Islam ini. Tahun baru Islam yang identik dengan hijrah saat ini dapat diambil hikmahnya sebagai ibadah dengan tetap memerhatikan protokol kesehatan.

“Melihat hijrahnya Rasulullah SAW, peristiwa ini disebut hijrah dengan harga diri yang ditinggikan oleh Allah (migration with dignity),” ujarnya.

Sementara itu, Hamdani Anwar yang menyampaian ceramahnya banyak menceritakan mengenai sejarah lahirnya tahun baru Islam yang diawali dari hijrahnya Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah. Selain itu ia juga menyinggung soal makna hijrah dalam kehidupan umat Islam, terutama di masa pandemi Covid-19.

Menurut Hamdani, hijrahnya Rasulullah SAW merupakan momentum kebangkitan umat Islam dari keterpurukan. Persitiwa tahun baru Islam itu juga dapat pula dijadikan momentum muhasabah diri dan pengkajian masa lalu untuk masa depan yang lebih baik lagi. Hal ini tentu saja diharapkan dapat memberikan sesuatu yang signifikan bagi kehidupan.

“Evaluasi atau muhasabah diri harus berlandaskan ketakwaan kepada Allah. Hal pertama yang perlu kita perhatikan adalah kekurangan diri sendiri, dan tidak perlu melihat kekurangan orang lain,” katanya.

Selain itu, kata dia, saat bermuhasabah jangan pernah melupakan Tuhan. Hijrah yang berhubungan dengan situasi pandemi juga bisa dilakukan menuju situasi normal dengan usaha-usaha seperti saat ini. (NS/Azzahra Lovely)