Peringati Harlah ke-66, UIN Jakarta Gelar Istighasah dan Doa Bersama

Peringati Harlah ke-66, UIN Jakarta Gelar Istighasah dan Doa Bersama

Masjid al-Jamiah, BERITA UIN Online— Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta mengadakan agenda malam Tasyakkur berupa Istighasah dan doa bersama dalam rangka memperingati hari lahir-66 UIN Jakarta pada Rabu (12/7/2023) di Masjid Al Jamiah Student Center di kampus satu.

Kegiatan Istighasah dipimpin langsung K.H. Dr. Ahmad Sodiq M.A. selama 20 menit dan dilanjutkan pembacaan Surat Yasin, Tahmid, dan Tahlil oleh K.H. Dr. Ali Abdillah, M.A. Setelah itu, pembacaan doa dari K.H. Dr. M. Suryadinata, M.A serta ceramah K.H. Zulfa Mustofa.

Acara dihadiri langsung langsung pimpinan UIN Jakarta. Diantaranya Rektor Prof. Asep Jaepudin Jahar MA Ph.D, Warek Administrasi Umum Dr. Imam Subchi, Warek Kemahasiswaan Prof. Ali Munhanif, Warek Kerja Sama dan Kelembagaan Din Wahid Ph.D, Kepala Biro AUK Juanda Naim MH.

Dalam sambutannya, Rektor Prof. Asep menyampaikan agenda ini bertujuan menyucikan hati, memadukan pikiran, dan menetapkan tujuan untuk terus memajukan UIN Jakarta—melihat kilas balik atas jerih payah dan kerelaan mengabdi para pendiri yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia.

“Mari, kita berpikir ke depan sebagai bentuk perjuangan yang belum selesai. Semoga para mahasiswa terus perkuat dengan belajar demi UIN Jakarta, bangsa, dan negara. Saya tidak akan letih atau surut untuk untuk memajukan UIN Jakarta dalam aspek Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum (PTN-BH), digitalisasi, Green Campus, dan aset penting,” terangnya.

Dalam penyampaian tausiah, K.H. Zulfa Mustofa bangga UIN Jakarta mencetak tokoh hebat, seperti para pemikir, musaqqaf, cendekiawan, kiai, katib, atau tokoh publik. Menurutnya, jika ada orang menganggap lulusan UIN Jakarta semacam cendekiawan kelas tiga atau dua di Indonesia, maka yang bersangkutanlah tidak mengikuti perkembangan zaman.

“Sejak banyaknya mahasiswa dari Timur Tengah, lulusan UIN sering dipandang sebelah mata. Pasti ada kelebihan dan kekurangannya. Kelebihan akademisi UIN adalah diajak berpikir kritis dan diajarkan at-tahlil al-ijtima’i alias melakukan analisis sosial, sehingga nantinya bisa mengontekstualisasi teks Al-Qur’an, Hadis, atau Kutubut Turats,” ujarnya.

Selanjutnya Kyai Zulfa mendorong para mahasiswa UIN Jakarta untuk serius menuntut ilmu sambal tetap menghiasai diri dengan akhlak mulia. “Jaga nama baik dari sisi keilmuan juga akhlak,” pesannya. (Foto-Foto: Dita Rahmadhani/Kalacitra & Teks: Fayza Rasya/ZM)