Profil Alumni: M. Syafiul Muktapa, Dari Mahasiswa Ilmu Tafsir Menuju Panggung Public Speaking Nasional

Profil Alumni: M. Syafiul Muktapa, Dari Mahasiswa Ilmu Tafsir Menuju Panggung Public Speaking Nasional

Ciputat, Berita UIN Online - Senyumnya ramah, tutur katanya tenang tapi penuh energi. Di balik pesona yang ringan itu, M. Syafiul Muktapa atau yang lebih dikenal dengan nama Uta, telah berhasil menjadi salah satu trainer public speaking muda paling inspiratif saat ini. Siapa sangka, alumni prodi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir, Fakultas Ushuluddin, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini justru menemukan panggilan hidupnya bukan hanya di ruang tafsir, tapi juga di atas panggung, di balik mikrofon, dan di layar-layar media sosial melalui akun personal nya @bicarapede.

Langkah pertamanya dimulai dari Instagram. Selepas lulus kuliah, Uta mulai membagikan konten seputar tips public speaking yang dikemas dalam gaya santai, menggunakan akronim dan singkatan yang mudah diingat. Saat itu, jumlah pengikutnya baru sekitar 2.000 orang. Saat ini sudah lebih dari 600.000 orang mengikuti kontennya, baik di Instagram maupun TikTok.

Bagi Uta, keberanian untuk membagikan ilmu itu bukan tentang popularitas. Tapi tentang mendekatkan keterampilan komunikasi kepada siapa saja yang merasa takut bicara di depan umum. “Awalnya saya pun hanya iseng berbagi ilmu. Tapi ketika saya melihat banyak orang yang relate dan bertanya langsung lewat DM, saya sadar ini bisa jadi ruang belajar,” ujarnya.

Maka dari itu, lahirlah @bicarapede.academy pada tahun 2021. Platform ini menjadi wadah pelatihan public speaking yang kini telah memiliki ribuan alumni. Tak hanya itu, Uta dan timnya juga menjalin kerja sama dengan berbagai institusi, mulai dari kementerian, perusahaan BUMN, sekolah, hingga kampus. Semua bermula dari niat sederhana, menjadikan public speaking sebagai keterampilan dasar yang bisa dipelajari siapa pun.

Namun dunia tak selalu ramah pada perubahan. Ketika mulai aktif berbagi konten, tak sedikit komentar miring yang ia terima. Ada yang menyebutnya sok tahu, terlalu percaya diri, bahkan nyinyir soal gayanya berbicara. Baginya, itu bagian dari proses, “Perfeksionis bikin kita takut salah dan overthinking. Tapi kalau totalitas, kita akan berani mencoba dan terus belajar dari kesalahan,” ujarnya tegas.

Selain mendidik dan mengedukasi, Uta juga aktif sebagai MC profesional, termasuk membangun Adikari Wedding Organizer serta agensi Bicara Pede Talent, tempat para lulusan akademinya bisa berkembang menjadi MC dan pembicara profesional.

Perjalan Uta dalam dunia komunikasi ternyata sudah mulai terbentuk sejak kuliah. Ia aktif di salah satu Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), yaitu Lembaga Dakwah Kampus (LDK). Uta mengikuti pelatihan public speaking, menjadi MC di berbagai kegiatan mahasiswa, serta mendirikan komunitas Sobat Mengajar Indonesia, yang membuatnya sering turun langsung ke lapangan, berinteraksi, dan melatih keterampilan komunikasi, 

Di balik segala pencapaiannya, Uta ingin mengajak anak muda lainnya untuk berani memulai. Terutama mereka yang masih takut tampil di depan umum, takut dikritik, atau merasa belum cukup hebat, “Kalau kita takut memulai sesuatu, termasuk public speaking, itu sama saja kita sedang melewatkan satu kesempatan berharga. Kita tidak harus menjadi orang hebat dulu untuk mulai tampil, tapi justru dengan memulai, kita bisa menjadi hebat,” pesannya.

Uta percaya bahwa di era digital ini, keberanian untuk berbicara adalah bagian penting dari kesiapan menghadapi dunia. Dan itu bisa dilatih, dimulai, dan dimenangkan dari langkah kecil. 

Serta juga, sebagai selebgram dengan lebih dari 600.000 pengikut ini juga kerap menggunakan platformnya untuk menyuarakan kampanye sosial, khususnya tentang pentingnya public speaking. Ia membangun komunitas online bernama Sobat Bicara serta @bicarapede, sebagai ruang belajar dan pemberdayaan anak muda agar lebih percaya diri dalam menyampaikan gagasan secara efektif.

Selain itu, baru-baru ini, Uta juga hadir sebagai salah satu narasumber pada acara Santri Summit Nasional yang diselenggarakan di Auditorium Harun Nasution UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 

(Rizkiyah Gustiana N./Fauziah M./Syarifah Nur K.)