Prodi PIAUD Gelar Konferensi Internasional Pendidikan Anak Usia Dini
Gedung Rektorat, BERITA UIN Online – Program studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) UIN Jakarta bekerja sama dengan Center of Excellence, Universitas Negeri Jakarta dan Victoria University of Wellington New Zealand menggelar Konferensi Internasional bertema “Enhancing Student Exellence and Well-being in Early Childhood Education: Practice and Strategeis” secara virtual, Kamis (19/8/2021).
Konferensi dibuka Rektor UIN Jakarta Amany Lubis dan diikuti oleh berbagai kalangan, baik akademisi, peneliti, pemerhati pendidikan maupun praktisi pendidikan. Juga tampak Dekan FITK Sururin serta para wakil dekan dan para kepala program studi.
Rektor Amany Lubis dalam sambutannya mengatakan, konferensi ini menjadi kesempatan yang baik dalam membangun kerja sama dengan instansi-intansi terkait guna mencari solusi berbagai permasalahan di dunia pendidikan.
“Insya Allah konferensi ini dapat memberikan banyak manfaat bagi semua murid, baik secara emosional maupun spiritual, dalam melakukan pembelajaran di masa pandemi,” katanya.
Dekan FITK Sururin mengungkapkan rasa senang dengan adanya konferensi ini karena dapat melakukan berbagai upaya dan solusi dalam mendidik anak usia dini.
Menurut Sururin, kekhawatiran saat ini munculnya lost learning, karena pada usia dini adalah usia emas untuk mengembangkan potensi diri. Jika tidak ada upaya untuk mengembangkan, maka kekhawatiran itu akan terjadi.
“Oleh karena itu upaya dan gerakan yang kita lakukan agar proses pendidikan, khususnya pendidikan anak usia dini, tetap terus berjalan,” ucapnya.
Salah satu pembicara dari Victoria University of Wellington Selandia Baru, Amarie Carnett, yang berbicara mengenai Intervensi di Lingkungan Kelas untuk Mempromosikan Perilaku ProSosial di antaranya mengatakan bahwa terdapat tiga tingkatan model dalam prevensi dan intervensi.
Pertama, pencegahan bersama, yakni memberikan dukungan dasar untuk bertingkah laku dan akademik. Kedua, pencegahan yang terarah, pada level ini dukungan berfokus pada pengembangan kebutuhan khusus yang dimiliki murid dengan cara mengelompokkan sesuai dengan kesamaannya.
Ketiga, pencegahan secara individual dan intensif, dukungan ini membutuhkan dukungan yang paling intensif karena menggunakan pendekatan individual dalam mengembangkan dan melakukan intervensi. (NS/Reporter: Fina Nahdiyana)