Profesor Dan Slater: Mari Fahami Otoritarianisme dari Sudut Pandang Sejarah
Gedung FISIP, BERITA UIN Online— Otoritarianisme penting untuk difahami melalui sudut pandang sejarah. Demikian disampaikan Profesor Dan Slater, Profesor Ilmu Politik dari Universitas Michigan USA, saat menjadi pengisi Porgram Academic Talk Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) UIN Jakarta, Rabu (26/07/2023).
Pada presentasinya Profesor Slater mengatakan bahwa saat ini sangat jarang orang-orang melihat otorianisme melalui sudut pandang sejarah. Karenanya diskusi tentang otoriatarisme dalam sudut pandang sejarah layak untuk dibahas.
“Sekarang, khususnya dalam ilmu politik, sudah sangat umum untuk mempelajari otoritarianisme, tetapi banyak yang tidak mengambil perspektif sejarah. Jadi saya ingin membicarakan sedikit tentang otoritarianisme kali ini,” ucapnya.
Profesor Slater menurutkan, pandangan publik terhadap otoritarianisme cenderung sangat sempit sehingga karenanya otoritarianisme tak jarang dikonotasikan negatif. Oleh karena itu, dalam presentasinya Profesor Slater mengajak audiens untuk melihat otoritarianisme secara lebih luas dalam sudut pandang yang positif yaitu melalui sudut pandang sejarah. “Bagaimana jika kita melonggarkan definisi otoritarianisme kita dan mungkinkah itu membantu kita?” tanyanya.
Untuk itu, Profesor Slater menawarkan pemahaman lebih mendalam tentang otorianisme dengan membagi tiga perspektif atas otoritarianisme dalam babakan sejarah manusia. “Jadi saya berpendapat bahwa otoritarianisme hadir di sejarah manusia dalam tiga cara berbeda,” ucapnya.
Pertama, melalui rezim otoriter yang hadir karena adanya waktu sejarah dunia atau pada waktu tertentu di dalam sejarah itu sendiri. Kedua, rezim otoriter yang biasanya hadir setelah atau sebelum peristiwa besar terjadi misalnya seperti Pembangunan Ekonomi, Perang dunia atau pembangunan negara. Ketiga, semua rezim otoriter memiliki asal sejarahnya masing-masing.
Oleh karena itu, sambungnya, sangat penting untuk mempelajari asal-muasal dari otoriterisme. Jika melihat dari sejarahnya hampir semua pemerintahan di dunia menggunakan pemerintahan yang otoriter.
Namun, setelah adanya revolusi Perancis pemerintahan menjadi lebih sekuler dan nasionalis. “Rezim otoriter sebelum Revolusi Perancis pada dasarnya sebagai kekaisaran yang sangat religius dan universal yang ada untuk memberikan sesuatu ke seluruh dunia. Rezim hanya ingin tetap berkuasa dan segalanya. Mereka melakukannya untuk tujuan tetap berkuasa,” katanya.
Revolusi Perancis menandai tonggak berdirinya politik massa bahwa seluruh lapisan massa dapat memerintah bukan hanya anggota keluarga dari penguasa otoriter saja. Banyak Pemerintahan di berbagai dunia memperjuangkan bentuk pemerintah ini. Sehingga, pemerintahan massa saat ini bisa hadir karena adanya penindasan aktif dari pluralisme dan oposisi. Negara modern saat ini muncul karena adanya otoritarianisme modern.
Diskusi sendiri dibuka langsung Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Prof. Dr. Dzuriyatun Toyibah M.Si., M.A. dan diikuti dosen dan mahasiswa dari berbagai jurusan. Rekaman diskusi bisa dilihat kembali melalui tayangan kanal resmi youtube UIN Jakarta https://www.youtube.com/watch?v=8Yy0YPACiW4.
Sebagai informasi, Profesor Dan Slater merupakan peneliti politik dengan spesialisasi pada politik dan sejarah kediktatoran dan demokrasi, terutama untuk regional Asia Tenggara. Ia mengajar di Departemen Political Science University of Michigan setelah sebelumnya mengajar University of Chicago.
Sejumlah buku dan jurnal hasil risetnya telah dipublikasikan. Diantaranya Ordering Power: Contentious Politics and Authoritarian Leviathans in Southeast Asia (Cambridge Studies in Comparative Politics: 2010) dan From Development to Democracy: The Transformations of Modern Asia (Princeton University Press, 2022). (Haura Kaltsum/ZM)