Program Magister Fakultas Ushuluddin Gelar PBAK, Kali ini Kenalkan Budaya Riset

Program Magister Fakultas Ushuluddin Gelar PBAK, Kali ini Kenalkan Budaya Riset

Gedung Pusat Perpustakaan, BERITA UIN Online– Program Magister (S2) Fakultas Ushuluddin UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menggelar Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) Tahun Akademik 2023/2024 dengan mengusung tema “Membangun Budaya Riset Menuju Ushuluddin Unggul”. Kegiatan ini dilaksanakan di Ruang Pertemuan Lantai 7 Gedung Pusat Perpustakaan UIN Jakarta, Selasa (29/08/2023).

Acara berlangsung selama dua hari ini (29-30 Agustus 2023) dikuti 42 mahasiswa baru. Masing-masing dari Magister Studi Agama Agama (MSAA) berjumlah 3 orang, Magister Aqidah dan Filsafat Islam (MAFI) berjumlah 9 orang, dan Magister Ilmu Alqur'an dan Tafsir (MIAT) berjumlah 30 orang.

PBAK Program Magister dibuka langsung Dekan FU Prof. Drs. Ismatu Ropi, MA, Ph.D. Selain itu, pejabat di lingkungan fakultas seperti Prof. Dr. Media Zainul Bahri, MA (Wadek Bidang Akademik), Dr. Lilik Ummi Kaltsum, MA (Wadek Bidang Administrasi Umum), Dr. Eva Nugraha, M.Ag. (Wadek Bidang Kemahasiswaan, Alumni dan Kerjasama), yang juga dikuti Prof. Dr. Bambang Irawan, M.Ag. (Ketua Program Magister Studi Agama Agama [MSAA] dan Magister Aqidah dan Filsafat Islam [MAFI]), Dr. Ahmad Fudhaili, M.Ag. (Ketua Program Magister Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir [MIAT]), Dr. Humaidi, S.Th.I.,M.Ud. (Sekretaris Program Magister MIAT), Muhamad Tamamul Iman, M.Phil. (Sekretaris Program Magister MSAA-MAFI), dan beberapa dosen dan panitia.

Dalam sambutannya, Profesor Ismet (panggilan akrab Dekan FU Ismatu Ropi) menyampaikan, pentingnya untuk berkesempatan belajar di kampus berbeda, yang tujuannya untuk memperluas cara berpikir secara homogen dan mampu menempati ruang-ruang besar. Jika memiliki banyak cara pandang dan perspektif dan pengalaman, maka semakin besar pula mampu memahami segala perbedaan yang ada.

“Semakin tinggi ilmu seseorang, maka semakin dia punya etika. Bagaimana kita tetap mempertahankan ajaran-ajaran agama yang baik. Itu sangat penting. Terutama nilai universal seperti kita menghormati orang. Kalau kita benar-benar memahami, bahwa respect itu adalah paling utama dari sebuah pendidikan,” katanya.

Fakultas Ushuluddin, lanjutnya, dibangun pada fondasi berusaha menjadikan penghormatan cara pandang keterbukaan dan mengintegralkan pendidikan itu sendiri, sekaligus dituntut mampu membuka ruang untuk melihat banyak perspektif. Keberagamaan yang dibalut dengan perspektif yang moderat sangatlah penting, bagaimana nilai-nilai keagamaan itu tercermin dan dipahami dengan baik. Melihat fenomena bukan hanya melihat dari satu perspektif, tetapi secara komprehensif dengan berbagai macam pendekatan.

“Belum apa-apa, jangan sampai kita menyalahkan orang-orang. Maka, seorang sarjana harus mampu membuka ketidaktahuannya itu. Kita harus berusaha membuktikan, apa yang kita pegangi selama ini. Jangan-jangan apa yang kita pelajari selama ini salah?” jelasnya.

Dekan melanjutkan, bahwa Fakultas Ushuluddin pertama kali yang menjembatani konstruksi berpikir tentang Islam di Indonesia. Fakultas Ushuluddin adalah founding faculty. Fakultas pertama yang mentransformasi ADIA menjadi IAIN-UIN, yang kemudian memupuk fakultas-fakultas lain. Sesuai dengan fungsinya, maka sudah seharusnya Ushuluddin harus mampu meningkatkan kualitas riset, karena keilmuan terus mengalami perubahan.

“Kembali ke tema Membangun Budaya Riset Menuju Ushuluddin Unggul. Melihat tema ini, target kita adalah menyintesiskan cara berpikir kita. Karena selama ini banyak yang memperoleh dana riset, latar belakang atau pendahuluan yang ditulis –setengah halaman– itu tidak ada isinya, yang dibicarakan ‘ngalor-ngidul’ tidak jelas. Nah, kita ingin menyintesiskan cara berpikir kita. Kalau kita bisa melakukannya dalam dua paragraf, cukup tulis dua paragraf –tidak usah dua bab. Jadi berpikir multi-synthesizing seperti ini supaya hidup kita tertata dan terpola. Kita harus menemukan sesuatu yang berbeda dan baru,” terangnya.

Profesor Studi Agama-agama ini menambahkan, bahwa Fakultas Ushuluddin ingin meningkatkan partisipasi sivitas akademika dalam penelitian, yakni memfasilitasi riset kolaborasi dengan mahasiswa dan mempublikasikan artikel di jurnal terakreditasi nasional.

“Secara praktis atau cara melakukan riset secara sistematis dan mengutamakan konsistensi. Maka dari itu, Ushuluddin senang sekali bapak/ibu dosen melakukan kolaborasi riset dan juga publikasi bareng dengan mahasiswa. Makanya nanti, mahasiswa wajib menulis yang kemudian dipublikasikan di jurnal akreditasi nasional. Pada tahun ini, paling tidak target kita ada 44 artikel terbit di Sinta 2. Selain fokus tulis tesis, mahasiswa diharuskan memproduksi artikel yang diterbitkan. Jadi target kita yang utama adalah publikasi mahasiswa di jurnal terakreditasi,” jelasnya.

Mumpung di awal, Profesor Ismet mengingatkan, agar mahasiswa tidak berpikir untuk melakukan plagiasi. Plagiasi adalah kejahatan intelektual. Dengan program induksi ini, mulai diperkenalkan budaya di Ushuluddin. “Ushuluddin tidak menciptakan tukang, tapi menciptakan terpelajar. Dengan terpelajar kita bisa melakukan sesuatu yang baik,” katanya.

Sebelum menutup sambutannya dan sekaligus membuka acara secara resmi, Profesor lulusan McGill Univesity Montreal Kanada ini mengucapkan selamat datang kepada mahasiswa baru Program Magister di Fakultas Ushuluddin UIN Jakarta.

“Tradisi di Ushuluddin sangat terbuka, artinya mendiskusikan segala sesuatu bukan hanya di dalam kelas, tetapi dibisa di mana saja. Menjadi santri itu adalah kenyamanan dan kebahagiaan, menjalani proses perjalanan intelektual dan spiritual, yang tidak bisa diukur dengan apa pun. Anda sudah melakukan pilihan yang baik dengan bergabung di Ushuluddin. Mudah-mudahan ini memberikan jalan yang baik untuk menjadikan teman-teman sebagai orang yang terpelajar. Sekali lagi, Ushuluddin tidak menciptakan tukang, tetapi kita menciptakan orang terpelajar, ketika orang terpelajar maka dia bisa menjadi apa saja.” tutupnya.

Selanjutnya acara ini dilanjutkan dengan pengenalan Kurikulum dan Pembelajaran Program Magister Fakultas Ushuluddin yang disampaikan ketua prodi Prof. Dr. Bambang Irawan, M.Ag. (ketua MSAA-MAFI) dan Dr. Ahmad Fudhaili, M.Ag. (ketua MIAT). Sementara pada hari kedua diisi dengan “Pengenalan Perpustakaan dan Metode Akses Sumber Belajar dan Penelitian” yang disampaikan langsung oleh Drs. Andi Baharuddin, S.IP., M.MPd. (Kaur Perpustakaan Fakultas Ushuluddin), Agus Rifai, S.Ag., S.S., M.Ag., Ph.D. (Kepala Pusat Perpustakaan UIN Jakarta) yang dibantu dua pustakawan Septian Nurhakim, S.IP dan Lina Farida, S.Pd. Selanjutnya menutup kegiatan ini diisi dengan “Metodologi Penelitian dan Penulisan Karya Ilmiah Tesis dan Jurnal” yang disampaikan Dr. Rahmat Hidayatullah, MA dan Dr. Rizky Yazid, M.Ag (dosen Fakultas Ushuluddin). (M. Najib Tsauri/ZM)