Prof. Nasir: Jangan No Action Talk Only Dalam  Mencapai Reputasi Global

Prof. Nasir: Jangan No Action Talk Only Dalam Mencapai Reputasi Global

Auditorium Harunasution, BERITA UIN Online - “Jangan no action talk only dalam mencapai reputasi global,” ucap Komisaris Bank Syariah Indonesia, Prof. Muhammad Nasir, Ak. M.Si. Ph.D dalam acara Halalbihalal bertema Merajutkan Ukhuwah, Meraih Kemajuan: Bersama Mewujudkan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Bereputasi Global di Auditorium Harunasution, pada Selasa (23/4/2024). Dia menekankan keseriusan cita-cita UIN Jakarta dalam meraih reputasi secara global.

Baginya, acara halalbihalal tersebut merupakan langkah yang bagus untuk merajut kebersamaan, tidak hanya keakraban tetapi menata pemikiran dan arah yang sama.

“Kita di sini merupakan awal yang bagus dalam merajut kebersamaan, dalam pemikiran dan arah yang sama. Walaupun berbeda-beda pendapat atau opini” tambah Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (2014-2019) tersebut.

Tak hanya itu, Prof. Nasir juga memberikan pemikiran mendalam untuk meningkatkan kualitas universitas dan menambah produktivitas. Menurutnya, cita-cita untuk meraih reputasi global tersebut sama dengan komponen beribadah. Dia menggambarkan beribadah dengan 3 komponen yaitu syariat, tarekat dan hakikat. 

Dalam upaya mendorong reputasi global tersebut, Prof. Nasir menjelaskan pentingnya esensi syariat untuk mencapai tujuan. Menurutnya, memiliki arah visi dan misi yang jelas, serta budaya korporasi yang solid merupakan hal penting dalam mencapai reputasi global. Dia juga menekankan perlunya tindakan nyata daripada sekadar bicara.

Dalam esensi tarekat untuk mencapai tujuan ibadah diperlukan metode atau strategi dalam menjalankannya. Maka dari itu, untuk mencapai reputasi global tersebut dibutuhkan desain atau langkah-langkah dalam mewujudkannya.  

“Kalau mau mencapai tujuan ibadah maka harus tau syariatnya. Harus tau cara mendesain,” ujarnya.

Selain itu, Mantan Mentri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi tersebut juga memaparkan tentang perubahan revolusioner yang dia lakukan, sebagai kunci keberhasilan Indonesia mencapai pengakuan dunia dalam bidang publikasi ilmiah. Perubahan tersebut berupa aturan yang berlaku bagi setiap guru besar harus melakukan publikasi ilmiah. 

Kebijakan tersebut menjadi lompatan besar bagi sejarah Indonesia dari tidak pernah meraih peringkat publikasi dalam global, hingga mendapat gelar sebagai negara dengan pertumbuhan publikasi tertinggi di dunia. 

“Alhamdulillah, setelah kebijakan tersebut diberlakukan Indonesia mendapatkan penghargaan sebagai The Highest Increaseing Publication in The World. Skornya mencapai angka 1600 persen,” ucapnya.

Dalam esensi hakikat, Prof. Nasir menerangkan kunci keberhasilan mencapai tujuan tersebut adalah fokusnya semua elemen universitas mengarah pada kompetisi global. Hal itu merupakan upaya dalam meningkatkan daya saing bangsa.

“Kunci keberhasilan adalah jika semua elemen di program studi fokus mengarah ke global competition, insyaallah bisa,” terangnya.

Salah satu langkah penting yang diambil Prof. Nasir adalah menyiapkan anggaran minimal 10 persen untuk program-program kelas dunia, termasuk meningkatkan mobilitas mahasiswa dan dosen guna meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dia juga mengimbau kepada sivitas akademik untuk segera membangun hubungan kerja sama dalam program global mahasiswa dan dosen.

Prof. Nasir mengajak semua pihak untuk tidak hanya mengejar nomor satu, tetapi menjadi yang terbaik dalam segala hal. 

“kita jangan mengejar nomor satu, tapi jadilah yang terbaik. Dengan semangat baru mari kita aktualisasikan tujuan bersama,” ajaknya.

Selanjutnya, Prof. Nasir juga memberikan pesan kepada mahasiswa agar menjadi yang terbaik dan tidak berkecil hati.

“Jangan berkecil hati sebagai mahasiswa UIN, kita harus yakin menjadi yang terbaik. Dalam halalbihalal ini, jadilah orang yang membawa perubahan dan keberhasilan” ucapnya.

Dengan semangat baru dan komitmen untuk perubahan yang lebih baik, Prof. Nasir optimis bahwa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta akan menjadi pusat reputasi global yang gemilang di masa depan.i

(Aliffia Hafiizhah/Fauziah/Noeni Indah Sulistiyani)