Pertemuan Jurusan KPI se-Indonesia Hasilkan Forkopis
Syahida Inn, UINJKT Online — Pertemuan Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN/IAIN/STAIN/STAIS se-Indonesia merupakan hal mendesak, mengingat jurusan ini belum memiliki forum untuk mengaktualisasikan diri. Hasil dari pertemuan ini, terbentuknya Forum Komunikasi Penyiaran Islam (Forkopis).
Ketua Panitia Drs Wahidin Saputra MA menyampaikan hal itu seusai Seminar Nasional “Media Massa, Partai Politik dan Kampanye Pemilu 2009” di Syahida Inn, Kamis (20/11).
Selain membentuk wadah KPI se-Indonesia, forum yang terbentuk ini berusaha menemukan solusi dari permasalahan jurusan KPI, seperti peminatnya yang sedikit, SDM lemah, landasan akademik kurang kuat dan prospek alumni tidak jelas.
“Pertemuan yang mendapat respon positif ini, semoga dapat menghasilkan rumusan strategi promosi, pembinaan mahasiswa secara baik dalam proses belajar dan praktikum. Forum ini juga sebagai wadah untuk tukar pengalaman dan informasi,” jelasnya.
Menurut Wahidin, tindak lanjut pertemuan ini, akan dilangsungkannya kongres 2009 yang bertempat di Jakarta. Kongres akan membahas tentang kepengurusan serta AD/ART organisasi.
“Mengenai itu, kami mendapat apresiasi dari Rektor Komaruddin Hidayat dan Dirjen Pendidikan Islam,” lanjutnya.
Pertemuan yang berlangsung dua hari 19-20 November itu, sepakat memilih Gun Gun Heryanto (UIN Jakarta) sebagai koordinator, April (STAIN Kediri) sebagai sekretaris dan Evi (UIN Yogjakarta) sebagai bendahara.
Sementara itu, hari kedua Pertemuan Nasional Jurusan KPI se-Indonesia dilanjutkan dengan Seminar Nasional “Media Massa, Partai Politik dan Kampanye Pemilu 2009”.
Seminar dibuka Pembantu Rektor Bidang Akademik Dr Jamhari Makruf MA. Turut hadir Staf Ahli Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Bidang Media Henry Subiakto, Wakil Ketua Umum DPP Partai Demokrat Achmad Mubarok, WAkil Ketua LPP-PKB Faisol Riza, Ketua Badan Humas DPP-PKS Ahmad Mabruri
Dalam keynote speech-nya Henry mengatakan, peranan pers dalam pemilu memang sangat dekat. Media massa mempunyai peran voters education, mengapa harus ikut pemilu, apa makna demokrasi bagi rakyat, terutama menyangkut sikap menerima kekalahan.
Peran media yang lain, lanjutnya, menyebarkan electorate Information berkaitan bagaimana tata cara penghitungan suara.
Sependapat dengan Henry, Corporate Secretary MNC Gilang Iskandar mengatakan, pada tahun 2004 media turut mensukseskan pemilihan presiden langsung yang baru pertama kali di Indonesia.
“Saat itu Ketua KPU Nazaruddin Syamsudin mengajak media berkumpul untuk membantu mensosialisasikan tata cara pencoblosan. Ini semua karena peran media yang besar,” ungkap Gilang.[]