Pramuka UIN Jakarta Aktif Ikuti Rangkaian Kegiatan PWN Fisik dan Non Fisik
Gorontalo, BERITA UIN Online-- Pramuka UIN Jakarta yang beranggotakan 16 orang berperan aktif mengikut berbagai kegiatan Perkemahan Wirakarya Nasional Perguruan Tinggi Keagamaan (PWN PTK) ke-16 di hari ketiga bersama dengan kontingen PTK lainnya pada Selasa pagi (23/5/2023) di Bumi Perkemahan Kampus 2 IAIN Sultan Amai Gorontalo.
Dari pantauan Tim Berita UIN Online, terlihat rangkaian kegiatan begitu padat dari pagi hingga malam hari. Diawali dengan giat shalat Shubuh berjamaah dilanjutkan dengan kuliah subuh dan senam pagi ala Senam Mopobibi dari Gorontalo.
Pembina Pendamping (Bindam) Pramuka Putra UIN Jakarta Arief Arianto Aryadi SPsi saat ditemui di lokasi menjelaskan dalam PWN ini peserta mengikuti berbagai macam kegiatan. Di hari kedua usai pembukaan, katanya, peserta setiap kontingen dibagi dua untuk mengikuti berbagai kegiatan.
“8 orang melaksanakan kegiatan di sekitar bumi perkemahan (buper -red.) selebihnya melakukan kegiatan pengabdian masyarakat atau bakti desa di sekitar buper dan nanti akan ada rotasi,” ujar Arief.
Yang bertugas di buper, lanjut Arief, mereka dipecah lagi untuk disebar mengikuti beberapa kegiatan, seperti seminar materi Pramuka dan Penguatan Moderasi Beragama, Dialog Pemuda Lintas Iman dan Politik Identitas, dan materi Safe from Harm.
“Yang tidak ikut seminar, satu putra dan satu putri bergabung dengan perwakilan kontingen lain untuk mengikuti latihan tari khas Gorontalo, yaitu tari Lintheya dan Bintheya untuk persiapan tampil nanti ketika penutupan kegiatan,” imbuh Arief yang juga sibuk mengikuti rangkaian kegiatan untuk bindam.
Sementara, lanjut Arief, kegiatan bakti desa diikuti 8 perwakilan dari setiap kontingen, empat putra dan empat putri. Kegiatan pengabdian masyarakat ini, kata Arief, dibagi menjadi empat desa, yaitu Desa Daenaa, Desa Pentadio, Desa Tilihua, dan Desa Botubarani.
“Pramuka UIN Jakarta ditugaskan di desa Daenaa yang berjarak sekitar 13 km dari buper,” kata Arief.
Arif berharap dengan kegiatan ini peserta bisa belajar hidup mandiri dan berempati kepada lingkungan, memupuk jiwa sosial sebagai pelajaran bagi mereka bahwa Indonesia itu sangat luas, banyak saudara di tempat lain, bisa dapat ilmu dan bersyukur.
“Mereka sudah dapat teori, di sini bisa diterapkan dengan bertemu dan berhadapan langsung,” tandas Arief sembari menambahkan, ”Semoga kegiatan-kegiatan yang walaupun tidak bernilai prestasi tetap terus disupport agar manfaat UIN Jakarta lebih terlihat, dikenal dan dibutuhkan masyarakat,” tutup Arief.
Untuk memantau kegiatan bakti desa, Kepala Biro Administrasi Akademik dan Kemahasiswaan (AAKK) UIN Jakarta Priyono MPd, Kepala Bagian Kemahasiswaan Ikhwan Zubair, dan Kepala Sub Koordinator Bidang Bina Bakat Mahasiswa Yulia Handayani SE mendatangi langsung lokasi bakti desa Pramuka UIN Jakarta.
“Lokasinya mudah dijangkau, jalannya agak menanjak dan belum sepenuhnya diaspal, tanahnya berbukit, banyak pepohonan dan perkebunan sayuran serta sapi ternak warga. Di pinggir jalan, ada sungai kecil dengan airnya yang jernih menjadikan suasana begitu asri,” ujar Priyono.
Kendalanya, sambung Priyono, di daerah tersebut lemah jaringan internet bahkan tidak ada jaringan sama sekali, sehingga ada kesulitan menghubungi peserta.
Kegiatan Bakti Desa Memberikan Warna Baru bagi Warga
Sesampainya di lokasi, rombongan Biro AAKK disambut ketua Umpi Kontingen Pramuka UIN Jakarta Muhammad Raafi Aswinaputra diantar menuju rumah Kepala Desa Denaa yang menjadi posko bakti desa.
Raafi melaporkan, peserta bakti desa merasa nyaman dan aman melaksanakan tugas di Denaa dengan warganya yang ramah. Hari pertama, kata Raafi, tim bakti desa yang berjumlah 66 orang dari setiap perwakilan kontingen disambut kedatangannya oleh kepala desa dan warga sekira 30 orang.
“Selain warga, kita didampingi tim kesehatan, dan beberapa anggota TNI dan Polri,” ujar Raafi.
Kegiatan bakti desa, lanjut Raafi, dibagi dua kategori, yaitu fisik dan non fisik. Kegiatan fisik berupa bersih-bersih desa dari dari ujung ke ujung jalan desa, penanaman pohon, dan bedah masjid.
“Untuk kegiatan non fisik, yaitu Pramuka Mengajar, mereka disebar ke sekolah-sekolah sekitar desa untuk mengajarkan materi Cinta Tanah Air,” imbuhnya.
Saat pertemuan, Kepala Desa Denaa Jefri mengapresiasi kegiatan pramuka yang dilaksanakan di desanya. Menurutnya, warga sangat senang dengan kehadiran kontingen ini yang memberikan warna baru bagi desa mereka.
“Merupakan kehormatan bagi desa kami dipercaya untuk pelaksanaan kegiatan ini. Kami berusaha untuk membuat peserta bisa nyaman, aman, dan berbaur dengan masyarakat, walaupun masih banyak kekurangan tapi kami berupaya agar tujuan kegiatan ini terlaksana,” ujar Jefri.
Para peserta, lanjut Kades Jefri, ditempatkan di beberapa rumah warga untuk tinggal bersama mereka.
“Mereka makan bersama dengan natura yang sudah disediakan panitia,” imbuh Jefri.
Jefri juga menyampaikan bahwa Kota Aceh dijuluki Serambi Mekah dan Gorontalo itu Serambi Madinahnya. Di desanya sendiri, kata Jefri, 98 persen penduduknya adalah Muslim.
Jefri berharap kegiatan seperti ini dapat sering dilaksanakan di desanya untuk saling berbagi manfaat dan anak-anak Desa Denaa nanti bisa seperti mereka. (mf)