Profesor Ratna Sari Dewi: Sarjana Bahasa Perlu Bekal Keterampilan Teknologi
Auditorium Utama, BERITA UIN Online— Mahasiswa dan lulusan sarjana Pendidikan Bahasa Inggris (PBI) perlu dibekali kemampuan teknologi digital dan keterampilan pendukung. Keduanya dibutuhkan agar para sarjana bahasa mampu beradaptasi dengan pekerjaaan yang menuntut kreatifitas di era new normal dan kemajuan digital.
Demikian disampaikan Profesor Ratna Sari Dewi saat menyampaikan pidato ilmiah guru besarnya 'Tantangan dan Peluang Global Mahasiswa dan Lulusan PBI pada masa New Normal Menuju Era 5.0'. Ia dikukuhkan sebagai guru besar PBI di Gedung Auditorium Utama, Rabu (11/5/2022).
Berbekal kemampuan bahasa, Ratna menuturkan, lulusan PBI memiliki peluang kerja kreatif lebih luas di luar profesi pendidik seperti content creator, copy writer, translator, mentor, dan administrator. Namun berbagai pekerjaan kreatif itu membutuhkan kemampuan teknologi informasi yang handal.
"Sehingga agar bisa beradaptasi dengan pekerjaan baru di era new normal, mengingat kemajuan zaman yang meniscayakan digital, lulusan PBI yang sudah dibekali kemampuan itu tidak akan kaget dengan perubahan, tapi akan mudah mengikutinya," katanya.
Situasi pandemi Covid 19 yang terjadi sejak dua tahun terakhir dan diikuti massifnya penggunaan teknologi digital bisa menjadi acuan pentingnya penguasaan teknologi bagi para mahasiswa dan sarjana bahasa. Di masa ini, proses pembelajaran di dunia pendidikan dan berbagai aktifitas masyarakat dilakukan secara daring yang meniscayakan perlunya adaptasi atas teknologi.
Untuk itu, sarannya, institusi pendidikan perlu secepatnya meredasain model pendidikan bagi mahasiswa bahasa, terutama PBI. "Peluang mahasiswa dan lulusan PBI untuk menjawab tantangan tentunya harus segera disikapi tepat dan cerdas," tandasnya.
Terkait itu, Ratna menyarankan setidaknya dua hal yang perlu ditempuh dalam menyiapkan sarjana bahasa yang siap hadapi situasi demikian. Keduanya, merestrukturisasi kurikulum pendidikan bahasa Inggris sesuai perubahan zaman dan menyiapkan mahasiswa dengan kompetensi dan keterampilan yang sesuai.
Ia menjelaskan, kurikulum merupakan komponen penting dalam pendidikan, namun tetap perlu perubahan dan pengembangan seiring perubahan sosial yang dinamis. "Sehingga restrukturisasi perubahan dan pengembangan kurikulum tidak (perlu, red.) dianggap tabu," pungkasnya. (zm)