Perkuat Dakwah di Medsos, Mahasiswa FDI Gelar Webinar Da'i Muda

Perkuat Dakwah di Medsos, Mahasiswa FDI Gelar Webinar Da'i Muda

Gedung FDI, BERITA UIN Online— Dewan Eksekutif Mahasiswa Dema Fakultas Dirasat Islamiyah (DEMA FDI) UIN Jakarta menggelar webinar bertajuk “Profesionalitas Da’i Muda di Masa Pandemi”, Sabtu (6/11/2021). Webinar diharap memberi wawasan bagi mahasiswa dalam berdakwah melalui media sosial (medsos).

Ketua DEMA FDI UIN Jakarta Wildan Rahmat Hidayat mengungkapkan webinar diselenggarakan menyusul pentingnya dakwah melalui medsos. Menurutnya medsos telah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat sehingga dinilai pantas menjadi sarana dakwah Islam.

“Kegiatan ini sangat bermanfaat karena akan mempelajari dan mengenalkan bagaimana cara kita berdakwah di media YouTube dan media lainnya, kita akan mengambil banyak ilmu dari narasumber serta cara kita mengamalkan ilmu yang kita dapatkan di Fakultas Dirasat Islamiyah,” terangnya.

Webinar sendiri menghadirkan narasumber yang memiliki pengalaman luas dalam dakwah di media sosial yaitu Ustaz Ibnu Kharish. Narasumber yang popoler disebut Ustadz Ahong ini merupakan pendiri media dakwah Bincang Syariah.

Dalam presentasinya, Ahong mengungkapkan, media sosial dalam berbagai platform-nya layak dilirik sebagai sarana dakwah. Ini karena popularitas media sosial di era kini, terutama di kalangan generasi milenial.

Dalam risetnya, tutur Ahong, rata-rata platfrom medsos populer di kalangan usia 18-35 tahun generasi milenial sehingga dari situ bisa terlihat sasaran dakwah. "Jadi, kalo mau membuat konten kreator kita harus menurunkan level kita dulu, siapa yang menjadi audience-nya," ungkapnya.

Popularitas medsos sendiri, jelasnya, selain ditopang perkembangan internet juga situasi kekinian masyarakat global seperti pandemi Covid 19. "Apalagi di masa pandemi semua berdampak di dunia digital,” jelasnya.

Hanya saja, Ahong menambahkan, para da'i yang ingin berdakwah di medsos harus memiliki perencanaan yang jelas. “Sebelumnya harus memikirkan dulu konsepnya, mau bikin konten visual atau tulisan. Tapi ya, YouTube itu lebih merajai dan orang Indonesia lebih cenderung dengan visual,” sarannya.

Platform Youtube, sambungnya, merupakan wadah yang menjanjikan untuk memulai berkonten ria. Ia bisa diisi berbagai materi seperti konten keseharian, pembelajaran bahasa Arab, atau merespon isu dan berita yang viral dan paling dibutuhkan audiens. Namun konten sebaiknya tidak bersikap menghakimi atas isu atau berita tertentu.

Terakhir, Ahong mengingatkan dakwah melalui medsos akan optimal jika ditopang konsistensi. “Bahwa konsisten itu perlu dan kontennya pun perlu dicoba dan dimulai. Dan diselingi dengan nilai dakwah Islam,” tuturnya. (FDI/zm)