PsyTalk Series: Mengupas Islam Moderat dan Moderasi Beragama

PsyTalk Series: Mengupas Islam Moderat dan Moderasi Beragama

Auditorium Harun Nasution, Berita UIN Online — Fakultas Psikologi dan Dewan Mahasiswa Fakultas (Dema-F) Psikologi UIN Jakarta menggelar acara PsyTalk Series bertajuk "Moderasi Beragama Anak Muda". Acara ini menghadirkan pembicara ternama seperti Habib Husein bin Ja'far Al Hadar, S.Fil.I., M.Ag, Ahli Psikologi Sosial dari Psikologi UIN Jakarta, Ikhwan Lutfi M.Psi dan Kepala Pusat Moderasi Beragama UIN Jakarta, Prof. Arif Zamhari, M.Ag, Ph.D. 

Acara ini juga dipandu oleh Guru Besar (Gubes) Ilmu Psikologi Agama, Prof. Dr. Rena Latifa, M.Psi. Psikolog sebagai moderator untuk membahas pentingnya moderasi beragama di tengah tantangan zaman.

Habib Husein bin Ja'far membuka sesi dengan menyoroti hubungan antara psikologi dan terorisme. Ia menjelaskan bahwa terorisme berhubungan dengan psikologi. Faktor-faktor seperti kemiskinan dan keadaan mental yang tidak baik bisa mendorong seseorang ke arah ekstremisme. 

Manusia pada dasarnya terlahir moderat dan perbedaan harus dirayakan sebagai rahmat, kiita mau tidak mau harus menerima perbedaan yang ada di sekitar kita, karena kita lahir dari perbedaan,” ujarnya

Kepala Pusat Moderasi Beragama UIN Jakarta, Prof. Arif Zamhari M.Ag, Ph.D. mengungkapkan bahwa moderasi beragama adalah tentang bagaimana umat menjalani agamanya dengan tidak ekstrem dan tidak berlebihan. 

"Moderasi beragama berarti menyeimbangkan kebaikan yang berhubungan dengan Tuhan dengan kemaslahatan yang bersifat sosial kemasyarakatan," ujarnya. Ia juga menjelaskan empat indikator moderasi beragama yang penting: komitmen kebangsaan, toleransi, anti kekerasan, dan menghargai tradisi.

Ahli Psikologi Sosial dari Psikologi UIN Jakarta, Ikhwan Lutfi M.Psi menambahkan perspektif, bahwa moderasi adalah posisi tengah yang bukan ekstrem kanan maupun kiri. Ia menegaskan pentingnya moderasi bagi masyarakat Indonesia yang memiliki tiga entitas: muslim, etnis budaya, dan sebagai warga negara Indonesia. 

"Strategi penguatan identitas moderasi beragama meliputi narasi sebagai NKRI, penggunaan kata 'kita' daripada 'kami-mereka', kebanggaan sebagai muslim Indonesia, dan memerangi musuh bersama," paparnya.

Acara ini ditutup dengan sesi tanya jawab interaktif, mengisi angket moderasi beragama, dan penyerahan cinderamata kepada para narasumber. Mahasiswa yang hadir mendapatkan wawasan berharga mengenai pentingnya moderasi beragama dalam menciptakan masyarakat yang harmonis dan toleran.

Selain bisa dihadiri langsung di Auditorium Utama Harun Nasution bagi para tamu undangan, publik yang ingin menonton acara ini bisa melalui sambungan live streaming Youtube UIN Jakarta

https://www.youtube.com/live/C5ROriE4Y-U?si=zASsiyLwmPV78DPv 

 

(Ken Devina/Fauziah M./Raihan Lail) 

Tag :