Profesor Rasmussen Paparkan Pengalaman Internasionalisasi Kampus Amerika

Profesor Rasmussen Paparkan Pengalaman Internasionalisasi Kampus Amerika

Bogor, BERITA UIN OnlineInternasionalisasi kampus menjadi titik tekan Rapat Kerja Pimpinan atau Rakerpim UIN Jakarta 2022. Terkait itu, rapat kerja menghadirkan Profesor Anne K. Rasmussen dari College of William and Mary membagikan pengalamannya memimpin pengelolaan perguruan tinggi di Amerika Serikat, Selasa (8/3/2022).

Dalam paparan pengalamannya, Profesor Rasmussen menyebutkan terdapat sejumlah aspek yang perlu diperhatikan dalam mendorong internasionalisasi kampus. Aspek-aspek tersebut diidentifikasinya sebagai isu-isu penting yang dihadapi dunia pendidikan tinggi.

"Salah satu tantangannya adalah seberapa 'bernilainya' status kelulusan studi seorang sarjana? Misalnya, antara sarjana lulusan Departemen Liberal Arts versus Sarjana Teknik," sebutnya.

Nilai kesarjanaan, sambungnya, sebetulnya bergantung pada bagaimana peserta didik dibekali kemampuan berfikir kritis, kreatif, dan kemampuan membangun jejaring yang luas. Sarjana lulusan Liberal Arts bisa saja memiliki nilai lebih tinggi karena dibekali kemampuan berfikir kritis, kreeatif-inovatif, dan memiliki jejaring luas.

"Mereka bisa lebih baik karena memiliki jejaring lebih bagus, identitas. Tidak hanya mengetahui bagaimana bekerja, tapi mampu mengkreasikan pekerjaan, berinovasi," paparnya.

Isu lainnya adalah peruntukan pendidikan tinggi. Internasionalisasi yang dilakukan perguruan tinggi di AS, sebutnya, adalah menjadikan pendidikan tinggi sebagai wilayah terbuka bagi semua kalangan.

"Bagi kami, tantangannya adalah bagaimana pendidikan tinggi juga bisa diakses lebih banyak kalangan, menyasar pada berbagai kalangan, multi rasial, multi etnik," tuturnya.

Selain itu, jelasnya, pendidikan tinggi juga harus mengimplementasikan paradigma dekolonisasi kurikulum. Dalam hal ini, kurikulum didesain tidak semata berorientasi Barat baik di aspek sejarah, agama, maupun musiknya.

"Sebagai contoh, Departemen Studi Agama-Agama kami juga memiliki Profesor Islam, Profesor Hindu, Profesor Buddha, tidak hanya Profesor Kristen," katanya.

Selanjutnya, internasionalisasi kampus juga dilakukan dengan melibatkan partisipasi global mahasiswa dan pengajar. Di level mahasiswa, internasionalisasi dilakukan dengan menerima mahasiswa asing atau mengirimkan para mahasiswanya belajar langsung ke negara-negara yang menjadi objek kajian keilmuannya.

Dari level dosen, perguruan tinggi biasanya mendorong jejaring kerjasama akademik dengan akademisi dan intitut akademik dari berbagai kawasan. Kerjasama riset, publikasi, dan pertukaran pengajar menjadi beberapa programnya.

Dalam telusuran BERITA UIN Online, Profesor Rasmussen sendiri merupakan Director William and Mary for Middle Eastern Music Ensemble. Sejak bergabung tahun 1993, dia mengajar banyak tentang musik etnik, terutama musik Arab dan Islam.

Meniti karir akademik, Rasmussen banyak melakukan riset tentang musik, diantaranya di Oman dan Indonesia. Diantara karyanya adalah dua buku berjudul Women, the Recited Qur'an, and Islamic Music in Indonesia dan Divine Inspirations: Music and Islam in Indonesia.

Atas perjalanan karir akademiknya, Rasmussen kemudian ditunjuk menjadi Professor of Music and Etnomusicology sejak 2014 lalu. Ia juga ditunjuk menjadi Direktur Program Asian and Middle East Studies pada William & Mary College. (zm)